Part 8

140 26 1
                                    

Jake kembali ke rutinitasnya sebagai seorang direktur hotel. Hari ini ia cukup sibuk. Bukan untuk melakukan pertemuan apalagi berkas. Hari ini dia pergi mengecek setiap bagian di hotel.

Sebagai direktur ia tidak ingin hanya duduk di ruangannya, menunggu laporan bawahan, bertemu petinggi lainnya, atau cuma tanda tangan saja. Jake juga ingin tahu bagaimana karyawannya bekerja. Apakah pekerjaan mereka dikerjakan dengan baik ? Apakah ada masalah atau kendala ? Apa karyawannya punya usulan atau keluhan ?

Jake juga ingin mendekatkan dirinya dengan karyawan dari posisi paling atas hingga paling bawah. Ia bahkan telah melakukannya sejak ditetapkan sebagai direktur dua tahun lalu. Menjadi direktur di usia muda tak mudah baginya, ia harus mengumpulkan kepercayaan para petinggi dan juga karyawannya, membuktikan bahwa ia layak menjadi seorang direktur.

Jake tidak ingin di cap sebagai atasan yang hanya memanfaatkan statusnya sebagai putra pemilik untuk mendapat jabatan tinggi begitu saja. Meskipun nyatanya itu adalah sebuah fakta. Ia awalnya juga ingin memulai segalanya dari bawah. Tapi ayahnya yang menetapkannya. Jake tak bisa apa-apa, selain bekerja keras untuk membuktikan bahwa ia bisa dan pantas.

_________

Jake berbaring di sofa ruangannya. Acara inspeksinya baru selesai saat waktu menunjukkan pukul tiga siang. Ia bahkan melewatkan makan siangnya demi melakukan pekerjaan ini. Jake hanya mencicipi sedikit tadi saat di dapur restoran. Setelahnya ia tak makan apa-apa.

Tok ! Tok ! Tok !

Mega masuk sembari membawa segelas teh hangat untuk Jake. Mega menaruhnya di meja kemudian ikut duduk di sofa seberang.

"Minum teh lo dulu"

Ucapan Mega membuat Jake bangkit dari baringnya.

Jake menyesap teh yang dibawa Mega.

"Lo gak laper ? Gue minta orang resto buat bikinin lo makan ya ?"

Mega nampak menatap Jake khawatir.

"Gak usah. Gue gak apa-apa. Tadi udah ngicip dikit di dapur resto"

Tolak Jake meskipun sebenarnya perutnya terasa kosong.

"Tapi lo mana kenyang. Apalagi habis ini lo bilang mau lembur"

Mega sebenarnya selalu mengkhawatirkan Jake. Bahkan jika dia ingat, Jake lebih tirus dari dulu saat pertama kali Mega bertemu dengannya.

"Ya nanti kalo laper gue bisa minta OB bawain makan. Atau bisa delivery lah nanti"

"Serius nih ? Mumpung gue masih disini lo gak mau gue aja yang nyariin ?"

"Gak. Lo balik aja"

"Yaudah. Gue ngecek berkas bentar abis itu pulang. Gue masih di luar sampe jam setengah lima kalo lo butuh apa-apa"

"Hm"

Mega pun akhirnya meninggalkan ruangan Jake. Sementara itu, Jake kembali membaringkan tubuhnya sebelum bertemu tumpukan berkas.

_________

Jake telah menyelesaikan satu lagi berkas yang perlu ia periksa. Dan masih ada beberapa lagi yang tersisa.

Jake menyandarkan punggungnya pada kursi. Helaan nafas panjang terdengar dari dirinya. Jake memejamkan mata guna mengurangi lelah yang mendera.

Badannya terasa pegal, ia pun sepertinya mulai merasa pening. Perutnya yang kosong semakin terasa menyiksa. Matanya juga terasa berat. Jake lapar, lelah, mengantuk, tapi masih ada pekerjaan yang perlu ia selesaikan.

Drrt drrt

Ponselnya bergetar. Tanda satu panggilan masuk. Matanya melirik sekilas. Jake segera menegakkan tubuhnya saat menyadari siapa yang menelfonnya. Jake buru-buru mengangkat panggilan itu.

Off My FaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang