Bercerita tentang dua kakak beradik yg kehilangan ibunya di usia yg masih kecil dan memiliki ayah yg selalu memukul dan mengutuk anaknya..
Seorang kakak yg dipaksa tegar dalam menghadapi pahitnya kehidupan dan menjaga adeknya dari perilaku buruk ay...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hyung, nanti kita langsung pulang atau ada kegiatan lain hyung?" Tanya huening.
Soobin berhenti dari makannya. "Hmm.. Entahlah, nanti kalo ada hyung hubungi huening ya.. Kita pulangnya bareng, ya.."
Beoumgyu melihat soobin yg duduk di depannya. Ia bergantian melihat dua jung bersaudara ini. Beoumgyu menatap perihatin. "Tiang listrik, lu kalo nggak kuat lebih baik pulang cepat aja.."
Huening langsung menoleh ke hyung ya. "Hyung lagi sakit ya? Apanya yang sakit..?" Tanya huening cemas.
Soobin menatap tajam beoumgyu. Ia bertelepati dengan beoumgyu. Awas aja lu nanti ya. Arti tatapan soobin ke beoumgyu. Beoumgyu hanya mengedikkan bahunya. Ia tak ingin soobin sakit karena bisa berimbas ke banyak hal.
Huening menggoyang kan tangan soobin. "Hyung.." Panggil huening yg terdengar rengekan.
Soobin menoleh ke dongsaeng nya itu. "Hueningie... Hyung baik baik aja.. Coba nih sentuh dahi Hyung.." Ucap soobin sembari mendekatkan wajahnya ke huening.
Huening meletakkan tangan nya ke dahi soobin dan ia tak merasakan panas sedikitpun. Huening menghela nafas lega. "Beneran Hyung nggak apa apa?" Tanya huening sekali lagi.
Soobin tersenyum sembari mengangguk pasti. "Yuklah, dihabisin makanannya.. Entar lagi bunyi bel loh.."
"Euung..." Saut huening. Ia kembali fokus dengan makanannya.
Beoumgyu menatap tak suka soobin yg berbohong kepada adeknya. Ia bertelepati lagi dengan soobin melalui ekspresi nya. Cih, ya iyalah nggak panas. lu kan lagi pusing bukan demam. Di kibulin aja adeknya. Itulah kira kira arti dari ekspresi beoumgyu yg terlihat oleh soobin.
Soobin tersenyum menampilkan smirk nya ke beoumgyu. Beoumgyu mendengus kesal. Ia memalingkan mukanya dari soobin.
Soobin masih tersenyum penuh kemenangan, ia mengelus lembut rambut huening. Huening yg sedang makan menoleh ke Hyung nya dan tersenyum hingga pipi chubby membulat.
Jam istirahat telah habis, soobin dan beoumgyu mengantarkan huening ke kelasnya yg berada di ujung koridor.
"Hyung ke atas dulu, ya.." Pamit soobin.
"Iya Hyung..."
"Hueningie... Nanti kalo mau nunggu tiang listrik ini, hueningie main aja sama taehyun ya.. Jangan sendiri sendiri.." Peringatan beoumgyu yg sering melihat hueningie sendirian ditemani game nya. Beoumgyu masih heran dengan adeknya tiang listrik ini, entah ia tak punya teman atau memang sibuk main game. Masih jadi misteri bagi beoumgyu.
"Ya udah, masuk gih.." Ucap soobin ke dongsaeng itu yg tak henti henti nya tersenyum. Ketahuilah, senyuman huening lebih murah dari pada permen.
"Iya Hyung..." Jawab huening. Ia masuk kelas dan duduk paling depan dekat jendela.