Part 12

2.3K 219 3
                                    

Hari ini adalah hari paling tidak di sukai dan di hindari oleh semua murid tanpa terkecuali, begitu juga dengan Haikal karena hari ini adalah hari Senin.

Yang membuat malas itu saat upacara bendera, amanat dari kepala sekolah yang cuma membahas seputar itu-itu saja dan juga ada mata pelajaran yang paling di hindari semua murid yaitu, matematika dan fisika. Tak tau punya masalah apa yang membuat jadwal, sampai matematika di satukan bersama fisika.

"Lama amat dah," dumel haikal.

Bagimana Haikal tidak menggerutu, sampai Naren yang berada di sebelahnya jengah sendiri, karena kepala sekolahnya sendari tadi memberikan amanat tidak juga kunjung selesai.

"Bapak ada pengumuman penting untuk kalian," ucap kepala sekolah.

"Libur satu bulan ya pak?" tanya Haikal.

"Itu sih mau kamu. Sekolah akan mengadakan acara kemah di hutan, semua murid di haruskan untuk ikut jika tidak bisa ikut harus memberi alasan yang jelas dan jangan lupa untuk meminta izin orang tua masing-masing. Nanti akan dibagikan surat permohonan izin untuk kalian, tolong nanti di berikan kepada orang tua kalian," jelas kepala sekolah.

"Pak, kalo gak punya orang tua gimana? Mau ijin ke siapa?" tanya Haikal.

"Ke penunggu rumah aja, biar setannya gak panik nyariin," jawab kepala sekolah.

"Kan bapak lu masih ada kal," ucap Javier.

"Ya emang masih ada, gua kan cuma nanya doang."

"Emang lu di bolehin pergi?" Gimana ya, Javier takut kalau Haikal tidak di perbolehkan untuk ikut, nanti dia kesepian kalau tidak ada Haikal. Btw, Haikal sudah bercerita kepada temen-temennya kalau dia sudah bertemu dengan ayahnya.

"Boleh, kalo gak boleh gua tinggal kabur aja."

"Kabur-kaburan mulu lu kaya anak perawan," cibir Naren.

"Biar drama dikit."

"Nggak usah banyak drama, idup lu aja udah kebanyak kan drama kal."

"Drama apa tuh bang? Indosiar kah atau FTV?" sahut Javier sambil menarik turunkan alisnya.

"Diem gak lu!" ucap Naren dengan mata melotot kearah Javier.

"Damai ren damai, kan kita ini bestie sehidup semati."

"Ogah gua sehidup semati sama lu." Setelah mengatakan itu, Naren berjalan meninggalkan teman-temannya, dia mau ke kelas saja daripada terus berdiri di lapangan, upacaranya saja sudah selesai dari tadi.

"Emang gak ada adab anaknya si Cakra," ucap Haikal.

"Bacot kal," ucap Jevano sambil berjalan menyusul Naren.

"Hah? Gua di katain bacot sama Jevano? Wah gak bener nih, padahal kan gua kalem."

"Ya emang lu banyak bacot kal," sahut Javier.

"Gua itu termasuk jajaran anak-anak kalem di sekolah ini tau."

"Iyain aja udah, ayo ke kelas," ajak Javier sambil merangkul pundak Haikal.

Mereka pun berjalan menuju ke kelas sambil rangkul-rangkulan dan bernyanyi lagu opening Doraemon. Orang-orang di koridor yang melihat mereka nahan gemas karena kelakuan mereka, bagimana tidak gemas? Waktu mereka berjalan itu rambutnya tuing-tuing gitu. Kalau sedang seperti ini mereka tuh gemesin abis, tapi kalau reognya keluar ya gitu, menyebalkan sampai membuat orang sakit kepala.

Di tengah jalan Haikal bertemu dengan gebetannya, Ryuna namanya. Ryuna itu orangnya cantik tapi jutek abis.

"Eh Ryuna, mau kemana?" tanya Haikal. Sedangkan Javier sudah kembali ke kelas, males dia liat Haikal bucin.

ABOUT HAIKAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang