OBSESI 5

8.9K 900 140
                                    

Kini waktu menunjukkan pukul 23.59 adel yang tadi bermain bersama saudara dan teman-temannya pun sudah pulang sejak 1 jam yang lalu. Tapi ashel, gadis itu belum pulang sampai saat ini, bahkan ashel sama sekali tak meminta izin pada adel.

"10.. 9.. 8.. 7.. 6.. 5.. 4.. 3.. 2.."

Clekk

Belum selesai adel menghitung, sesosok gadis membuka pintu apartemen. Ya, siapa lagi kalo bukan ashel.

"Kamu tau kesalahan kamu hari ini?" tanya adel sambil melipat kedua tangannya di dada.

"ck! ,  apaan sih? gausah ribet deh lo. gue cape mau istirahat" ucap ashel berjalan melewati adel.

"Aku belum selesai ngomong sama kamu ashel" ucap adel dingin, sambil menahan pergelangan tangan ashel.

"Apalagi sih?! Del, lo ngerti gue cape gak hah?!" Kesal ashel sedikit menaikan intonasinya.

Brukk..

Ashel menelan salivanya dengan susah payah, saat adel mendorong tubuhnya ke sofa. Kini posisi ashel terbaring telentang, ia masih berusaha bangkit untuk mundur.

"L-lo mau n-ngapain d-del?" tanya ashel sedikit gugup.

"Aku gak suka kamu deket-deket sama cewe itu ashel, kamu punya Aku. Gak ada siapapun yang berhak sentuh kamu selain Aku. Gak ada siapapun yang boleh ambil kamu dari aku, termasuk orang tua kamu" ucap adel sambil perlahan berjalan maju mendekati ashel.

Adel menyimpan satu tangannya di samping kepala ashel, dan satu tangannya lagi bergerak membukan satu persatu kancing seragam yang ashel kenakan.

Ashel menatap mata adel. Manik mata itu terlihat sangat emosi. Ashel takut, kini adel seperti srigala yang kelaparan.

"Aku mau kamu malam ini" bisik adel.

•••

Pagi harinya ashel terbangun lebih dulu dari adel. Ashel menatap kesal pada gadis yang tertidur pulas di sampingnya itu.

Ashel benar-benar tak habis pikir dengan adel. Adel benar-benar melakukan hal yang seharusnya tak mereka lakukan malam tadi. Ashel dibuat kewalahan oleh adel, sekalinya melakukan malah kebablasan.

Tulang-tulang ashel seperti rontok juga patah-patah, bahkan bagian sensitifnya terasa sangat sakit.

Ashel terbangun dari baringnya, ia mendesis ngilu saat bagian bawahnya terasa sangat sakit. Dengan perlahan, ashel turun dari tempat tidur menuju kamar mandi dengan jalan yang tertatih-tatih.

30 menit lamanya ashel berada di kamar mandi, akhirnya perempuan itu keluar dengan pakaian oversize. Ia menatap kesal pada adel yang kini malah tersenyum tengil ke arahnya.

Ashel kesal, kemudian mengambil salep yang berada di meja riasnya, lalu mengoleskannya dengan kasar.

"Jangan dikasih salep nanti—"

"Aw!" ashel merintih saat merasakan perih pada lehernya.

Adel benar-benar gila. Bisa-bisanya gadis itu membuat banyak tanda pada leher hingga dada ashel.

"Gue benci sama lo! GUE BENCI LO ADEL!!!" teriak ashel sambil melempar salah satu benda yang berada di meja riasnya. Namun sayangnya lemaparan itu meleset.

Adel tak marah sama sekali, ia hanya tersenyum menyikapinya. Adel mengubah posisinya menjadi bersandar pada headboard.

"itu pelajaran karna kamu udah bikin aku marah. Mungkin kalo kamu bikin kesalahan kedua kalinya, aku bakal ngelakuin lebih parah dari ini" ucap adel dengan tengilnya.

obsession with you [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang