Prolog

601 45 0
                                    

Adanu mengendarai mobilnya, melewati jalanan kota yang mulai sepi. Badannya terasa lelah seusai seharian berkutat dengan pekerjaannya sebagai ahli IT. Kantuk pun mulai menderanya, namun ia harus bertahan hingga rumah kosnya yang masih dua puluh menit lagi.

Entah mengapa semakin lama Adanu mengendarai mobilnya, rasanya semakin tidak nyaman. Seperti ada yang salah dengan mobil sedan lawas itu. Hingga pada akhirnya, mobilnya berhenti tepat di daerah yang cukup sepi.

"Kenapa lagi ni mobil butut ?"

Adanu segera turun dari mobil, mengecek kondisi luar siapa tahu ban mobilnya yang bermasalah. Namun tidak, ban mobilnya baik-baik saja. Dia segera menuju ke depan mobil, membuka kap mobil. Adanu mengecek apa yang salah, tapi sungguh dia tidak mengerti apapun soal mesin.

Adanu menghembuskan nafas kasar, dia bergegas menuju ke dalam mobil untuk mengambil ponselnya. Tapi mungkin hari ini hari sialnya, ia lupa kalau ponselnya kehabisan baterai saat keluar dari mobil lain. Yang lebih menyedihkan lagi dia lupa membawa charger.

Adanu mengacak rambutnya hingga berantakan. Ia sudah sangat lelah sekarang mobilnya mogok pula. Adanu berfikir untuk berjalan kaki tapi masih cukup jauh untuk sampai ke kosnya.

Adanu memandang ke sekeliling. Ia berada di jalan utama, namun kondisinya sangat sepi. Bahkan setelah beberapa menit disana ia belum melihat satu pun kendaraan yang lewat. Ketakutan pun mulai menghampirinya. Ia bukan takut pada yang tak terlihat, dia justru takut pada manusia. Bagaimana jika tiba-tiba ada yang merampoknya.

Otaknya pun mulai memikirkan hal-hal buruk, membuat dirinya panik untuk sesaat. Adanu duduk pada trotoar, kantuknya yang semula meghampiri seketika menghilang.

Disaat Adanu sudah mulai pasrah, terlihat sorot lampu mobil yang mendekat ke arahnya. Adanu mendongakkan kepalanya saat sebuah mobil berhenti di depannya. Ia segera berdiri untuk melihatnya.

Seorang pria bertubuh lebih pendek darinya nampak turun dari mobil sedan yang Adanu sadari merupakan keluaran brand mahal. Matanya memicing untuk melihat sosok yang berjalan ke arahnya. Silau dari lampu mobil membuatnyabhanya terlihat seperti bayangan hitam saja.

Hingga pria itu datang mendekat dan berdiri tak jauh darinya. Adanu mengerutkan dahinya karena merasa asing dengan sosoknya.

"Mas Danu ?"

_________

San 🐨

Off My FaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang