20. Perihal setia

29.1K 1.8K 61
                                        

Cinta itu kadang ga harus satu, perlu dua atau lebih untuk orang yang ga pernah bersyukur.

..
2
8
2
..








"Sayang, kenapa sih? Ada apa?"

Vanya menghambur kedalam pelukan seorang lelaki didepannya.

"Aku abis berantem sama arlan, dia berani bentak aku." Adunya, lelaki itu mengangguk sambil mengelus rambut Vanya dengan lembut

"Tendang aja anunya," bisiknya membuat Vanya segera melepaskan pelukannya

Lelaki itu terkekeh kemudian menarik Vanya agar memeluknya kembali.

"Maaf sayang, jangan sedih gitu dong apa.perlu kita ke bali lagi biar kamu ga sedih?" Vanya segera menggeleng

"Aku ga sedih cuman kesel aja," Lelaki itu kembali melepaskan pelukannya, menatap Vanya kemudian mencium keningnya cukup lama

"Kesel sama madu kamu itu?"

Vanya mengangguk. "Dia udah mulai cinta sama arlan,"

"Kenapa ya ada aja cewek yang terpikat sama dia? Cowok arogan gitu!"

"Kamu nyindir aku?"

Lelaki itu mengidikkan bahunya acuh.

"Tapikan sekarang aku maunya sama kamu." Kata vanya seraya hendak meraih bibir lelaki itu tapi dia justru menghindar

"Gilang!?"

Dia terkekeh kemudian meraup bibir Vanya lebih dulu.

"Sekali aja, sisain buat ntar malem." Kata gilang membuat Vanya terkekeh renyah

"Kata kamu Nayla udah mulai cinta sama arlan?" Vanya mengangguk, mengambil rokok diatas nakas kemudian menghisapnya

Gilang segera merebut rokok itu, bergantian menghisapnya. "Kamu kesel karna itu?"

"Iya!" Gilang tersenyum miring

"Itu namanya cemburu," Gilang terkekeh sinis

"Bodoh ya aku berharap kalo kamu punya aku seutuhnya." Lanjutnya yang lantas membuat Vanya menatapnya lebih dalam

"Ck, aku kesel karna aku takut semuanya gagal bukan cemburu bedain dong!" Kesalnya membuat Gilang ikut menatapnya

"Maaf, aku juga kebawa kesel." Lirihnya

"Kamu harus tahan kekesalan kamu, kita udah setengah jalan sedikit lagi semuanya selesai." Ucap Gilang seraya membelai lembut rambut Vanya

"Plan B?"

...

Setelah kemesraan kecil Arlan memutuskan untuk mengajak Nayla makan siang diluar, sekalian menenangkan pikirannya dari segala masalah.

"Mau makan apa jadinya nay?" Pertanyaan yang sudah Arlan keluarkan puluhan kali dari bibirnya

"Terserah mas aja," Jawaban yang sama, rasanya Arlan hampir frustrasi

"Yaudah sate thaican."

"Nay ga mau makan sate." Arlan menghembuskan nafas kasarnya

"Yauda maunya apa?"

"Enaknya makan apa ya mas?" Tanya balik Nayla

282 day [PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang