INSIDEN

45.9K 640 40
                                    

Hosshh hosshhh

Deru nafas kencang dan menggebu dari seorang gadis yang tengah berlari sekuat tenaga menghindari dua orang laki-laki bertubuh gempal yang tengah mengejarnya. Sesekali Shera---nama gadis itu---menengok ke belakang untuk memastikan lebih lanjut apakah dua sosok itu masih membuntutinya.

Ingin rasanya berhenti karena sudah tidak mampu berlari. Lagipula dua penculik itu gendut sekali. Pasti kesusahan mengejarnya yang mudah melenggang ke mana-mana. Lihat saja, saat ini mereka yang bertampang seperti preman itu tertinggal seratus meter di belakangnya. Shera sempatkan tersenyum sombong yang membuat dua calon penculiknya semakin terpacu.

Kakinya terus melesat sampai tiba di pelataran luas dengan deretan mobil dan kendaraan. Terdapat gedung besar dengan tinggi menjulang seolah akan mencakar langit. Langkahnya mengayun tanpa ragu. Menghampiri sosok pria matang yang tengah menatap heran ke arahnya. Shera langsung bersembunyi di balik tubuh laki-laki itu dengan sedikit mengintip.

"Kenapa, Ra?" tanya orang yang digunakannya sebagai tempat persembunyian sambil sedikit menengok ke belakang. Shera mendesis menyuruh orang itu diam.

Kemudian menyuruh pria itu menatap depan dengan garang saat dua laki-laki penculik datang mendekat. Keduanya tampak begitu kelelahan.

"Tuh, dua orang itu mau culik aku, Omm." kata Shera dengan merengek dan menunjuk dua oknum itu.

Dewa, om nya, langsung menatap tajam ke arah keduanya. Sepasang orang jahat itu ciut seketika. Menunjukkan jati diri mereka yang hanya merupakan penculik gadungan. Dipelototi sedikit saja sudah takut.

"Jangan berani sentuh ponakan saya. Atau leher kalian saya patahin."

Si calon penculik semakin takut. Keduanya melipir meninggalkan Shera dan om nya. Tanpa memikirkan lagi keinginan keduanya untuk menculik gadis itu. Di pikirannya akan mudah menculik gadis SMA. Dan dari tampangnya, Shera tampak seperti anak orang kaya. Semakin memicu dua orang itu untuk membawanya kabur untuk mendapatkan uang tebusan. Tapi batal setelah melihat seberapa menyeramkan nya paman dari gadis itu.

Shera bertepuk tangan dengan gembira. Membuat Dewa berbalik badan dengan senyum yang sama seperti gadis muda itu.

"Om Dewa keren! Penculiknya langsung takut." decak kagum dilayangkan siswi SMA itu. Masih dengan raut berbinar-binar dari wajahnya.

Dewa hanya tertawa kecil. Menarik tubuh keponakannya untuk dipeluk. Sambil berkata, "Lain kali hati-hati kalo ada orang asing. Ga setiap saat om bisa bantuin kamu. Makanya kamu harus bisa jaga diri ya,"

"Siap, Om!" Shera mengangkat tangan menunjukkan pose hormat. Menikmati pelukan om nya yang semakin erat melilit.

"Kenyal." batin Dewa. "Cuma kurang besar. Mungkin harus beberapa kali remas supaya mengembang."

"Tetek Shera masih kayak anak SMP."

————
jangan marah ya readers karena up cerita baru tapi ga ada update buat cerita yg udah ada WKWKWKK. soalnya tiba-tiba kepikiran cerita kayak gini.

masukin perpus dulu aja nanti dilanjut. othor akan kabur sebelum didemo

PS : jangan komen salah lapak atau akan dihapus!

OM DEWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang