Chapter 18

53.6K 4K 152
                                    

Selamat membaca teman-teman

¥¥¥¥¥


"Kenapa kau meninggalkanku di sana, Patra." Gadis bergaun lavender dengan rambut lurus sebahu itu mengomel seraya merangkul lengan Patra posesif.

"Aku hanya ingin menyambut kawan lama kita. Ayolah." Patra mengecup bibir gadis itu singkat. Dante sendiri berdecih sengit melihatnya.

"Ah ya, Dante. Kau tak mau memperkenalkan gadis di sampingmu itu padaku?" Perempuan itu tersenyum tipis menatap Dante dan Alice bergantian.

Alice terdiam. Terpana melihat kecantikan gadis di depannya yang seperti model papan atas. Bahkan mungkin lebih, ia malah menyerupai seorang dewi menurutnya.

Membuatku insecure saja!

"Hay, aku Flora." Sapa gadis itu riang, bibirnya tersenyum lembut.

"Ah, hay, aku Alice." Balas Alice tersenyum hangat.

"Lihatlah Patra. Bukankah Alie sangat cantik? Sepertinya dia akan cocok dengan Dante yang dingin ini." Flora terkekeh kecil.

"Yeah, menurutku juga begitu." Timpal Patra.

"Apa kalian tak ada kerjaan lain selain mengurusi hidup orang?" Sebelah alis Dante terangkat. Pria itu muak dengan dua orang di depannya.

Ingatannya kembali ke tiga tahun lalu, saat ia di selingkuhi oleh Flora Alexandra. Perempuan itu dengan tak tahu malunya berselingkuh dengan seorang Patra. Pria yang notabenenya adalah saingan Dante selama ini.

"Kita kan hanya ingin kau bahagia Dante. Apa salahnya." Ucap Patra, di angguki juga oleh Flora mantap.

"Hei, aku bukan sia-" Pinggang Alice di tarik kasar oleh Dante hingga tubuh mereka bertubrukan keras.

"Aku lebih bahagia dari apa yang kalian bayangkan, dan gadis ini-" Dante menunduk, menatap Alice lamat-lamat. "Calon istriku."

Alice menggeleng-geleng. Ia menatap Dante dengan delikan tejam. Bagaimana bisa pria di sampingnya terus mengatakan jika ia adalah istrinya. Padahal kenyataannya, ia hanyalah seorang tawanan yang merangkap juga sebagai pelayan.

"Oh ya? Astaga, kenapa aku baru tahu. Selamat, aku jadi ikut senang mendengarnya!" Flora terperangah, tersenyum penuh binar kebahagiaan.

"Benarkah?" Patra terkekeh meledek, melihat dua orang berbeda jenis di depannya yang sama sekali tak terlihat layaknya pasangan.

Bola mata Alice berputar malas. Berjinjit, berbisik pada Dante. Tapi di luar dugaan, pria itu malah mengecup bibirnya cepat.

Cup

Alice mematung di tempatnya, wajahnya tertegun layaknya orang kesambet. Sedangkan Dante balas tersenyum smirk.

"Romantisnya pasangan ini." Flora menutup mulutnya dengan jemari kegirangan.

Patra mendengus sengit, merangkul pinggang Flora. "Sebaiknya kalian nikmati pesta ini. Aku dan Flora akan menyapa tamu yang lain."

"Aku kan masih ingin mengobrol dengan mereka." Sungut Flora kesal.

"Stttt. Biarkan dia move on darimu, sayang." Patra terkekeh, membawa Flora pergi menjauh dari Dante dan Alice.

"Kebiasaan. Bye Dante bye Alice!" Teriak Flora melambaikan tangannya seraya di bawa Patra menjauh.

Alice bergegas membebaskan diri, menatap Dante nyalang. "Apa yang kau lakukan tadi, bangsat? Akh, bibirku pasti sudah jadi janda sekarang!"

"Kau suka bukan?" Dante berdecih.

Trapped with the devil (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang