Part 20

2.3K 234 43
                                    

Hari ini semua berjalan dengan lancar seperti biasanya, tidak ada yang spesial. Saat Haikal tengah berjalan di koridor dia tidak sengaja berpapasan dengan Naren dan juga si kembar. Dia bisa melihat ada sorot kebencian di mata Naren untuknya, dia memaklumi kemarahan dan kebencian Naren kepadanya.

"Pembunuh, mending lu mati aja sana!" ucap Naren pelan tepat ditelinga Haikal. Tidak ada yang mendengar ucapan Naren karena Naren berucap dengan pelan.

Haikal tersenyum tipis mendengar bisikan Naren kepadanya. "Tunggu aja, nanti juga bakal nyampe ke lu kok kabarnya," balas Haikal.

"Cih," decih Naren. Naren tersenyum sinis mendengar balasan Haikal, "gua tunggu kabar itu dateng, kalo bisa sih secepatnya," ucap Naren.

"Lu gak perlu khawatir."

Setelah itu Naren membuang muka lalu berjalan meninggalkan Haikal di koridor, murid-murid yang melihat itu dibuat penasaran dengan apa yang dibicarakan oleh Naren dan juga Haikal.

"Ngapain liat-liat? Gua tau kalo gua itu ganteng, jadi gak usah liatin gua sampe segitunya kali," teriak Haikal. Ucapan Haikal sontak mendapat sorakan dari murid-murid yang berada di koridor.

Haikal berjalan menuju ke taman belakang sekolah setelah mendapatkan pesan dari Ryuna kalau gadis itu sudah berada disana.

"Udah lama nunggunya?" tanya Haikal sambil mendudukkan dirinya di sebelah Ryuna.

Ryuna melirik sinis kearah Haikal, "gua udah nungguin lu dari tiga puluh menit yang lalu," jawab Ryuna.

"Sorry deh, gua tadi ada urusan maklum orang sibuk."

"Bacot Haikal, jadi lu ngajakin gua kesini mau ngomong apa?"

"Lu tau kan kalo gua suka sama lu?" Haikal menatap kearah Ryuna intens, sedangkan Ryuna yang ditatap oleh Haikal berusaha untuk tidak salting. Ryuna menganggukkan kepalanya, "Gua tau, lu ngajak gua ketemu cuma buat ngomong kaya gini doang?"

"Enggak. Gua suka sama lu, gua gak minta lu buat jadi pacar gua sekarang tapi kalo lu mau sekarang juga gua ikhlas kok, ikhlas banget malah. Bisa gak kalo gua minta sesuatu sama lu?"

"Itu sih maunya lu, minta apa?"

Haikal menyodorkan sebuah flashdisk dan empat surat kepada Ryuna. "Ini surat buat Naren, Javier sama Jevano tenang aja buat lu juga ada kok, spesial buat lu. Tolong kasih ini ke mereka bertiga."

Ryuna menerima flashdisk dan surat itu, dia menatap Haikal dengan raut wajah bingungnya. "Kenapa lu gak ngasih sendiri aja ke mereka bertiga?"

"Gua gak bisa ngasih ke mereka secara langsung, lu tau sendiri kan hubungan gua sama mereka lagi gak baik jadi gua minta tolong ke lu buat ngasih ke mereka."

"Oh gitu, yaudah nanti gua kasih ke mereka."

"Makasih. Gua juga mau pamitan sama lu, setelah ini gua mau pergi dari sini."

"Pergi kemana?"

"Gak tau, liat aja nanti."

"Gua boleh kan nemuin lu?"

"Boleh dong, masa gua ngelarang cewek cantik kaya lu buat nemuin gua. Nanti lu boleh nemuin gua di rumah baru gua."

Ryuna memalingkan wajahnya saat mendengar ucapan Haikal. "Apaan sih lu, gombal banget."

"Haus gak?"

"Iyaa."

"Cari minum yuk, kita keluar."

"Kan di kantin ada, lu mau ngajak gua buat bolos ya?"

"Enggak, mana berani gua. Biar gua aja yang nakal lu jangan, kita nyari minum di depan sekolah aja, gak jauh kok."

ABOUT HAIKAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang