Part 1

7.8K 371 14
                                    

Terdapat empat orang pemuda yang tengah berada di sebuah ruangan yang berantakan dan cukup kotor, mereka berempat masih menggunakan seragam sekolah dan juga disela-sela jari salah seorang dari mereka terdapat sebuah rokok.

"Sampai kapan kita tetap disini?" tanya pemuda berketurunan cina.

"Sampai di jemput sama guru kesayangan," jawab pemuda berkulit Tan.

Jangan salah sangka, guru kesayangan yang dimaksud itu adalah guru BK.

"Kelamaan, mending nampakin diri aja," sahut lainnya.

"Lu kira setan nampakin diri," timpal pemuda lainnya yang sendari tadi diam.

Pemuda berkulit Tan itu bangkit dan menginjak puntung rokoknya yang tinggal setengah hingga mati. "Ayo ke kantin, paling bentar lagi bel," ajak pemuda itu.

Mereka berempat berjalan keluar dari gudang menuju ke kantin, mereka berjalan diiringi dengan candaan yang keluar dari mulut pemuda berkulit Tan tadi dan juga ucapan pedas dari pemuda keturunan cina itu.

"Mau pesan apa?" tanya pemuda keturunan cina, Narendra Delvin Julian.

"Apa aja," jawab Haikal Chandra Mahardika, pemuda berkulit Tan tadi.

"Oke, buat lu gua pesenin batu sama kayu."

"Jahat banget sama gua."

"Bodo." Kemudian Naren bangkit dan berjalan menuju ke stand penjual tanpa menghiraukan Haikal yang terus menggerutu.

"Gua mau nanya," ucap Haikal.

"Nanya apa?" tanya Adrian Javier Revindra.

"Bayangin kalo kiamat terjadi pas hari Jumat dan ada negara yang masih hari Kamis, itu kiamat nya bakal gimana? Terobos aja atau nunggu negara itu sampe hari Jumat?"

"Please kalo ngasih pertanyaan yang berbobot dikit kal," sahut Nathaniel Jevano Kavindra, kembaran Javier tapi sifatnya sangat jauh berbeda dengan Javier.

"Menurut gua ini udah berbobot kok pertanyaannya."

"Mata lu noh berbobot," sahut Naren, dia meletakan nampan berisi makanan keatas meja.

"Apa sih, lu itu gak diajak," ucap Haikal sambil menatap Naren sinis.

"Yaudah, lu bayar sendiri makanannya."

Haikal yang mendengar itu sontak saja langsung menempel kepada Naren. "Jangan gitu dong sama bestie sendiri, lu kan baik ren."

"Li kin biik rin," cibir Naren.

Jevano yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala, untung dirinya kuat berteman dengan mereka berdua yang selalu bertengkar seperti Tom and Jerry.

Sedangkan Javier, dia asik memakan makanannya tanpa memperdulikan keributan yang dilakukan oleh Haikal dan Naren, nanti dia akan ikut nimbrung saat perutnya sudah kenyang.

"Tinggal sat set aja ngapain nungguin segala, kelamaan kalo nunggu," ucap Javier.

"Ternyata sama aja, gak bisa berharap lebih sama lu," ucap Naren.

"Ngapain berharap lebih? Emang lu pacar-pacar gua?"

"Dasar Playboy cap kadal."

"Gapapa, yang penting muka gua mirip dilan."

"Muka gua yang mirip member nct aja cuma diem," sahut Haikal.

Naren yang mendengar ucapan Haikal langsung memasang wajah julid nya. "Siapa yang ngomong kaya gitu? Kayak nya tuh orang perlu gua ruqyah deh atau gua suruh ke dokter mata aja sekalian, siapa tau matanya minus yakan?"

ABOUT HAIKAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang