Jung Hueningkai

169 19 1
                                    

Soobin menatap lama mata adeknya itu, dadanya terasa amat sakit mendengar apa yg dikatakan orang yg paling disayanginya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Soobin menatap lama mata adeknya itu, dadanya terasa amat sakit mendengar apa yg dikatakan orang yg paling disayanginya itu. Air mata yg ia bendung dari tadi, perlahan menetes membasahi pipinya. "Kamu sebenarnya kenapa hueningie? Katakan kepada hyung sekarang juga? Kenapa bisa kamu berpikir seperti itu, hah?"

"Aku.. Aku capek, hyung.. Dunia ini terlalu kejam buat ku.. Semua orang membenciku.. Aku tidak diharapkan dan tak berguna.. Aku hanya beban.. Aku hanya bisa membawa kesialan.. Aku ingin sekali dihargai oleh orang-orang.. Aku ingin dianggap kalau keberadaan aku ini bukan aib dan pembawa sial, hyung.. Hyung tidak akan mengerti apa yg aku rasakan.." Balas hueningie dengan suaranya yg sedikit tinggi.

Soobin terhenyak, ia seperti disambar petir. Ia melangkah pelan mendekati hueningie. "Aga.. Jangan katakan lagi.. Kamu adalah harta paling berharga bagi hyung.. Kamu adalah separuh nyawa hyung, Hueningah.. Jangan lakukan hal yg bisa menyakiti dirimu sendiri.. Kalo kamu lagi marah, ayo pukul aja hyung.. Tapi tidak dengan melukai dirimu sendiri ya.." Ucap soobin pelan.

Hueningie memandangi Hyung nya yg telah bercucuran air mata. "Hyung, katakan padaku apa aku pantas untuk dicintai dan dihargai, Hyung.."

Soobin mempertautkan dahinya dengan dahi hueningie. "Kamu pantas, aga.. Kamu adalah anak kesayangan eomma kita.. Hyung, berjanji.. Tidak akan meninggalkan kamu sendirian, kemanapun itu.."

Hueningie mengangguk. "Hyung, hueningie kangen sama eomma.." Rengeknya lirih.

"Sudah ujian awal semester kita ke makam eomma ya.."

"Janji.." Pinta hueningie.

Soobin mengangguk. Ia menjauhkan dirinya dan mengangkat jari kelingking nya.

Hueningie menautkan jari kelingking nya ke jari kelingking soobin.

Soobin menggenggam tangan hueningie. Ia melanjutkan perjalanan pulang mereka dan tak lama kemudian mereka telah sampai di rumah mereka.

Soobin dan hueningie telah bebersih. Mereka telah mengganti pakaian mereka dengan pakaian. Hueningie telah rebahan di kasurnya. Soobin keluar dari kamar mandi sembari mengeringkan rambutnya yg basah.

"Hyung, bagaimana hubungan Hyung dengan nuna karina?" Tanya hueningie sembari menghadap ke hyungnya itu.

Soobin segera menoleh ke hueningie. Ia tersenyum tipis. "Baik baik aja, aga.."

"Hmm... Baguslah.. Sekali kali, Hyung pergilah jalan ama nuna.. Nuna tampak kesepian tau.."

"Ya.. Tapi aga juga harus ikut.."

HYUNG (SooKai) 💧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang