18

640 30 47
                                    

Nayeon sudah selesai bersiap untuk pulang dari kafe. Ini hari pertamanya kembali l bekerja setelah cuti panjangnya. Nayeon pamit kepada semua pekerja termasuk Taehyung. Dahyun sedang tidak ada karena sedang pergi bersama Sana. Semenjak Nayeon pergi kafe ini menambahkan dua orang pegawai sehingga pekerjaan tidak terlalu melelahkan bagi Nayeon.

"Nayeon." Suara Taehyung yang memanggil Nayeon membuatnya langsung membuka pintu kafe dan berjalan cepat supaya segera pergi. Namun ketika hendak menyebrang jalan tangannya di cekal erat oleh Taehyung.

"Kamu buru-buru banget, Nay?"

Nayeon mendengus mendengarnya.

"Jangan basa-basi, Tae. Aku pengen cepet pulang."

"Aku minta maaf soal ucapanku kemarin. Aku terlalu emosional sampe gak bisa berpikir dan malah mengatakan kata-kata yang gak pantes ke kamu."

Nayeon menatap Taehyung heran sembari berusaha melepaskan tangannya dari cekalan Taehyung.

"Aku udah maafin." Sungguh Nayeon tidak ingin memperpanjang urusan. Lagipula ucapan Taehyung tidak bisa mempengaruhinya sama sekali.

"Aku benar-benar minta maaf dengan tulus sama kamu. Aku harap kamu bisa benar-benar maafin aku, Nay."

Nayeon hanya diam karena sejujurnya ia sudah malas dengan Taehyung dan ingin segera pulang.

"Tentang aku yang suka sama kamu. Aku benar-benar serius, Nay." ucap Taehyung serius.

"Kasih aku kesempatan untuk kasih kamu arti dari sebuah hubungan yang melibatkan perasaan. Bukan cuma memanfaatkan satu sama lain."

"Udah ya, Tae. Aku pengen cepat pulang."

"Tolong pikirkan lagi semuanya, Nay. Aku benar-benar serius sama kamu."

Nayeon menatap Taehyung dengan tatapan heran sekaligus tidak percayanya.

"Please, Tae. Di dunia ini cewek masih banyak dan lebih baik dari aku."

Taehyung hanya tersenyum sembari mengacak puncak kepala Nayeon lembut lalu berkata sebelum pergi.

"Memang banyak. Tapi, aku maunya kamu, Im Nayeon."

Nayeon yang masih terdiam berdiri di pinggir jalan setelah Taehyung kembali ke kafe. Pikirannya mulai berkecamuk sendiri. Tetapi Nayeon terus berusaha menepis semuanya dan bertekad untuk tidak terpengaruh sampai matanya yang lurus ke sebrang jalan bertatapan dengan Jeongyeon yang berdiri kaku. Jeongyeon berdiri di sisi mobil yang belum pernah Nayeon lihat. Lagi-lagi pria itu berganti mobil dengan begitu mudahnya. Nayeon mengulum senyum saat dirinya sudah berada di dekat Jeongyeon setelah menyebrangi jalan.

"Om." Nayeon masih mengulum senyumnya.

Jeongyeon pun mulai menerbitkan senyumnya dan menuntun Nayeon masuk ke dalam mobil.

"Makasih udah jemput." ucap Nayeon sedikit berbasa-basi saat Jeongyeon sudah melajukan mobilnya.

"Hm." Jeongyeon mengangguk lalu menatap sekilas Nayeon dan mengambil tangan kanan Nayeon untuk ia genggam.

Nayeon menikmati tangannya yang saling bertaut dengan tangan Jeongyeon yang sesekali meremas lembut tangannya. Bahkan kini punggung tangannya di kecup mesra beberapa kali oleh Jeongyeon.

"Tadi ngobrol apa dengan Taehyung?" tanya Jeongyeon masih fokus menatap jalan raya yang tidak begitu padat sembari meletakkan genggamanya dan Nayeon di atas pahanya sendiri.

"Tadi Om lihat kalian ngobrol dan sepertinya begitu serius." tambah Jeongyeon saat Nayeon masih terdiam.

"Cuma masalah kerjaan kok, Om." Nayeon mengusap sisi kiri wajah Jeongyeon dengan tangan kanannya yang sebelumnya ia lepaskan dari genggaman Jeongyeon ia memilih untuk tidak menceritakan kelakuan Taehyung yang di luar nalar kepada Jeongyeon. Karena sekali lagi ia tidak suka memperpanjang masalah.

 𝓂𝓎 𝒷𝑒𝓈𝓉 𝒻𝓇𝒾𝑒𝓃𝒹'𝓈 𝒹𝒶𝒹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang