29. SIDANG ( 2 )

405 34 37
                                    

*29.

        ❀𖤣𖥧𖡼⊱✿⊰𖡼𖥧𖤣❀

( A/n. Isi part ini fiksi. Tidak berhubungan dengan siapapun, pihak manapun ataupun lembaga manapun.

Tidak bermaksud menyinggung, meremehkan, merendahkan, hanya murni imajinasi untuk literasi).


Arini Pradita Diningrum

Sudah aku duga persidangan ini akan berjalan alot. Meski kami memiliki Fahri sebagai saksi kuat, yang melihat kejadian tidak senonoh itu tapi karena bukti CCTV tidak ada yang menguatkan bahwa Fahri berada di tempat kejadian maka ...

"Jika memang Fahri ada di tempat kejadian, mengapa di CCTV tidak ada yang menunjukkan dia masuk area pabrik!

Apakah dia bisa teleportasi dan tiba-tiba muncul?" Yohanes, pengacara Alvaro tampak berapi-api menentang bukti-bukti.

"Dan dari alat bukti elektronik dari chatingan, telfon, dan video call adalah bukti jelas jika mereka melakukannya atas dasar suka sama suka!"

"Keberatan , Yang mulia!" pekik Rivano keras-keras. Aku menghela napas. Ternyata kak Arkha benar.

"Bagaimana mungkin ada dua alat bukti elektronik yang berbeda! Pasti nomor Arabella telah dikloning dan bukti chatingan itu di rekayasa!"

"Saudara Rivano! Ini belum waktunya anda bicara!" teriak Yohanes tak kalah keras. Palu persidangan sampai di ketuk-ketuk untuk menenangkan advokad dan pengacara yang tengah berdebat itu.

Arabella tertunduk, tubuh mungilnya gemetaran. Dengan BISINDO ia nyatakan: sudah saya bilang, kita pasti kalah. Kita mundur saja.

Aku menjawab : man jadda wajaddah. Meski aku sendiri ragu. Ternyata kak Arkha benar.

" Dalam UU no 11 tahun 2008, tentang informasi dan transaksi elektronik atau kita sebut dengan UU ITE, alat bukti elektronik memang bisa jadi dasar hukum, Dek.

Tapi koneksi keluarga Alvaro itu orang-orang kuat, bisa saja keadaan di balik.

Saya hanya khawatir kalian dituntut balik, atau keselamatan kalian terancam.

Stop urusi hidup orang lain, Dek. Stop terlibat dalam drama hidup orang lain!"

Terngiang ucapan kak Arkha. Akankah jadi nyata?

"Paralegal saya akan memberi bukti-bukti bahwa nomor Arabella di kloning."

Mataku fokus pada perempuan cantik yang membantu Rivano, memakai stripe shirt dengan garis horizon. Terlihat begitu ramping dan jenjang, meski tanpa hijab dengan rambut model power chop, memberikan berkas-berkas. Ini babak penentuan Rivano membela Arabella.

"Ini adalah bukti-bukti bahwa nomor Arabella di kloning.

Arabella tidak menerima telfon ataupun pesan sama sekali sebelum persidangan.

Dan lokasi nomor Arabella berbeda. Kami mengunakan aplikasi ...( Rivano menyebut salah satu aplikasi untuk ponsel android )."

Suara Rivano menggema di persidangan. Semua tampak tegang. Apalagi saat Rivano menggunakan telfon Arabella.

"Saya akan tunjukkan jika nomor Arabella di sadap."

Aku perhatikan Rivano menekan ihack. Pasti dia menekan bintang (* ), tagar ( # ), lalu dua angka kode, lalu tagar ( # ).

Radit adikku pernah mengajariku cara mengetahuinya. Dan saat di loudspeaker nyata terdengar,

Panggilan sedang di alihkan.

ⓂⒺⓃⒹⒶⓀⒾ ⓀⒶⓀⒾ ⓁⒶⓃⒼⒾⓉTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang