OBSESI 21

6.6K 807 110
                                    

"Kamu apa-apaan sih ashel!" Marah gracio.

"Harus berapa kali ashel bilang sih pih sama papi? Ashel gak cinta sama dia. Ashel gak mau sama dia!" Jawab ashel.

"Kamu tau? Gara-gara kamu, kita jadi bangkrut! Mau kerja apa papi hah?! Gimana biaya sekolah kalian? Gimana caranya papi kembaliin uang dia?!" bentak gracio.

"YANG PAPI PIKIRIN CUMA UANG, UANG, DAN UANG! KENAPA PAPI GAK PERNAH SEDIKITPUN PIKIRIN PERASAAN AKU PIH!!"

Plak!!

Satu tamparan keras mendarat di pipi ashel. Ashel memegang pipinya yang terasa perih karena tamparan yang diberikan gracio.

"Jaga mulut kamu ya. Tanpa uang kita ga bisa apa-apa. Lalu selama ini kamu kamu hidup dibiayai dengan apa? Keperluan kamu dibeli dengan apa? Biaya sekolah kamu, sekolah adik kamu, kebutuhan rumah, belum lagi jajan kalian. Apa itu semua bisa dibeli dengan daun?" Tanya gracio.

Ashel masih terdiam. Dari arah lain, anin ingin sekali merangkul dan membantu anaknya, namun apa dayanya? Ia sama sekali tak bisa melakukan apa-apa.

"aku gak cinta pih sama dia. Aku gak bahagia. Aku cinta sama jessi" ucap ashel.

"Cinta, cinta, cinta terus! Cinta bisa bikin kamu kenyang? Bisa hidupin kita? Apa cinta bisa membeli semunya? Jangan bodoh kamu!" Tegas gracio.

"Tapi aku bahagia sama dia pih! Aku bisa mendapatkan kebahagiaan dari jessi. Kebahagiaan yang gak aku dapatkan dari keluarga ini!!" Tegas ashel.

Gracio mengantup metanya sejenak, mencoba menenangkan dirinya sendiri.

"Kita akan tinggal dimana? Semua aset perusahaan, rumah ini, bahkan seisinya pun bukan lagi milik kita. Papi gak punya kerjaan lagi, gimana nasib adik kamu? Apa kamu gak mikir kesana?" Tanya gracio.

Ashel masih terdiam. Memikirkan kembali apa yang diucapkan papinya.

"Tolong, kali ini saja kamu mengalah demi kami. Demi papi, mami sama callie. Minta maaf sama adel, kembali sama dia. Dan berjanjilah untuk tidak mengkhianatinya lagi" ucap gracio.

Ashel masih diam dan tak mau menjawab.

Gracio terjatuh setengah badan. Dan memohon pada ashel.

"Tolong nak, keputusan ada di kamu. Tolong... demi kita" ucapnya.

"Apa perlu papi suju-"

"Jangan, oke fine. Aku bakal kembali sama dia. Aku bakal minta maaf sama dia. Tapi Aku mohon sama papi buat bangun. Aku gabisa liat papi kaya gini di hadapan Aku" ucap ashel.

Gracio tersenyum. Perlahan ia kembali berdiri, kemudian memegang kedua tangan anak sulungnya itu.

"Terimakasih banyak nak, terimakasih banyak" ucap gracio.

Adel tersenyum sambil memainkan rubik miliknya. Ia dapat melihat jelas kekacauan di rumah ashel, yang mereka buat sendiri.

"Jika kalian sudah terkait dengan aku, jangan harap kalian bisa lepas begitu saja" ucap adel sambil tertawa.

"Kamu gak akan mungkin bisa lepas dari aku ashel. Kamu akan terus meminta aku agar tetap ada di samping kamu. Gak ada yang bisa jauhin kamu dari aku, kecuali..." Gantungnya.

Adel menoleh ke arah samping, ia mengambil foto yang terpajang disana.

"Sayang, kamu liat sendiri kan? dia gak bisa pergi ninggalin aku. Tidak seperti kamu. Kenapa kamu pergi? Kamu lelah? iya? Kenapa kamu lelah sama aku, aku kasih kamu kebahagiaan yang tiada batas. Tapi bodohnya kamu malah memilih untuk pergi" adel tersenyum miring.

obsession with you [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang