Waktu telah berganti malam, tapi baru pukul tujuh. Adanu membuka ponselnya, seharian ini ia terlalu sibuk dengan pekerjaan hingga tak sempat barang sekedar membuka ponsel. Ada satu pesan masuk menyita perhatiannya. Adanu membuka pesan itu, rupanya dari Jake dan pesannya sudah dari tadi siang.
Jake
Lo lagi free gak mas ?"Pasti dia minta temenin ke cafe"
Adanu pun membalas pesannya meski sudah terlambat.
Sorry tadi gue sibuk sama kerjaan
Lo udah pulang ?Adanu menunggu untuk beberapa menit. Tapi tidak juga ada balasan. Mungkin Jake sibuk atau malah sudah pulang. Ia pun akhirnya memutuskan untuk membereskan barang-barangnya dan bermaksud untuk pulang ke rumah.
________
Jake membaringkan tubuhnya di tempat tidurnya. Matanya terpejam, tidak tidur, hanya sekedar menutup mata untuk meredakan lelah. Namun, bukannya reda tapi lelahnya semakin terasa. Pikirannya di penuhi dengan berbagai macam permasalahan yang tengah ia hadapi. Pening di kepalanya pun belum hilang.
Hari ini banyak hal yang terjadi. Permasalahan di rumahnya belum usai, hari ini ia harus menghadapi masalah lainnya. Bertemu Adanu dengan seorang wanita. Bukan jadi masalah jika Jake tak ada rasa pada Adanu. Namun, Jake terlanjur menaruh hati pada Adanu, hanya melihat Adanu bersama orang lain membuatnya sesak.
Jake ingin marah, tapi ia tak punya hak. Ia hanya orang baru yang tiba-tiba datang dalam hidup Adanu. Tapi bukankah wanita itu juga orang baru. Entahlah. Jake tak mau menipu dirinya sendiri. Dirinya takut, takut jika Adanu akan lebih memilih wanita dibanding dirinya yang notabene seorang laki-laki seperti Adanu.
Jake sadar bahwa Adanu adalah laki-laki normal sebelum bertemu dengannya. Meskipun Adanu telah mengungkapkan jika ia memiliki rasa untuk Jake namun itu tak bisa lantas begitu saja Jake percaya. Bisa saja Adanu hanya berfikir dangkal terhadap apa yang ia rasakan. Bisa saja ketika Adanu bertemu dengan wanita yang tepat, Adanu akhirnya- ah entahlah. Kepala Jake rasanya berat hanya memikirkan kakak temannya itu.
Jake bangkit dari baringnya. Ia berjalan meraih ponselnya di atas nakas. Satu pesan nampak di layar ponselnya, dari Adanu. Jake hanya meliriknya sekilas lalu melempar ponselnya ke atas tempat tidur, lalu ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
__________
Adanu mengirim satu pesan pada Jake. Lagi dan lagi tak ada balasan. Sudah beberapa hari, lebih tepatnya tiga hari tidak ada kabar dari pujaan hatinya. Pesan dan panggilan dari Adanu pun tak ada yang dibalas. Tentu hal itu membuatnya cemas, takut jika terjadi sesuatu pada Jake.
Adanu pun tak bisa menemui Jake di hotel, beberapa hari ini ia selalu pulang cepat karena harus menjemput Janu. Malamnya pun ia harus mengurus pekerjaan kantor. Adanu pun merasa tak tenang, hingga membuatnya tak fokus di kantor.
"Lo kenapa sih Dan ? Beberapa hari ini kayanya lo gak fokus kerja"
Abdi yang mejanya tepat berada di samping Adanu rupanya menyadari kondisi Adanu.
"Gak papa mas. Cuma emang lagi banyak pikiran aja"
"Lagi ada masalah sama gebetan lo"
Abdi memang sudah mengetahui perihal ini. Tapi hanya sebatas Adanu punya orang yang tengah didekatinya. Soal identitasnya, Abdi tidak tahu. Adanu menolak untuk bercerita, meski ia tahu Abdi akan dengan terbuka menerima, tapi Adanu tidak ingin ada yang tahu. Cukup hanya dirinya dan Tuhan yang tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Off My Face
FanfictionSequel dari "JAGAD" Heeseung sebagai Adanu Ekawira Jake sebagai Jake Adhitama