"Bye, Daddy."
Nayeon menutup telepon dengan 'Daddy' mengakhiri telepon seks. Bibirnya melengkung tersenyum ketika ia telah mengirimkan foto dirinya, tepatnya hanya payudaranya saja karena wajahnya tidak terlihat. Sudah seminggu Ia menjalani dirinya sebagai Sugar Baby untuk pria berumur tiga puluh tujuh tahun tanpa nama. Itu perjanjian keduanya karena tidak ingin menyebutkan nama, hanya bertukar informasi tentang usia.
Berawal dari Nayeon yang sangat membutuhkan uang dirinya iseng mendaftar di website yang isinya terdapat banyak Sugar Daddy yang mencari Baby-nya. Jadi selama menjalani 'hubungan' selain usia semuanya privasi, termasuk wajah masing-masing. Itu yang membuat Nayeon tertarik dan mau menjadi Sugar Baby karena hanya menjalani telepon seks saja setiap Daddy-nya menginginkan. Tidak ada kewajiban bertemu langsung, video call sex atau pun di tuntut mengirimkan foto wajah tetapi rekeningnya sudah terisi sepuluh juta.
Nayeon berdiri dari posisi rebahan lalu menghampiri cermin besar setinggi dirinya. Ia menatap dirinya yang hanya di balut kaus putih setengah paha dan hanya mengenakan celana dalam di dalamnya. Nayeon yang belum pernah menjalin hubungan dengan pria mana pun merasa heran dengan dirinya sendiri karena layaknya 'pro'.
Setelah melakukan telepon seks gairah dirinya sering terasa seperti di tarik keluar padahal sebelumnya Nayeon tidak pernah merasakan hal seperti ini. Seperti sekarang ia menggigit bibirnya dengan napas tertahan. Ia membayangkan tubuhnya di sentuh secara nyata oleh seseorang dalam imajinasinya. Tenggorokannya yang terasa haus membuatnya beranjak keluar kamar kemudian menuruni tangga rumah
yang begitu besar dengan interior mewahnya yang selalu membuat Nayeon berdecak kagum.Jam sudah menunjukkan hampir pukul sebelas malam ketika Nayeon meminum air putih hingga tandas begitu ia tiba di dapur. Tubuhnya masih terasa panas dan berkeringat karena aktivitas sebelumnya. Nayeon pun berinisiatif untuk membawa air putih ke kamarnya berjaga-jaga jika ia kembali haus. Ketika tubuh Nayeon berbalik air putih dalam gelas yang berada di tangannya tumpah dalam sekejap ketika ia menabrak sesuatu yang keras.
"O-om Jeongyeon... Maaf." Nayeon berkata dengan mencicit saat mengetahui bahwa yang ia tabrak adalah Jeongyeon, papi-nya Sana.
Selama menumpang dirumah Sana bisa dihitung jari Nayeon berbicara atau pun berpapasan dengan Jeongyeon. Sana pernah bercerita jika papi-nya sangat sibuk sehingga jarang berada di rumah.
Lama terdiam mata Nayeon bergerak mengikuti arah pandangan Jeongyeon pada dirinya. Jeongyeon menatap tubuh Nayeon yang kaus putihnya basah di bagian dada membuat payudaranya tercetak jelas dengan putingnya yang menegak. Nayeon merutuki dirinya yang melupakan untuk memakai bra-nya kembali. Ia menatap Jeongyeon dengan gugup dan berniat untuk menutup dadanya namun terhenti karena perbuatan Jeongyeon.
Jeongyeon dengan cekatan mengambil beberapa helai tisu dari meja pantry dapur. Tangannya bergerak mengusap kaus Nayeon yang basah.
"Saya yang harusnya minta maaf karena saya kamu terkejut," ujar Jeongyeon sambil mengambil gelas di tangan Nayeon yang air putihnya sudah setengah lalu menyimpannya ke pantry.
"Om...." Nayeon mencicit saat tangan Jeongyeon terus mengusapkan tisu ke kausnya.
Jeongyeon meneguk ludahnya sampai jakunnya bergerak naik turun memperhatikan tangannya yang tengah mengusapkan tisu ke kaus Nayeon. Sampai saat tangannya tidak sengaja bersentuhan dengan puting Nayeon yang menegak. Jeongyeon memperlambat gerakan tangannya dengan sengaja. Ia menikmati tangannya yang bergerak pelan mengusap puting payudara gadis yang berada di depannya langsung dengan ibu jarinya yang besar.
"Om Jeong...."
Jeongyeon mengalihkan tatapannya ke wajah Nayeon yang juga tengah menatapnya dengan menggigit bibir.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓂𝓎 𝒷𝑒𝓈𝓉 𝒻𝓇𝒾𝑒𝓃𝒹'𝓈 𝒹𝒶𝒹
RomanceIm Nayeon wanita yang harus menumpang tinggal selama libur kuliah di rumah sahabatnya. Yoo Jeongyeon merupakan pria matang dan dewasa yang masih memiliki paras tampan di usianya yang sudah menginjak kepala tiga. ________________________________ ²² ˢ...