Part 5

165 22 0
                                    

Tok ! Tok ! Tok !

"Mas Danu ! Bangun mas !"

Janu mengetuk pintu kamar Adanu beberapa kali. Tidak mendapat respon dari pemilik kamar, Janu pun memutuskan untuk masuk ke kamar. Beruntung saja kamar tidak dikunci.

Janu lantas menghampiri kakaknya yang masih bergumul di dalam selimut lalu menggoyangkan badannya pelan.

"Mas ! Mas Danu ! Bangun mas !"

Adanu yang merasa tidurnya diganggu pun mulai menggerakkan badannya. Berguling ke samping lalu bangkit dari baringnya hingga terduduk.

"Bangun mas ! Ayok sarapan !"

"Hm"

Setelah memastikan Adanu tidak kembali tidur, Janu pun meninggalkan kamar dan kembali ke ruang makan.

Adanu turun ke bawah setelah mencuci mukanya. Ia menuju ruang makan untuk sarapan. Di ruang makan sudah ada Janu yang tengah menata makanan untuknya.

Adanu lantas duduk di kursi dimana sudah ada piring berisi nasi goreng dengan telur mata sapi di atasnya. Adanu pun segera menyantapnya. Sembari mengunyah makannya, ia memperhatikan sang adik yang justru asyik dengan ponselnya dan tidak sarapan.

"Gak sarapan Nu ?"

Janu yang merasa diajak bicara mengalihkan pandangannya dari ponsel.

"Udah tadi mas sama mama papa"

Adanu mengangguk paham.

"Terus mama sama papa kemana ?"

Tanya Adanu yang tidak melihat keberadaan kedua orang tuanya pagi ini.

"Itu ke rumah pak RT bantu-bantu buat acara nanti malem"

Adanu pun hanya ber-oh ria.

Adanu memutuskan untuk kembali menyantap sarapannya. Sementara Janu masih sibuk dengan ponselnya.

Tak lama, Janu pergi meninggalkan ruang makan dan menuju ke lantai atas. Adanu tak menghiraukannya.

Adanu selesai sarapan saat Janu kembali ke ruang makan dengan pakaian yang lebih rapi.

"Mau kemana ?"

Tanya Adanu pada adiknya.

"Mau jalan sama Yasa. Dia minta ditemenin nyari kado buat mamanya"

"Em"

"Oh ya Mas, ini"

Janu menyerahkan selembar kertas dengan beberapa lembar uang.

"Apaan ?"

"Tadi mama pesen, minta Mas Danu buat belanja bulanan. Nanti kalo uangnya kurang pake uang mas dulu"

Adanu hanya menatap cemberut ke arah uang dan kertas berisi daftar belanjaan di atas meja.

"Kenapa aku sih ? Kenapa gak kamu aja ? Sekalian keluar"

"Janu perginya lama, gak tau kapan baliknya. Lagian mas paling gabut di rumah, ya kan ?"

Adanu mendengus sebal.

"Nanti telfon mbok sri aja kalo misal gak tau belanjaannya atau ajak mbok sekalian aja biar enak belanjanya"

Adanu hanya diam sambil mengangguk tanda dirinya paham.

"Yaudah, Janu pergi ya. Yasa dah di depan"

Janu pun pergi usai berpamitan pada Adanu dan Mbok Sri.

"MAS ! NANTI PAKE MOBIL PAPA AJA ! KUNCI DI MEJA KAMAR PAPA !"

Off My FaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang