6

301 49 2
                                    

Keesokan harinya, Yedam seperti nya benar-benar shock. Semalam Yedam sempat demam. Junghwan juga sangat khawatir terhadap Yedam. Pagi ini kepala Yedam pusing dan ia selalu bersin. Mungkin Yedam akan terkena flu karena kemarin juga ia basah. Demam Yedam masih saja turun naik. Mata sayunya masih saja melihat tangan yang semalam memegang perut Haruto agar darah tidak terus mengalir. Apakah Yedam takut darah?,

Ya Yedam takut darah. Mungkin sebab itu dia semalam shock dan pingsan. Yedam tak sadar waktu membantu Haruto karena ia sangat panik. Jadi ia tak sadar darah ditangannya

"Damie nuna, istirahat lah...." Kata Junghwan dan Yedam hanya mengangguk lemah tanpa menjawab.

Junghwan juga bingung, kakaknya tak banyak bicara dari semalam saat bangun dari pingsannya. Ntah, apa yang Yedam fikirkan. Junghwan keluar dari kamar kakaknya. Ia sudah meminta izin tak masuk karena menjaga Yedam.

Tak berapa lama setelah itu, Hyunsuk datang. Ia juga khawatir pada yedam dan hyunsuk karena Haruto ia tak sempat bertanya lagi.

"Junghwan, bagaimana damie?" Tanya Hyunsuk khawatir

"Damie nuna kurang sehat nuna, selebihnya tidak apa. Tapi sepertinya damie nuna masih shock karena kejadian semalam. Nuna tau kan damie nuna tidak bisa melihat darah" kata Junghwan sendu

"Iya hwan-ni....nuna tahu, makanya nuna sangat khawatir.... Haruto juga belum sadar. Operasi nya berjalan lancar tapi ia belum sadar juga" kata Hyunsuk sedih Yedam dan Haruto tidak baik-baik saja

"Oalah, tapi laki-laki itu siapa nuna?, Sebelum kami bertemu dengannya, dengan keadaan seperti itu. Ada mobil yang ugal-ugalan datang dan berhenti sebentar disana" kata Junghwan menjelaskan

"Apa kau melihat plat mobilnya?" Tanya Hyunsuk mencari informasi

"Tidak nuna, disana terlalu gelap. Dan aku terlalu fokus membantu damie nuna, karena mobil itu juga hampir menabrak damie nuna" kata Junghwan menjelaskan

"Yaampun....maaf yaa...nuna merasa bersalah tentang kejadian ini" kata Hyunsuk merasa bersalah

"Tidak perlu nuna, kan kami membantu karena ada orang kecelakaan. Tapi Haruto itu siapa?, Nuna, yakin itu tidak masalah. Aku takut nuna juga akan terkena masalah" kata Junghwan khawatir karena kejadian semalam rasanya orang yang bernama Haruto ini memiliki musuh yang berbahaya

"Ahh...tidak apa-apa...nuna bisa menjaga diri...ini nuna membeli buah dan makanan simpanlah. Dan ada beberapa jajanan. Nuna akan melihat damie sebentar" kata Hyunsuk memberikan yang ia bawa untuk kedua adiknya

"Baik nuna, terimakasih" kata Junghwan melakukan perintah hyunsuk

Malam itu menjadi malam pertama yedam menatap intens mata haruto. Yedam tak pernah menatap intens majikannya. Itu yang ia tau tapi malam itu....

Mimpi Yedam

Yedam berada disebuah tempat gelap. Ia tak tahu ini dimana tapi rasanya ini sangat hampa. Tiba-tiba saat mata Yedam berkedip kejadian saat Haruto bertemu dengan Yedam dengan keadaan yang mengenaskan terulang. Hanya saja kali ini tidak ada Junghwan hanya ada Yedam dijalan itu dengan Haruto yang terduduk di bawah lampu jalan. Yedam segera datang pada sosok itu semua tampak sama. Yedam bahkan lebih khawatir dari sebelumnya. Yedam terus berfikir kenapa ia merasa kejadiannya terjadi lagi. Bukankah Haruto sudah dibawa ke rs?

"Bertahanlah...." Kata Yedam memegang perut Haruto menahan agar darahnya tak semakin keluar

"A-aku t-tak b-bisa....." Jawab Haruto

Kali ini Haruto lebih berat meringis, ia memberikan rasa sakit yang amat luar biasa. Melihat itu Yedam tanpa sadar meneteskan air mata rasanya kesakitan Haruto benar-benar ia rasakan

"Kumohon tuan hiks....bertahanlah....hiks....hiks...ada yang akan datang,,,hiks....hiks....." Kata Yedam menangis

"T-tidak b-bisa.... terimakasih t-telah menemani ku....." Kata Haruto sebelum akhirnya Haruto menutup mata dan detak jantungnya berhenti

Yedam bangun dari tidurnya, dengan air mata yang membasahi pipinya. Lalu mendapati Hyunsuk yang sudah duduk disana tersenyum sendu menatap Yedam

"Apa masih sakit?, Kenapa kau menangis?" Tanya Hyunsuk melihat Yedam menangis dalam tidurnya

"Hmm...tidak apa nuna" kata Yedam mengusap air matanya

"Hanya mimpi ...tapi terasa nyata dan kenapa aku sangat sedih" kata Yedam dalam hati dan bingung

"Beberapa hari ini istirahat lah. Junghwan bilang kau demam dan seperti nya akan flu. Dan apakah melihat darah semalam ada berdampak lain lagi?, Kita bisa kerumah sakit jika memang kau tak baik-baik saja...." Kata Hyunsuk sambil memegang tangan Yedam yang sudah hangat

"Tidak eonnie,,, aku hanya terkejut saja...t-tuan Haruto bagaimana?" Tanya Yedam ragu

"Ia belum bangun. Semalam ia langsung di operasi dan mendapat 15 jahitan. Aku harap aku ke sana ia sudah bangun" kata Hyunsuk tersenyum sendu melihat muka pucat Yedam

"Sepertinya, mereka memiliki musuh. Eonni, yakin tidak apa-apa?, Eonnie, tidak akan ikut terlibat juga kan jika musuh keluarga Watanabe menyerang seperti itu" kata Yedam khawatir pada sang kakak

"Tidak damie....kau tidak perlu khawatir... Itu pasti orang iri pada keluarga Watanabe. Jeongwoo sedang menyelidiki kejadian yang menimpa Haruto" kata Hyunsuk

"Apa ini tidak dilaporkan ke polisi saja eonnie?" Saran yedam

"Iya nanti kok" kata Hyunsuk berbohong

Polisi tak bisa terlibat sekarang. Jika polisi terlibat maka jeongwoo dan hyunsuk tidak dapat menghabisi orang yang menyakiti Haruto. Orang yang menganggu keluarga Watanabe maka harus mati itu prinsip mereka.

"Apa hal seperti ini sering terjadi eonnie?" Tanya Yedam khawatir

"Tidak damie...sudah tak perlu kau fikirkan. Istirahat saja. Kau sedang sakit" kata Hyunsuk mengalihkan pembicaraan

"Kami mafia damie....hal itu sudah biasa terjadi ....tapi kami selalu bisa menghadapinya dan tak terluka parah. Tapi kali ini kami malah kebablasan" jawab Hyunsuk dalam hati

Setelah memastikan Yedam dan junghwan Hyunsuk pun pergi dari sana. Yedam hanya menatap kosong lagi tangannya dan kebetulan Junghwan melihat nya

"Tangan nuna sudah bersih...kenapa diliatin terus?" Kata Junghwan agar Yedam berhenti khawatir

"Tidak ada....." Jawab Yedam tersenyum sendu kepada sang adik

"Nuna, yakin masih ingin bekerja disana.. Junghwan takut nuna kenapa-napa. Rasanya keluarga itu seperti orang yang tidak baik" kata Junghwan berfikir

"Kenapa hwan-ni berfikir seperti itu. Merek baik kok hwan-ni tenang saja... Itu hanya salah satu musuh yang iri karena keluarga Watanabe itu sangat kaya... Wajar kan orang kaya banyak musuh. Dan nuna, hanya sebatas pelayan jadi nuna tidak akan diapa-apakan sama musuh mereka. Kan nuna bukan siapa-siapa keluar watanabe" kata Yedam menjelaskan kepada Junghwan

"Hmm baiklah nuna, mungkin ia aku hanya berfikir negatif" percaya Junghwan pada Yedam

"Kenapa aku sangat sedih tadi ...
Tatapan tuan Haruto semalam dan mimpi tadi rasanya berbeda....
Sepertinya itu hanya bunga tidur ....aku lupakan saja" kata Yedam dalam hati meyakinkan dirinya

....

Up lagi
Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar
Apa nih Yedam udah mulai ngerasain sesuatu....
Ceritanya masih tahap bakal dihapus kok gak banyak yang minat
Terimakasih

MAFIA (Hajeongdam) (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang