Aku pergi, Soobin hyung..

250 33 14
                                    

Soobin terduduk lemas di bangku taman sekolahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soobin terduduk lemas di bangku taman sekolahnya. Dadanya sesak dan penuh. Ia tak henti henti mengusap poninya keatas. Ia ingin berteriak melepaskan kemarahan dan kekecewaannya pada takdirnya. Soobin yg merasa frustasi terkekeh kecil. "Kenapa!!! Kenapa semuanya meninggalkanku.. Kenapa orang yg aku sayangi tak ada yg menetap di sisiku? Kenapa, Tuhan? Kenapa Engkau tega sekali..."

Sesak di dada semakin bergemuruh hingga yg ditahan-tahannya akhirnya meleleh juga. Soobin menangis terisak isak di taman yg sepi itu. Ia menunduk dalam dengan tangannya yg menutupi sebagian wajahnya. "Aku tidak kuat lagi.. Aku lelah.. Aku capek.. Aku ingin istirahat dari kehidupan yg tak pernah adil padaku dan adekku.." Gumam soobin lirih. Ia masih menangis terisak isak hingga seseorang memeluk dirinnya dan membawa kepalanya ke dada si pemilik sentuhan hangat itu. Seketika soobin terhenti lalu ia bertambah kencang tangisnya.

"Menangislah sepuasmu, sayang.. Tidak apa apa, menangislah hingga sesak di dadamu mereda.. Kamu tak perlu sok kuat lagi dan menyembunyikan lukamu.. Jadikan aku tempat bersandarmu.." Ucap karina penuh kelembutan. Ia elus penuh kasih sayang pucuk kepala soobin.

Soobin memperdalam pelukannya. Ia tumpahkan semua kegelisahan dan kesedihan yg menumpuk di hatinya. Karina hanya bisa mengusap surai hitam soobin. Karina ikut menitikan air mata mendengar isakan isakan kecil soobin yg mengiris hatinya.

🌻🌻🌻

Hueningkai berlari lari kecil mengitari taman bunga liar di sepanjang jalan. Angin sepoi-sepoi memainkan anak rambutnya menambah ketampanan lelaki bersurai coklat itu. Bahkan cahaya matahari yg cerah serta udara yg sejuk membuat hueningkai ingin berlama lama disini. Ia mengambil satu buga daisy yg tampak mencolok diantara bunga bunga liar yg berwarna cerah.

Hueningkai mengambil beberapa tangkai bunga daisy. Setelah cukup banyak, ia ikat dengan rumput liar hingga terbentuklah sekuntum bunga daisy yg sangat indah dimatanya. Hueningkai tersenyum senang. Ia berdiri dan mengedarkan matanya mencari sosok eomma nya.

"Eomma...!!!" 

Jisoo yg duduk dibawah pohon rindang melambaikan tangannya. "Eomma, disini sayang.."

Hueningkai berlari kecil hingga sampai di hadapan eomma nya. Hueningkai tersenyum cerah. "Ini untuk eomma.."

Jisoo menerima bunga itu dengan wajah yg bersemu. Bagaimana tidak anaknya yg dulu setinggi pinggangnya sekarang jauh lebih tinggi darinya. Anaknya telah tumbuh besar. Jisoo tersenyum manis. "Terimakasih, hueningkai.. Bunganya sangat cantik.."

Hueningkai terkekeh malu. "Sama sama eomma.. Tapi lebih cantikan eomma, hehehe.."

Jisoo menggandeng tangan anaknya lalu berjalan berdua kemana kaki mereka melangkah. Mereka saling bertukar senyum dan sesekali mengelus punggung tangan anaknya. "Hueningie, kamu tahu kan? Eomma sangat menyayangimu dan Hyung hueningkai juga.. "

HYUNG (SooKai) 💧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang