4. Menuju Pernikahan

3.3K 438 21
                                    

seminggu kemudian...

seminggu kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

cr: pinterest

di dalam ruang rawat inap, keheningan sangat terasa. tetes air infus begitu nyaring terdengar karena tak ada kebisingan yang di lakukan penghuni ruangan itu.

ashel gadis berusia 18 tahun tertidur dalam posisi duduk yang menghadap ke bangsal yang di tempati papi nya.

ashel di beri tugas untuk menemani papinya ketika ibunya pulang untuk memasak.

dari arah pintu terdengar suara langkah kaki seseorang

langkah kakinya terhenti di hadapan ashel, setelah itu tangannya terulur ke bahu gadis itu. ashel terbangun karena merasa ada yang mengguncang bahunya.

ashel mengucak kedua matanya, lalu ia menoleh ke samping kanannya lalu mengatakan

"cowo aneh ngpain disini?" ucapnya belum sepenuhnya sadar.

"bangun, cuci muka sana. papi kamu biar saya cek dulu kondisinya" ucapnya dengan wajah yang datar.

ashel pun bangkit dari kursi dan mempersilahkan adel untuk memeriksa kondisi papinya.

ashel takjub melihat pergerakan adel yang tengah menangani pasiennya saat ini.

adel menoleh ke arah ashel stelah memeriksa papinya itu

"dari jam berapa papi kamu tidur?" tanya adel.

"nanti jam 20.00 bangunkan papi kamu untuk minum obat" ucap adel

"dan satu lagi, mommy kamu kemana?" sambungnya

"mommy pulang buat masak, soalny kalo beli bakalan boros. jadi gue yang jagain papi" jawab ashel

"ck, kamu kan sudah saya kasih kartu kredit semalam, kenapa gak kamu pake buat beli makan aja kartunya?" ucap adel

"kasian mommy kamu udah cape disini trus harus pulang ke rumah cuma buat masak" sambung adel

"yaa... ya gue lupa, kan gue baru pulang bimbel tadi jam 18.00 makanya gue gatau" balas ashel menggaruk tengkuknya yang tak gatal

"ngapain masih bimbel? dua minggu lagi saya nikahin kamu loh. mending persiapin diri kamu, minimal siapin mental lah" ucap adel ketus

"lagia yang setuju nikah sama lo siapa? gue cuma mau belajar biar dapet beasiswa buat kuliah. gue gak mau nikah" jawab ashel tak kalah ketus

"ya udah kamu gak perlu cape cape usaha buat dapet beasiswa itu. kamu nikah dulu sama saya, stelah itu saya biayain kamu kuliah gimana?" ucap adel panjang

"gue mau nikah sama lo, tapi kita gausah ngapa ngapain! gue gak mau seranjang sama lo, gue gak mau buatin lo sarapan tiap pagi, pokoknya gue gak mau ngapa ngapain" ucap ashel

"fine... saya ga akan ngapa ngapain kamu, saya cuma jalanin wasiat papah saya. jadi kamu beneran mau nikah sama saya?" tanya adel

"iihhh tapi gue gak cinta sama lo!" kesal ashel karna adel terus memaksa akan pernikahan mereka

"yang penting kita nikah dulu. urusan perasaan kita bicarain lagi nanti" ucap adel datar

"tapi adeeelll" protes ashel

"kamu mau kuliah atau ngga? saya bakal biayain kamu loh" kini giliran adel mulai prustasi dengan calon istrinya yang sangat keras kepala itu

"sebentar sebentar" ucap ashel sambil mengeluarkan hp dari saku celana nya

"kenapa lagi?" heran adel

"gue tau omongan cowo itu susah di pegang makanya gue mau ngerekam. coba skarang ulang ucapan lo yang tadi" suruh ashel, adel yang mendengar hanya memijat pelipisnya

"ya ampun ashelia emang ga bisa di duga ya pola pikir kamu. yaudah sini handphone nya" pinta adel

ashel pun memberikan hp itu kepada adel

"26 september 2021 saya Rava Adelio Hapsari, dengan ini berjanji setelah menikahi Ashelia Putri Khaulah saya akan membiayai kuliahnya hingga lulus" ashel tersenyum kecil melihat adel menuruti permintaannya

"okee makasih. jadi gue punya bukti kalo nanti lo pura pura amnesia sama janji lo sendiri" ucap ashel menatap tajam adel

"ada ada aja kamu ini, dasar anak anak" ledek adel kpada ashel

saat keduanya tengah berbincang seperti itu, tiba tiba mommy ashel datang.

wanita itu tampak terkejut melihat dokter Rava Adelio Hapsari dengan putrinya terlihat akrab

"dokter gimana kondisi suami saya? dokter sudah daritadi di sini?" tanya anin

"oh.. tante akhirnya datang juga, stelah saya cek tadi hasilnya tidak ada yang bermasalah. mulai dari ritme detak jantung dan juga pernafasan semuanya baik" jawab adel menjelaskan kondisi papi ashel

"terimakasih dok, syukurlah kalau begitu" ucap anin tersenyum

"ga perlu pake dok, panggil aja adel karna sebentar lagi saya dan putri tante akan segera menikah jadi panggil nama aja" ucap adel di angguki anin

"oh ya tante, kita harus bicara mengenai pernikahan saya dengan putri tante sekarang. bisa kan tant?" ucap adel

"ashel sudah menyetujuinya? kamu benar mau menikah dengan adel shel?" tanya anin kepada putrinya dan di jawab anggukan oleh ashel bertanda 'iya'

"ya sudah ashel... tunggu apalagi? kamu keluar dulu soalnya saya mau bicara empat mata sama mommy kamu" ucap adel

"ohh jadi ceritanya gue di usir? okee bye!" balas ashel dengan nada jengkelny












tbc.

My Husband Is A DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang