...
2
8
2
...Nayla memilih untuk berjalan keluar untuk menenangkan pikirannya yang berantakan tak karuan karna Arlan.
Nayla hanya menunduk menatap kedua kakinya yang mulai membengkak, sulit untuk diterima ia berada diposisi seperti ini sekarang.
Terjebak antara perasaan yang seharusnya tidak pernah ada.
Tinnn!
"Aaaa-!"
Nayla menutup kedua matanya dengan rapat, nyawanya hampir melayang jika saja seseorang ini tidak menangkapnya tepat waktu.
"Bu hati-hati kalo bawa motor sen kanan kok belok kiri!"
"Ye, mbak aja yang salah suruh siapa jalan ditengah!" Balas ibu-ibu itu kemudian melenggang begitu saja
"Nay lo gapapa? Lo aman nay," Nayla membuka matanya, menatap wajah seseorang yang begitu dekat membuatnya sedikit takut
"Tian?"
Ya dia Tian, laki-laki yang menyelamatkan Nayla hari ini sekaligus lelaki yang menjadi penghancur hidup Nayla.
Tian tersenyum, menangkup kedua pipi Nayla penuh kelembutan. "Kita ke mobil gue ya? Ga baik dijalanan gini,"
Nayla sontak menggeleng. "Enggak, gue mau pulang."
"Iya, gue yang anter ini udah terlalu jauh dari rumah."
Nayla menoleh kesekelilingnya, ia bahkan tidak tau dimana ia berdiri sekarang.
"Lo bisa pegang sileut ini kalo lo merasa terancam sama gue," Tian mengeluarkan sileut kecil dari sakunya dan tanpa ragu Nayla menerimanya
"Lo gapapa kan nay? Apa perlu kerumah sakit takutnya lo kontraksi atau gimana gitu?"
"Ga usah, anter gue pulang aja."
"Oke." Tian segera mengemudikan mobilnya
Nayla menatap jalanan dengan kehampaan, jika tadi tidak ada Tian mungkin ia akan menghancurkan kebahagiaan Arlan.
"Makasih karna tadi lo udah selamatin gue."
Tian mengangguk. "Gue akan lakuin apapun buat perbaiki semuanya nay."
Nayla terkekeh sinis. "Semua udah ancur ga akan ada yang bisa diperbaiki."
Tian menoleh sekilas, meraih tangan Nayla menggenggamnya dengan erat. "Setidaknya biarin gue lindungin lo buat meluruhkan dosa gue dimasa lalu."
Nayla diam tanpa menarik tangannya, ia senang melihat Tian yang lemah lembut begini namun bayangan masa lalu membuat semuanya ambyar.
"Lo ga ikut arlan kebali?" Celetuk Tian
"Kok lo tau arlan kebali?"
"Dia pake villa gue yang disana makanya gue tau," Nayla mengangguk menutup percakapan
"Apa yang buat lo mau hamil anak arlan?"
Pertanyaan itu sontak membuat Nayla menatap Tian.
"Lo ga perlu tau."
"Sayangnya gue harus tau itu nay, ada yang ganjil."
"Perasaan lo emang selalu jelek ke orang lain." Nayla melepaskan genggaman tangan Tian
"Ya gimana perasaan gue ga jelek beberapa kali ngeliat Vanya sama orang lain bugil lagi," Nayla sontak memukul lengan Tian
"Lo emang hobinya ngeliat bugil!"

KAMU SEDANG MEMBACA
282 day [PO]
Random"Saya hanya meminjam rahim kamu, tidak ada hak untuk kamu masuk kedalam rumah tangga saya atau bahkan membuat suami saya jatuh cinta." Seorang gadis mengangguk menyetujui persyaratan itu.