_______
Ini adalah malam kedua setelah Jisoo tinggal di rumah, tidak ada telpon dari Haein atau pesan apapun, Jisoo sedikit lega dan memutuskan besok kembali bekerja.
Ayahnya dan ibunya sedang mendiskusikan sesuatu dengan kakanya di ruang tamu. Jisoo tidak penasaran dengan konten pembicaraan mereka, Jisoo hanya lewat dan pergi ke dapur mengambil minum, setelah selesai Jisoo berniat kembali ke kamarnya. Tidak bisa di pungkiri, Jisoo harus kembali melewati ruang tamu dimana tempat ayah ibu dan kakaknya berada.
Saat Jisoo lewat kembali ayahnya memanggilnya.
"Sooya"
"Ya ayah" Jisoo menghentikan langkahnya.
Tuan Kim tersenyum.
"Ambilkan dokumen warna biru di ruang kerja ayah, tepatnya ada di dalam laci" Ujar Tuan Kim lembut.
"Baik ayah" Jisoo mengangguk lalu menaruh gelas berisi air di meja.
Jisoo berjalan menuju ruang kerja ayahnya dan masuk mencari dokumen yang di bicarakan ayahnya.
Ayahnya bilang dokumen itu berada di laci, namun setiap laci sudah Jisoo buka dan dokumen dengan warna biru belum dirinya temukan.
Jisoo mengobrak abrik lagi tetapi belum menemukannya.
"Dimana?" Jisoo kebingungan, mata indahnya menelusuri setiap tempat takutnya ada hal yang terlewat. Melihat satu laci yang belum dirinya bukan tetapi terkunci. Jisoo membuka kuncinya dan menarik laci, di sana ada dokumen warna biru yang Jisoo kira seperti ayahnya bilang.
Bibir Jisoo membentuk senyuman karena berhasil menemukannya, tetapi matanya tertuju pada kata kata besar yang tertulis.
Jisoo membacanya.
pengangkatan rahim Kim Sooyoung. Jisoo penasaran dan membukanya, matanya menelusuri membaca setiap hurup yang tersusun.
Pendarahan hebat setelah melahirkan, rahim harus di angkat dan di nyatakan tidak bisa lagi memiliki keturunan.
Jisoo membaca lagi dan lagi, takut matanya menipunya, namun hasilnya sama.
Jisoo melemparkan catatan itu dan berteriak.
"Tidak mungkin"
Itu jelas di terjadi setelah melahirkan kakaknya, dan mana bisa ibunya melahirkannya sedangkan rahim telah di angkat setelah melahirkan Minkyu.
Jisoo terpukul, wajah cantiknya pucat dan bibirnya bergerar.
Jisoo ingat apa yang di katakan tante Haein di Prancis.
Mungkinkah dirinya bukan Anak Ayah dan Ibu.
Itu sudah jelas.
"Sooya" Teriak nyonya Kim panik saat melihat catatan medisnya berantakan di lantai, beliau buru buru memeluk putrinya dan mulai menangis.
"Tidak nak. Jangan baca itu, itu semua bohong. Kamu putriku, hiks..hiks" Nyonya Kim memeluk erat putrinya.
Jisoo merasakan sakit di hatinya. Kenapa, kenapa dirinya bukan putri mereka, siapa dirinya sebenarnya.
"Sooya" Bisik nyonya Kim karena Jisoo tidak menjawab dan tidak bergerak.
"Sooya. Kamu putriku, itu yang terjadi"
"Ibu, siapa aku? Anak siapa aku?"
Nyonya Kim kaget dan untuk beberapa saat tidak dapat merespon pertanyaan Jisoo.
"Sooya" Bisik nyonya Kim.
Air mata sudah tak tertahankan lagi meluncur begitu saja dan jatuh di pipinya. Jisoo buru buru menghapuanya dan menarik ingus.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Couple. (Jisoo & Haein)
FanfictionJisoo mencintai seseorang dengan hatinya yang paling murni, namun sebelum cinta itu bertunas yang di cintainya menolak tanpa melihat dirinya. Di sisi lain Haein mencintai Jisoo dengan jiwa yang halus dan murni. Namun melihat dari cara Jisoo bersika...