Hari ini, Junghwan berangkat ke US. Tepatnya hari sabtu. Yang mengantar Junghwan Yedam dan hyunsuk. Kemari bibi dan paman mereka juga sudah berpamitan dirumah. Paman dan bibi mereka tak bisa mengantar Junghwan ke bandara jadi mereka hanya memberikan sedikit uang yang padahal sudah Junghwan dan Yedam tolak.
"Aku akan merindukan nuna, tolong jaga diri disini ya nuna, jika terjadi sesuatu langsung kabari aku" kata Junghwan memeluk Yedam
"Aku juga akan merindukanmu hwan-ni, kau juga jaga diri ya...jaga kesehatan dan makan yang teratur. Jika butuh sesuatu segera hubungi aku" kata Yedam berusaha menahan tangisnya
"Baik nuna, Hyunsuk nuna aku titip damie nuna yaa.." kata Junghwan kini memeluk Hyunsuk
"Iya dongsaeng.... Kau jaga diri. Hubungi kami jika kau sudah sampai" kata Hyunsuk lagi
"Iya nuna,,, aku pergi..." Kata Junghwan sedih dan tanpa sadar cairan bening dari matanya keluar
"Jangan menangis....aku akan tak rela melepas kepergian mu ...hmmm" kata Yedam menghapus air mata adiknya dan tersenyum seakan rela
"Tidak boleh menangis ...tahan Yedam....sampai Junghwan pergi tahan..." Kata Yedam dalam hati
Junghwan mengangguk paham dan berjalan menuju pesawat. Tepat setelah Junghwan hilang dari pandangan mereka. Yedam tanpa sadar menangis tapi ia hapus dengan cepat Hyunsuk masih ada disini tak mungkin ia bisa menangis. Hyunsuk akan khawatir.
Mereka akhirnya pulang. Karena Yedam hari ini libur ia tak bekerja dan saat pulang memilih pergi ke makam orangtuanya.
"Damie, telpon aku jika akan pulang. Aku perlu menghadiri rapat saat ini. Maaf ya tak bisa menemani mu" kata Hyunsuk berpesan
"Tidak usah Hyunsuk eonnie, tidak perlu menjemput lagi. Aku akan pulang sendiri. Jadi eonnie jangan khawatir" kata Yedam tersenyum
"Kau yakin?" Tanya Hyunsuk bersalah karena pekerjaan nya tak bisa ia tinggal meeting penting sedang menunggunya dan jeongwoo hari ini
"Iya eonnie....pergilah. nanti kau terlambat" kata Yedam tersenyum
"Baiklah...pulang dengan hati-hati. Jika ada apa-apa langsung hubungi aku" pesan Hyunsuk dan diangguki Yedam
Yedam langsung ke tempat orang tuanya. Tampak dua kotak kubus di sebuah pemakaman. Dimana ada foto Yedam, Junghwan, dan ayah ibu mereka. Yedam membelikan dua mawar putih dan menaruh keduanya disana
"Ayah, ibu....
Maaf jika aku harus menangis didepan kalian....
Hiks....hiks...hiks...
Sebenarnya, aku sangat sedih karena harus jauh dengan Junghwan tapi aku tak mau menghalangi cita-citanya hiks...hiks..hikss... Maaf aku masih menjadi anak yang manja dan menangis didepan kalian hiks....hiks...hikss.. seharusnya....hiks...aku....hiks ....sudah...bisa mandiri kan hiks ....hiks.....
Aku tetap anak yang lemah....
Hiks....hiks...hiks...." Tangis Yedam pecah didepan makam kedua orangtuanyaYedam masih saja berfikir dirinya manja karena menangis tak bisa jauh dari saudara nya bukankah itu pemikiran yang tak wajar?,
Yedam bahkan jarang menangis
Sudah sekuat ini ia bertahan kurang mandiri apa lagi...
Yedam terlalu rendah hati .."Hiks...maaf membuat kalian mendengar keluhanku hiks...hiks...hiks...ayah ibu aku merindukan kalian hiks....hiks.." kata Yedam menetralkan nafasnya setelah menangis tersedu-sedu
Haruto POV
Haruto sedang keluar sendirian lagi. Padahal sudah diperingatkan oleh jeongwoo tapi Haruto tetaplah Haruto. Ia berjalan-jalan sendiri. Awalnya tak ada keanehan. Tapi saat ia akan menepi ke sebuah minimarket. Haruto sadar ada yang mengikutinya. Haruto berencana menelpon Hyunsuk tapi ia ingat hari ini jeongwoo dan hyunsuk ada meeting penting dikantor. Dan jelas mereka tak bisa diganggu. Haruto akhirnya menelpon Doyoung

KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA (Hajeongdam) (GS)
Hayran KurguBagaimana cara Yedam mengahadapi dua kakak beradik adalah mafia besar yang kejam. Yedam gadis biasa yang tengah mencari pekerjaan baru untuk sekolah adiknya. Tapi satu-satunya pekerjaan yang memiliki bayaran tinggi adalah menjadi salah satu pelayan...