Part 11

2.3K 227 6
                                    

Disaat Haikal tengah mengeluarkan semua ocehannya kepada Johnny, Johnny malah hanya diam sambil memperhatikan Haikal yang mengoceh dengan bibir yang mengerucut lucu. Bisa-bisanya anak ini terlihat sangat menggemaskan saat sedang seperti ini, dia jadi mengingat Arumi yang sama persis dengan Haikal saat sedang berbicara panjang lebar. Haikal itu Arumi dalam versi laki-laki.

"Om denger gak sih gua ngomong apa?" tanya Haikal kesal sambil berkacak pinggang.

"Hm, Daddy mendengarnya," jawab Johnny.

Mungkin karena lelah mengoceh sendari tadi, Haikal mendudukkan dirinya di sebelah Johnny dan tanpa sadar Haikal menyandarkan kepalanya di bahu Johnny. Johnny pun refleks mengelus kepala Haikal yang menyandar di bahunya.

* Jangan kalian kira ini humu ya njing! Mian, watashi jadi ngegas.

Mungkin jika ada yang melihatnya akan mengira bahwa itu adalah momen yang sangat manis diantara ayah dan anak, nyatanya hubungan mereka tidak semanis itu bahkan bisa di bilang tidak akrab.

Manuel yang melihat pemandangan itu pun langsung membuang muka kearah lain, tidak ingin melihat pemandangan itu lebih jauh lagi. Pemandangan yang menurut orang-orang terlihat amat sangat manis tapi tidak untuknya.

"Cih," decih Manuel.

Johnny yang menyadari kedatangan Manuel pun bertanya tanpa menoleh, "kamu sudah pulang?" tanya Johnny.

"Ya, seperti yang Daddy tau," jawab Manuel malas.

"Ganti pakaianmu lalu makan siang."

Walaupun Johnny tidak mencintai Joy setidaknya dia tetap menyayangi kedua anaknya yang lain, bagaimana pun mereka itu tetap darah dagingnya.

Tanpa membalas ucapan Johnny, Manuel langsung naik keatas menuju ke kamarnya.

Sedangkan Haikal kini sudah memejamkan matanya dengan nafas yang teratur, pertanda bahwa pemuda manis itu tengah tertidur. Pelan-pelan Johnny mengangkat tubuh Haikal dan membawanya menuju ke kamar pemuda itu.

Sesampainya di kamar Haikal, Johnny menaruh Haikal diatas kasur dengan perlahan. Setelah itu, dia menarik selimut hingga sebatas dada lalu mengelus kepala Haikal yang membuat pemuda itu menggeliat, mungkin sedikit terganggu karena usapan di kepalanya.

"Saat tertidur seperti ini terlihat sangat manis, polos serta menggemaskan berbeda saat matanya terbuka, dia terlihat seperti iblis kecil yang menyebalkan," gumam Johnny sambil memperhatikan wajah Haikal.

Tidak ingin kehadirannya mengganggu tidur Haikal, Johnny pun memutuskan untuk keluar dari kamar anaknya.

***

Tidak tau apakah Haikal ini sedang tidur atau cosplay menjadi mayat, dari siang belum juga bangun sampai sekarang.

Matahari kini sudah berganti dengan bulan yang di temani oleh bintang-bintang yang juga ingin menampakkan dirinya diatas langit malam.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuat Haikal menggeliat tapi dia masih enggan untuk membuka matanya. Sedangkan orang yang mengetuk pintu tengah menahan kesal karena sang pemilik kamar tidak kunjung membukakan pintunya.

"Woy anak sialan, cepetan bukain pintunya atau gua dobrak!" teriak Zidan dari luar kamar sambil terus mengetuk pintu dengan keras.

Haikal yang terganggu dengan suara teriakan dan juga ketukan pintu pun membuka matanya, dan dengan langkah malas dia berjalan menuju ke pintu untuk mengetahui siapa yang menggangu waktu tidurnya.

"Apa sih babi?!" tanya Haikal kesal, karena acara tidurnya terganggu.

"Ck, ngapain sih lu harus balik kesini lagi? Udah bagus juga kalo lu gak balik lagi." Bukannya menjawab pertanyaan Haikal, Zidan malah menggerutu tidak jelas.

ABOUT HAIKAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang