9. Ngidam

35.6K 2.1K 29
                                    

...
2
8
2
...


Nayla membuka matanya meraba kasur mencari keberadaan seseorang kemudian matanya terbuka sempurna, melirik sekelilingnya.

"Lupa, mas arlan kan ga ada disini," Gumamnya kemudian bangkit dari duduknya

"Eh udah bangun neng," Nayla menoleh kemudian mengangguk

"Baru mau mak bangunin buat sarapan," Lanjut mak dayu

"Mak, kira-kira mas arlan kapan kesini ya?" Tanya nayla ragu-ragu

Mak dayu mengerutkan keningnya, entah apa tapi tatapannya membuat Nayla menyela.

"Ada barang yang ketinggalan waktu itu,"

"Mak ga tau," katanya sedikit jutek

Nayla menggaruk belakang kepalanya yang sama sekali tidak gatal, berpikir apakah mak dayu tidak tau masalahnya?

Setelah membersihkan diri Nayla berinisiatif untuk melangkah memasuki dapur, ia ingin makan sesuatu untuk sekarang.

"Ish apaan ini?" Nayla merasa mual melihat tumisan sayur hijau yang ada dimeja makan

"Iih," Seluruh badannya terasa bergidik

"Kenapa neng?"

"I-itu buat siapa mak?" Tanya Nayla menjauh dari meja makan

"Buat eneng, ada tumis kangkung, ada capcai ada--"

Nayla menggeleng cepat. "Enggak nay ga mau mak, ngeliatnya aja nay mual."

Mak dayu berdecak kesal. "Mak udah bikin ini loh dari pagi, kata mbak vanya kamu makan apa aja mau,"

"Tapi sekarang nay ga mau mak, nay mual." keukeh Nayla

Mak dayu mengerti sesegera mungkin ia menyingkirkan makanan diatas meja.

"Neng sekarang mau makan apa?"

Nayla berpikir sebentar. "Seblak kayaknya enak mak,"

"Seblak kan pedes neng, masih pagi masa makan pedes ga baik." Nayla menghela nafas kasarnya jelas-jelas hanya makanan itu yang ada dipikirannya sekarang.

"Nay lagi pengennya itu mak, tapi gapapa kalo mak ga mau bikin nay mau pesen online aja," ucap Nayla sambil berjalan menuju sofa dan duduk disana

"Bilang dulu sama den Arlan baru mak buatin," Dengus mak dayu kemudian memilih untuk kedapur

Nayla tersenyum senang, merogoh ponsel membuat jari jemarinya menari diatas benda pipih itu.

"Sayang, ada telfon!"

"Dari siapa?"

Arlan melirik nama yang tertera.

"Nayla,"

"Angkat aja!" Teriak vanya dari kamar mandi

Arlan menghentikan kegiatannya membiarkan bajunya belum terkancing sepenuhnya.

"Halo,"

'Halo mbak--eh mas arlan?'

"Kenapa nay? Jangan telfon pagi-pagi vanya sibuk, lo ganggu."

'Ga sampe lima menit! Nay cuman mau bilang nay bolehkan makan seblak?'

Arlan mengerutkan keningnya. "Siapa juga yang mau larang,"

'Yes!'

"Seblak itu apaan?"

Seketika tidak ada suara dari sebrang sana.

282 day [PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang