6

612 41 31
                                    

Nayeon tengah berkutat di dapur bersama dengan Momo dan Jihyo ia membantu keduanya menyiapkan sarapan. Nayeon memang sering kali bangun sangat pagi untuk sekedar membereskan rumah lalu memasak seperti pagi ini. Bagaimanapun ia masih merasa tidak enak jika hanya
berleha-leha tanpa membantu apapun. Walaupun sudah berkali-kali Sana bahkan Jeongyeon melarangnya, tetapi ia tetep kekeh dengan kebiasaannya. Begitupun dengan Momo dan Jihyon yang terkadang dibuat tidak enak hati jika Nayeon begitu sering membantu mereka.

Pukul delapan pagi barulah sarapan sudah siap tertata di meja makan. Karena sekarang akhir pekan membuat jadwal sarapan mengikuti dengan kebiasaan bangun Jeongyeon.

"Saya naik ke atas dulu ya bangunin nona Sana." ucap Jihyo lalu berlalu meninggalkan Nayeon dan Momo.

"Ya sudah saya juga bangunkan Tuan dulu."

Nayeon mengangguk menyetujui Momo yang pergi untuk membangunkan Jeongyeon.

Nayeon yang di tinggal sendiri mengedarkan matanya mengecek menu sarapan hari ini takut ada yang tertinggal. Matanya menangkap meja bagian Jeongyeon yang tidak ada kopi membuatnya langsung bergegas ke dapur. Ditengah-tengah ia yang menyiapkan kopi untuk Jeongyeon tiba-tiba terdengar ada langkah kaki memasuki dapur.

"Pagi, Baby." Jeongyeon mengecup sebelah pipi Nayeon lalu mengulum senyumnya yang menawan.

"Om." Nayeon yang tersentak sedikit menjauh dari Jeongyeon lalu mengedarkan pandangannya dan beruntung tidak ada orang yang melihat.

Nayeon memperhatikan Jeongyeon yang masih memakai piyama dengan penampilan bangun tidurnya. Walaupun begitu Jeongyeon masih terlihat tampan dan mempesona membuat jantung Nayeon memburu karena nya.

"Kamu membuatkan kopi untuk Om?" Tanya Jeongyeon yang tidak bisa menyembunyikan senyumnya karena merasa senang Nayeon membuatkan kopi untuknya.

Nayeon mengangguk seraya meringis merasa tidak yakin dengan rasa kopi buatannya.

"Kalau gak enak maaf ya, Om."

Jeongyeon langsung menggeleng-gelengkan kepalanya tidak setuju.

"Om yakin kopi buatan kamu berkali-kali lipat lebih enak dari buatan siapapun."

Tanpa di duga-duga Jeongyeon mengecup bibir Nayeon singkat.

"Ayo sarapan." lalu mengambil alih kopi yang berada di tangan Nayeon.

Nayeon hanya mematung dengan pipi memerah karena kecupan Jeongyeon dan tidak berapa lama ia pun menyusul ke meja makan. Dengan telaten Nayeon menyiapkan sarapan milik Jeongyeon lalu miliknya. Pikiran Nayeon sedikit heran karena tidak menemukan Momo ataupun Jihyo yang biasanya kembali ke meja makan hanya untuk melayani orang rumah sarapan.

"Pagi semua." suara Sana yang ceria terdengar mendekati meja makan.

"Pagi, San." Nayeon tersenyum sembari kini berganti tengah menyiapkan sarapan untuk Sana.

Sesuai kebiasaannya Sana akan mengecup pipi Jeongyeon lalu duduk di sisi papi-nya.

Nayeon meletakkan piring untuk Sana di depan sahabatnya itu.

"Makasih, Nay. Baik banget deh." Puji Sana.

Nayeon hanya mengangguk lalu bergabung duduk di samping Sana dan menikmati makanannya.

"Oh iya, Nay. Gue udah cerita ke Dahyun dan katanya nanti siang lo dateng aja ke kafe dia buat ketemu." ujar Sana di tengah-tengah sarapan.

"Siang ini?" Tanya Nayeon.

Sana mengangguk.

"Ada gue kok nanti di sana juga soalnya hari ini gue mau jalan sama Dahyun karena doi udah sembuh."

 𝓂𝓎 𝒷𝑒𝓈𝓉 𝒻𝓇𝒾𝑒𝓃𝒹'𝓈 𝒹𝒶𝒹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang