Tahun tahun berlalu begitu cepat membawa banyak pelajaran hidup yg dapat dipetik. Soobin pun yg awalnya remaja yg cengeng sekarang telah berubah menjadi orang dewasa yg dapat diandalkan oleh orang sekitar. Ia telah bekerja beberapa tahun sebagai Tim redaksi di sebuah perusahaan pers satu satunya yg ada di pulau jeju itu. Ia juga merangkap sebagai novelis."Hari yg panjang" Lirihnya.
Soobin keluar dari kantornya. Ia berjalan gontai menuruni tangga dan keluar dari gerbang. Soobin berhenti dan mendudukan dirinya di bangku yg telah disediakan. Ia menunggu adek semata wayangnya untuk menjemput nya. Beberapa menit pun berlalu, ia akhirnya melihat hueningkai yg tersenyum semringah ke arahnya.
"Soobinie Hyung.. " Teriaknya menggema memecah senja.
Soobin berdiri dan melambaikan tangannya. Tak lupa senyumannya yg menampilkan gigi kelincinya serta dimple kebanggaannya. "Iya, dongsaeng Hyung.." Sautnya. Tentu dengan berteriak juga.
Hueningkai tertawa keras. "Hahahaha.." Ia mengayuh sepeda dengan kecepatan sedang hingga sampai di hadapan soobin yg masih menampilkan giginya. "Hyung, menunggu lama ya.."
Soobin menggeleng. "Enggak kok... Capek nggak?"
"Hehee.. Enggak kok, Hyung.. Kan hueningie kuat.. Masa dikit aja udah capek.."
Soobin masih dengan senyumannya. "Syukurlah kalo gitu.. Ayo kita pulang, biar Hyung yg membonceng hueningie ya.."
"Andwae.. Hueningkai bisa Hyung.." Tolak hueningkai dengan bibirnya yg bergemerucut.
"Pindah sekarang.." Putus soobin.
Hueningkai masih cemberut lalu ia duduk di belakang dan soobin yg membawa sepeda itu. "Hueningie jangan cemberut gitu dong.." Ujar soobin sembari mengayuh sepedanya.
Hueningkai membentangkan kedua tangannya dan menghirup udara segar perdesaan. Matanya memandang bunga bunga berwarna kuning itu bermekaran dan bunga sakura yg terbang dibawa angin sore.
"Hehehe.. Wae? Apa Hyung khawatir?" Tanya hueningkai sembari tertawa.
Soobin ikut tertawa mendengar tawa hueningkai di belakangnya. "Iya... Habis hueningie kalo cemberut, gantengnya hilang.."
Hueningkai terkekeh geli. Tangannya yg semula terentang keudara memegang bahu soobin lalu berdiri dengan santainya. "Kalo sekarang? Apa hueningie tambah ganteng melebihi hyung?"
"Hehehe.. Anieyo... Masih gantengan hyung... Hahahha.."
Hueningkai kembali menggemerecutkan bibirnya dan alisnya yg menekuk. Ciri khas hueningkai kalau merajuk.
"Geure.. Geure.. Hueningie yg paling ganteng.." Ucap seorang kakak yg mengalah untuk kebaikannya. "Hueningie neomu kiyowooo.." Sambungnya dengan nada menggemaskan.
Hueningkai kembali tersenyum manis hingga mata almond nya menghilang. "Hyung juga.. Soobinie neomu kiyowooo.."
Soobin dan hueningkai tertawa bersama di bawah langit senja yg penuh warna. Soobin tersenyum puas. "Eomma.. Kami sekarang telah hidup dengan baik.. Sehat dan tanpa air mata lagi.. Eomma jangan khawatir lagi, ya.." Batin soobin memandangi langit senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
HYUNG (SooKai) 💧
RomanceBercerita tentang dua kakak beradik yg kehilangan ibunya di usia yg masih kecil dan memiliki ayah yg selalu memukul dan mengutuk anaknya.. Seorang kakak yg dipaksa tegar dalam menghadapi pahitnya kehidupan dan menjaga adeknya dari perilaku buruk ay...