Part 21

2.3K 232 24
                                    

Kini Ryuna tengah menunggu Haikal yang sedang di periksa oleh dokter, untung saja jantung Haikal masih berdetak walaupun lemah. Saat di ambulans, Haikal sempat henti jantung namun masih bisa diselamatkan. Dia sudah menghubungi keluarga Haikal agar mereka datang ke rumah sakit, jujur dia takut jika terjadi sesuatu kepada Haikal.

Terdengar suara langkah kaki mendekat, dia bisa melihat seorang pria dan wanita paruh baya yang berjalan mendekat dengan raut wajah panik yang begitu ketara dan dibelakangnya terdapat dua orang pemuda yang ia yakini sebagai saudara Haikal.

"Bagaimana keadaan Haikal?" tanya Joy.

"Haikal sedang di periksa oleh dokter tan," jawab Ryuna.

"Bagaimana ini bisa terjadi?" kini giliran Johnny yang bertanya.

"Tadi kami keluar dari sekolah untuk membeli minum lalu Haikal berjalan ke seberang jalan untuk membeli permen kapas, saat Haikal ingin kembali menyebrang tiba-tiba saja ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dan mobil itu menabrak tubuh Haikal hingga Haikal terlempar cukup jauh," jelas Ryuna.

"Pasti lu kan yang minta Haikal buat beli permen kapas?" tuduh Zidan.

"Bukan, gua aja gak tau kalo Haikal mau beli permen kapas," bantah Ryuna.

Manuel hanya diam, tidak mengeluarkan suaranya sama sekali walaupun di dalam hatinya dia juga merasa khawatir dengan keadaan Haikal. Akhir-akhir ini mereka berdua cukup dekat sebagai saudara, walaupun Manuel masih enggan mengeluarkan banyak suara. Menurutnya Haikal adalah orang yang seru dan juga mudah akrab dengan orang lain, siapa pun yang dekat dengan Haikal akan merasa nyaman.

Kemudian pintu ruang UGD terbuka, memperlihatkan dokter yang baru saja keluar dari ruangan itu. "Dok, bagaimana keadaan anak saya?" tanya Joy.

"Kami mohon maaf kepada tuan dan nyonya, kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan nyawa anak kalian tapi sepertinya Tuhan berkehendak lain. Saudara Haikal telah meninggal dunia tepat pukul 15.30 pada tanggal 25 November 2022," jawab dokter.

"Suster tolong catat tanggal kematiannya. Saya turut berduka cita, kalau begitu saya permisi karena ada pasien lain yang harus saya tangani."

Ryuna dan Joy yang mendengar itu langsung menitihkan air matanya, mereka berdua benar-benar tidak menyangka kalau Haikal pergi secepat ini. Sedangkan Johnny, dia terlalu shock sampai tidak bisa berkata-kata. Anaknya pergi meninggalkannya, padahal tadi pagi dia masih melihat anaknya tersenyum ceria tanpa beban dan tadi pagi Haikal masih tertawa karena berhasil membuat Zidan kesal bukan main karena ulahnya.

Mereka semua masuk kedalam ruang UGD untuk melihat Haikal untuk yang terakhir kalinya. Ryuna masih tidak percaya akan hal ini, mungkin jika tadi adalah kali terakhir melihat Haikal pasti dia akan menghabiskan banyak waktu bersama Haikal. Dia masih ingin terus melihat senyum dan tawa dari seorang Haikal yang begitu candu baginya, senyum dan tawa indah yang membuat orang-orang disekitarnya juga ikut tersenyum dan tertawa. Jika waktu bisa di putar kembali, dia akan menahan Haikal untuk tidak pergi.

"Jadi ini alasan lu pamit ke gua kalo lu mau pergi," ucap Ryuna dengan air mata yang mengalir. "Kenapa lu ninggalin gua, katanya lu suka sama gua? Lu gak kasian liat ibu lu nangis? Ayo bangun Haikal, jangan tinggalin gua," lanjutnya.

Setelah mengatakan itu Ryuna memilih keluar dari sana untuk memberikan waktu kepada keluarga Haikal dan juga untuk menenangkan dirinya.

"Haikal, bangun sayang. Kenapa ninggalin Tante? Katanya Haikal sayang sama Tante, ayo bangun dong anak baik," ucap Joy. Joy mengelus lengan Haikal yang terluka. "Ini sakit kan? Sini biar Tante obatin, tapi Haikal harus buka matanya dulu," lanjut Joy dengan air mata yang mengalir di pipinya.

"Jagoannya ayah, kenapa ninggalin ayah, nak? Haikal gak sayang lagi sama ayah? Sekarang Haikal udah ketemu sama bunda kan? Haikal seneng ya ketemu bunda? Ayah cuma mau bilang kalau ayah sayang sama Haikal, ayah bakal berusaha buat ikhlasin Haikal, tenang disana ya jagoan," ucap Johnny lalu mencium kening Haikal dengan air mata yang mengalir di pipinya.

"Bangun brengsek! Kenapa lu pergi secepat ini hah?! Katanya lu mau punya Abang dan sekarang lu udah punya Abang. Gua bakal berusaha buat jadi Abang yang baik buat lu, gua bakal perlakuin lu sama kaya Manuel. Katanya lu mau main PS bareng gua, ayo sekarang kita main nanti gua bakal ngalah sama lu biar lu seneng," ucap Zidan.

"Gua bakal benci sama lu kalo lu gak buka mata lu sekarang. Cewek yang tadi itu orang yang lu suka, kan? Pinter juga lu milih ceweknya. Gua gak tau mau ngomong apa lagi, sekarang lu udah ketemu bunda lu, yang tenang disana. Gua sayang sama lu, bang," ucap Manuel.

***

Kini Ryuna tengah berada di pemakaman Haikal, dia memakai pakaian serba hitam dan juga kacamata hitam untuk menutupi matanya yang sembab akibat banyak menangis.

Banyak yang datang ke pemakaman Haikal, mulai dari guru-guru, kolega bisnis ayahnya dan juga teman-teman Zidan dan Manuel. Kemana teman-teman Haikal? Mereka tidak tahu akan berita kematian Haikal, bahkan semua murid di sekolah mereka belum ada yang tahu, kecuali Ryuna. Yang mereka tau hanya ada sebuah kecelakaan yang terjadi di depan sekolah mereka.

Satu persatu orang-orang mulai meninggalkan makam, kini tinggal Ryuna yang masih berada di sana. Orang tua dan juga saudara Haikal sudah pulang karena tadi tiba-tiba saja Joy pingsan. Ryuna berjongkok di sebelah makam Haikal, tanpa aba-aba air matanya jatuh.

"Jadi ini kal rumah baru yang lu maksud?" tanya Ryuna, walaupun dia tau Haikal tidak akan menjawab pertanyaannya. "Jujur kal, gua sebenernya juga suka sama lu tapi gua takut kalo lu cuma bercanda doang sama gua karena lu selalu keliatan gak serius waktu bilang suka sama gua. Gua pulang dulu kal, kapan-kapan gua kesini lagi," pamit Ryuna.

Kemudian Ryuna bangkit dan berjalan meninggalkan area pemakaman. Berat memang saat ditinggalkan oleh orang yang kita sayang tapi takdir tidak ada yang tahu, tuhan yang menentukan sedangkan kita yang menjalankan.

Sesampainya di rumah, Ryuna masuk kedalam kamarnya. Tiba-tiba saja matanya menangkap sebuah kertas dan flashdisk yang berada di meja belajarnya, dia pun berjalan mendekat lalu dia membuka kertas yang bertuliskan namanya.

To : Ryuna, cewek cantik kesayangan Haikal ganteng.

Sebenarnya gua malu buat nulis surat kaya gini kesannya kaya anak kecil yang lagi jatuh cinta, tapi demi lu gak papa deh. Gua ikhlas buat neng Ryuna tersayang, ceilah gaya amat gua.

Ryuna terkekeh saat membaca bait pertama dari surat uang yang di tulis Haikal.

Jangan ketawain gua! pasti sekarang lu lagi ketawain gua gara-gara gua nulis surat ginian. Kalo lu udah buka surat ini berarti gua udah pergi jauh, jangan nangis, gua gak suka. Gua gak tau mau nulis apa buat lu, yang harus lu tau gua selalu sayang sama lu. Gua tau kok kalo lu juga suka sama gua, jangan malu-malu gitu.

"Sok tau," gumam Ryuna.

Kalo selama ini lu nganggep gua bercanda waktu ngomong suka sama lu, lu salah. Gua serius, gua juga sampe mikir gimana kalo kita nikah nanti, kalo anak kita perempuan pasti cantik kaya lu, kalo laki-laki udah jelas ganteng kaya gua. Gila kan gua?

Oh iya, gua titip temen-temen gua ya, jangan nangisin gua kalo gua gak ada. Lu jadi jelek kalo nangis, gua mau liat lu selalu senyum karena senyum lu itu manis dan gua suka. Udah dulu deh, gua bingung soalnya mau nulis apa lagi.

Pertanda

Haikal tampan kesayangan Ryuna.

Ryuna terkekeh dengan air mata yang mengalir di pipinya saat membaca surat dari Haikal. Haikal dan sifat tengilnya tidak pernah hilang, tapi sifat itulah yang akan ia rindukan nantinya.

____________________________

Jangan lupa vote & komen
Sorry kalo banyak yang typo

Next?

ABOUT HAIKAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang