Part 23

2.2K 210 23
                                    

Setelah membaca surat dari Haikal, kini Jevano berada di rumah Naren tentu saja Javier juga ikut walaupun dia tidak tau apa yang terjadi. Mereka tengah berada di kamar Naren, sendari tadi tidak ada yang mengeluarkan suaranya sama sekali.

Jevano menghela nafasnya sebelum berbicara. "Huftt, gua mau ngomong sesuatu," ucap Jevano memecahkan keheningan.

"Ngomong aja," ucap Naren.

"Ini tentang Haikal."

"Kalo lu mau bahas tentang pembunuh itu lebih baik lu pergi dari rumah gua."

"Tapi ini penting!"

"Pergi, keluar dari rumah gua!"

"T-tapi..." ucapan Jevano terpotong oleh bentakan Naren.

"GUA BILANG KELUAR YA KELUAR! GUA GAK MAU BAHAS APAPUN YANG MENYANGKUT TENTANG PEMBUNUH ITU!" bentak Naren.

Javier yang melihat kondisi yang mulai tidak kondusif pun menarik tangan kembarannya untuk keluar dari kamar Naren, Jevano tentu saja tidak terima karena dirinya ditarik begitu saja oleh Javier.

"Lu apa-apaan sih?!" tanya Jevano sambil menyentak tangan Javier yang memegang tangannya.

"Gua tau pasti lu mau ngomong sesuatu yang penting tapi jangan sekarang, biarin Naren nenangin dirinya dulu baru setelah itu kita ngomong sama dia lagi," ucap Javier berusaha untuk memberikan penjelasan kepada kembarannya.

"Yaudah, ayo pulang," ajak Jevano.

Untung saja Jevano pengertian, jadi tidak sulit untuk membuatnya mengerti. Mereka berdua pun masuk kedalam mobil, Javier langsung melajukan mobilnya meninggalkan rumah Naren, didalam mobil tidak ada yang mengeluarkan suaranya.

"Emang apa yang mau lu bahas sama Naren? Kenapa bawa-bawa nama Haikal?" tanya Javier.

Bukannya menjawab pertanyaan dari Javier, Jevano malah balik bertanya. "Lu udah baca surat yang dikasih Naren tadi?" tanya Jevano.

"Enggak, gua buang paling juga dari fans-fans gua yang isinya pernyataan cinta," jawab Javier santai.

Mendengar jawaban dari Javier yang kelewat santai itu rasanya Jevano ingin menjitak kepala Javier sambil berteriak bodoh tepat di telinga Javier. Sungguh, kenapa dia bisa memiliki kembaran seperti Javier? Kenapa juga dia mau berbagi rahim dengan makhluk sejenis Javier.

"Naren gak akan mungkin mau nerima surat kaya gitu dari fans lu, sebelum ngasih surat itu pasti fans lu udah kena semprot duluan sama dia," ujar Jevano.

Javier termenung setelah mendengar ucapan Jevano. Benar, Naren tidak akan pernah mau menerima surat dari para fansnya. Fansnya juga pasti tidak ada yang berani berbicara langsung dengan Naren karena pasti mereka akan mendapatkan kalimat-kalimat pedas yang keluar dari mulut Naren.

Sesampainya di rumah, mereka berdua langsung kembali ke kamarnya masing-masing. Javier langsung mencari surat yang dia buang ke tempat sampah, dia penasaran dengan isi surat itu dan siapa yang menulisnya.

Setelah menemukan apa yang dia cari, Javier pun berjalan menuju ke meja belajarnya. Dia mendudukkan dirinya di kursi lalu membuka surat itu dan mulai membacanya.

Gua tau mungkin lu gak akan sudi buat baca surat ini setelah semua yang terjadi, tapi gua berharap lu baca surat dari gua. Gua cuma mau bilang makasih, makasih udah jadi temen gua dan selalu dengerin semua curhatan gua. Gua sempet kecewa karena lu gak percaya sama gua but it's okay. Gua maklum kok kalo lu masih gak bisa percaya sama gua, ya gimana ya kan kita baru aja kenal kurang lebih empat tahun, lu juga udah kenal lebih dulu sama Naren jadi wajar aja lu gak percaya sama gua.

ABOUT HAIKAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang