udah diteror fans nya Shera sama si om. baikk
disarankan baca nanti aja. atau abis lebaran wkwkkk. ada kata-kata prontal seperti biasa soalnya😆
VOTE KOMEN JANGAN LUPA! ENJOYYY!
-————
Pagi yang cerah seperti biasa. Tidak ada yang ke luar rumah atau mendekam di dalam kamar. Dua manusia keponakan dan pamannya itu sibuk menyantap roti panggang dengan selai favorit masing-masing. Mata Dewa mengamati Shera yang tengah menjilati selai stroberi yang jatuh di telapak tangan gadis itu. Batangnya menegang hanya dengan menyaksikan pemandangan itu.
"Ra, mau nonton film ga?"
"Film apa, Om?"
Dewa berdeham kecil sambil menelan makanannya. Ragu-ragu ia menjawab. "Emm film biru." ujarnya setelah beribu pertimbangan.
"Film biru? Filmnya warna biru semua gitu? Kayak Avatar dong. Kayak kartun Krishna juga." Shera yang belum mengerti maksud omnya hanya mengaitkan dengan tontonan berwarna biru yang pernah ia lihat. Dalam pikirannya mungkin salah satu tontonan itu yang dimaksud Dewa.
Pamannya menghela napas. Seharusnya ia mengatakan yang normal-normal saja kepada Shera. Kenapa juga ia selalu lupa akan kepolosan gadis SMA itu yang melebihi anak SMP kelas satu. Mengobrol dengan Shera itu selain membuat batangnya tegang, juga membuat ototnya ikut menegang.
"Bukan, Ra, bukan film kayak gitu."
"Trus kayak apa?"
"Film nya bisa bikin bayi."
"IHH, AKU MAU BAYIII!!" Shera memekik semangat sambil mengangkat tangannya. Gadis itu langsung berdiri dan bergelayut pada pamannya.
"Ayoo om Dewa kita nontonnn." rengeknya sambil berusaha menarik Dewa berpindah dari tempat duduk laki-laki itu.
Dengan pura-pura tak mau, Dewa menuruti kemauan keponakannya itu. Setelah menyantap gigitan terakhir roti di tangannya, pria matang itu membawa Shera ke sofa depan televisi. Menyambungkan layar datar itu dengan pemutar video ehem ehem yang dimilikinya.
Sebelum film dimulai, pasangan om dan keponakan itu lebih dulu menata posisi duduk. Diputuskan Dewa duduk bersandar di sofa sementara Shera juga bersandar namun pada dada laki-laki dewasa itu. Tangan kiri Shera nangkring di gundukan besar milik om nya sambil diusap-usap. Si om membalas dengan sesekali meremas kecil payudara keponakannya.
Film biru yang dimaksud Dewa itu pun dimulai. Adegan awal menunjuk sebuah kamar dengan dua orang di atas tempat tidur. Posisi orang dalam video itu sama dengan posisi si penonton. Pemeran laki-laki menempelkan punggung pada kepala ranjang, lalu sang pemeran perempuan menggunakan dada laki-lakinya untuk bersandar.
"Om Dewa, kalo kayak gitu udah bisa bikin bayi?"
Dewa menjawab dengan gelengan. "Itu belum mulai, Ra." Shera mengangguk-angguk paham. Mata gadis muda itu menatap penuh tayangan yang ada di depan matanya. Ia menikmati posisinya saat ini. Apalagi kepalanya diusap-usap Dewa dengan lembut.
Lima menit berlalu tapi film itu belum menunjukkan maksud utamanya. Dan hal itu membuat Shera bosan. Beberapa kali ia mengalihkan pandangan dan mengubah posisi kepala. Mulai dari menabrak dada om nya, sampai meletakkan kepala dengan posisi miring dengan bantal dada bidang laki-laki dewasa itu.
"Om, aku ngantuk." ujarnya sambil mendongak menatap Dewa.
Ucapan keponakannya langsung membuat Dewa khawatir. Bukan khawatir akan rasa ngantuk Shera karena menunggu lama, tetapi khawatir takut batal menonton film sesuai keinginannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
OM DEWA
RomanceDewa si CEO kaya yang tiba-tiba kepincut gadis muda. Gadis menggemaskan bernama Shera, masih menginjak sekolah menengah atas tingkat kedua. Tentu umurnya dengan sang gadis sangat jauh berbeda. Meski demikian, umur tua ia abaikan. Dengan keteguhan ha...