17

515 33 4
                                    

Nayeon berdiri gugup di depan pintu rumah Jeongyeon. Menunggu seseorang untuk membukakan pintu untuknya. Sudah dua kali ia menekan bel samping pintu hingga akhirnya pintu terbuka menampilkan Sana.

"Nayeon!" Sana memekik senang dan memeluk Nayeon begitu eratnya.

"Gue kangen banget sama lo."

Nayeon membalas pelukan Sana sama eratnya.

"Gue juga kangen banget sama lo, San." Sana merenggangkan pelukannya dan menarik Nayeon untuk segera memasuki rumah.

Bahkan koper milik Nayeon diambil paksa oleh Sana. Nayeon hanya mengikuti langkah Sana yang membawanya masuk ke rumah yang tidak berubah.

"Momo... Jihyo..." Sana berteriak begitu ia dan Nayeon sudah berada diujung tangga.

"San, gue aja yang bawa." Nayeon akan mengambil kopernya namun dicegah Sana yang menjauhkan kopernya itu.

"Gak perlu." Ucap Sana tanpa bisa dibantah.

"Tolong bawain koper Nayeon ke atas."

Momo dan Jihyo yang baru saja menghampiri langsung menganggukan kepalanya. Keduanya pun menyapa Nayeon ramah yang membuat Nayeon senang dan membalasnya ramah.

"Ayo, Nay. Kita ke kamar gue." ajak Sana menarik Nayeon menaiki tangga.

"Langsung disimpen di kamar Nayeon waktu itu ya. Sama tolong juga kalo udah beres bawain minuman dan cemilan ke kamar."

Momo dan Jihyo mengangguk patuh atas perintah anak majikannya.

Nayeon pasrah saja tubuhnya diseret Sana untuk mengikuti sahabatnya. Begitu sudah berada di dalam kamar Sana keduanya langsung merebahkan tubuhnya di ranjang luas milik Sana. Posisi mereka menyamping saling berhadapan.

"Gila, sih. Seminggu ya lo pulang, Nay. Gimana udah beres masalahnya?" tanya Sana menatap Nayeon.

"Udah kok." jawab Nayeon berusaha tenang.

"Jangan bahas itu dulu ya, San. Mending ngobrolin yang lain."

"Oke." Sana setuju dengan pengertiannya.

"Oh iya, gue udah bilang ke Papi gue soal lo butuh kerjaan dan Papi gue setuju terus minta lo ngobrolin langsung aja sama Papi."

Nayeon tersenyum berusaha menyembunyikan perasaan bersalahnya.

"Makasih banget, San. Lo baik banget sama gue."

"Ish, santai aja kali. Papi gue pulang sore ini. Sibuk banget Papi gue seminggu ini sampe pulang cuma ganti baju dan ambil berkas penting aja."

Nayeon hanya menganggukkan kepalanya. Tentu saja ia tahu Jeongyeon akan pulang sore ini karena sengaja membiarkan Nayeon untuk pulang saat siang hari supaya Sana tidak curiga. Saat pulang dari Jeju setelah menginap semalaman disana, Jeongyeon yang sudah merencanakan keduanya untuk pulang malah mengurungkan niatnya dan membawa Nayeon kembali ke hotel begitu sampai di Seoul. Menambah semalam lagi agar ia dan Nayeon kembali menghabiskan waktu berdua dengan diisi percintaan panas mereka.

Pipi Nayeon langsung bersemu merah mengingat Jeongyeon yang begitu gagah jika bersamanya. Kata Jeongyeon ketika sudah kembali ke rumah waktunya bersama Nayeon akan tersita karena tidak akan seleluasa di hotel. Apalagi Sana yang sudah pasti mengajak Nayeon kemana pun ia ingin. Awalnya Nayeon tidak siap menemui Sana takut jika Sana sudah tahu hubungannya bersama Jeongyeon. tapi Jeongyeon yang meyakinkannya membuat ia luluh dan menurut. Sepertinya Sana memang belum mengetahui semuanya. Terbukti dari sahabatnya itu yang masih bersikap sama. Sekarang saja tanpa jeda Sana menceritakan kegiatan sehari-hari yang menurut gadis itu monoton dan membosankan.

 𝓂𝓎 𝒷𝑒𝓈𝓉 𝒻𝓇𝒾𝑒𝓃𝒹'𝓈 𝒹𝒶𝒹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang