Part 1

435 45 2
                                    

Suara musik yang mengalun dari lagu yang diputar diradio menemani perjalanan sore ini. Adanu dengan mobil bututnya menyusuri jalan kota yang mulai ramai karena jam pulang kantor.

Adanu sesekali mengetuk setir, mengikuti alunan musik. Kepalanya pun ikut mengangguk, dengan bibir menggumamkan lirik dari lagu yang diputar.

Empat puluh menit lebih Adanu mengendarai mobilnya. Akhirnya ia sampai di daerah perkantoran. Gedung-gedung tinggi menyambutnya dengan ratusan orang berlalu lalu lalang. Adanu memarkirkan mobilnya di area parkir yang tersedia di area itu.

Adanu lantas berjalan menyusuri trotoar menuju salah satu gedung. Sebuah perusahaan penerbitan yang cukup terkenal di kota ini. Ia berdiri di depan gedung tinggi itu sejenak. Adanu kemudian memutuskan untuk berdiri tak jauh dari pintu masuk lobi kantor untuk menunggu seseorang.

_________

"Gak usah Yas, aku bisa naik ojek online kok"

Janu sibuk dengan panggilannya dengan Yasa saat sampai di lobby kantor.

"Kamu langsung pulang aja"

"Gak Jan, gue jemput lo dulu. Pokoknya jangan kemana-mana lo tunggu di kantor oke"

Janu mencebik pelan, dia lelah menjelaskan pada Yasa bahwa dia baik-baik saja sendirian. Bertahun-tahun berteman dengan Yasa, Janu terkadang tidak suka dengan sifat protektif Yasa yang satu itu.

"Terus aku harus nunggu kamu berapa lama ? Rumah sakit sampe kantorku kan jauh. Apalagi sekarang udah jam pulang kantor, pasti macet"

"Tenang. Gue cari jalan pintas kalo lo gak mau nunggu di kantor, lo tunggu di cafe deket kantor"

Janu menghembuskan nafas pelan, ia semakin berjalan menuju pintu lobby. Matanya tiba-tiba menangkap sosok seseorang yang dia kenal. Senyumnya seketika mengembang.

"Yas, kamu langsung pulang aja. Mas Danu jemput"

"Beneran ? Gak bohong kan ?"

"Bener Yasa Mahadri. Aku kirim fotonya kalo gak percaya"

"Gak usah. Oke, kalo gitu hati-hati ya. Besok gue yang anter ke kantor"

"Hm. Kamu juga hati-hati"

Janu pun mengakhiri panggilannya.

Janu menghampiri sang kakak yang telah menunggunya.

"Mas Danu !"

Adanu yang mendengar panggilan Janu pun sontak berbalik dan mengumbar senyum padanya.

"Udah lama mas"

"Belom. Ya ada kali, seperempat jam"

"Oh. Yaudah yok. Keburu tambah sore ntar malah kejebak macet lagi"

"Mampir makan dulu ya, sekalian nunggu biar jalan agak lega"

"Yaudah kalo gitu"

__________

Janu dan Adanu singgah di sebuah rumah makan sederhana tak jauh dari kantor Janu. Keduanya mampir untuk mengisi perutnya yang kelaparan sekalian menunggu jalan lebih lenggang.

"Mas Danu jadi pindah ?"

"Iya Jan. Udah capek kerja disana, gaji ditunda mulu. Kerja rodi tiap hari"

Janu tertawa pelan.

"Yah anggep aja pengalaman mas. Jadi, nanti gak kaget kalo gitu lagi"

"Iya juga sih. Jangan sampe deh dapet perusahaan kaya gitu lagi"

Off My FaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang