adel dengan sorot mata tajamnya menatap ashel, ia duduk dengan melipat tangannya di dada. napasnya nampak memburu karena menahan emosi yang sesaat lagi akan meledak.
"kamu mau jujur atau saya yang buka sendiri" ucapnya dingin
"m-maksud kamu?" balas ashel
"jelasin sama saya, maksud kamu apa peluk - pelukan sama cowo lain di seminar tadi? kamu pikir saya gak liat? emangnya kamu perempuan lajang yanf bebas peluk cowo mana aja yang kamu temuin?" tegas adel
"ohh, i-itu temen aku. kita ngelepas kangen jadi pelukan" jawab ashel
"semudah itu ashelia"
"semudah utu kamu bilang. saya ini suami kamu! kalo begitu caranya berarti kamu gak hargain saya sebagai suami kamu" ucap adel menaikan nada bicaranya"m-maaf" hanya kalimat itu yang bisa ashel ucapkan
"saya tau, cowo itu masalalu kamu kan? dia yang pernah kamu temui waktu saya ngajak kamu kerumah mamah. gak perlu di kasih tau, seharusnya kamu paham cara jaga diri dan jaga perasaan suami kamu!" ucap adel
"atau karena kamu gak punya perasaan sama saya? makanya kamu seenaknya kaya tadi. saya bingung, selama ini saya yang kurang atau kamu yang gak peka sama perasaan saya" sambungnya
"aku udah coba buka hati aku buat kamu, kamu sadar kan panggilan aku ke kamu udah berubah? tapi faktanya susah dan gak semudah itu adel" balas ashel
"apa dari awal saya memang ga punya kesempatan? kalau begitu baiklah, sebelum perasaan saya terlaku jauh."
"mari jangan saling mencintai"
"del... aku tau kamu lagi emosi, tapi jangan ucapin kalimat apapun yang nantinya buat kamu nyesel" ucap ashel
"trus mau kamu apa? mau ngejar cowo itu atau tetep jadi istri saya" tanya adel
ashel tertegun, perempuan itu memeluk suaminya yang terlihat ingin menyerah dengan pernikahan mereka yang baru beberapa bulan itu.
"jangan gitu del, jangan ngomong kaya gitu, aku bakal tetep jadi istri kamu" ucapnya lirih
adel hanya diam, tubuhnya kaku seolah enggan menerima peluka yang istrinya berikan. ia memang terkenal tidak mudah di luluhkan saat sedang emosi.
"masuk ke kamar duluan, saya butuh waktu sendiri" ucap adel
ashel melepas pelukannya, lalu beranjak meninggalkan adel. ia menoleh kearah adel, namun adel tetaplah adel pria itu enggan merubah sedikit pun posisinya tetap duduk dengan tegap sambil menatap keluar jendela.
ashel pun berjalan gontai menuju kamar mereka.
ashel menghembuskan nafasnya kasar, perempuan itu duduk di tepi ranjang sambil melihat pemandangan dari lantai kamarnya, pikiran buruk mulai menghantuinya.
ia berpikir bagaimana jika ia jatuh kebawah sana, perempuan itu memang sedang kalut hingga berpikir yang tidak - tidak. ia memijat pelipisnya, berpikir bagaimana cara membujuk adel.
"adel emang nyebelin, tapi dia suami yang baik buat gue. gimana cara luluhin dia, gue bener - bener bodoh mau nerima pelukan zee tadi pagi" monolognya
ashel tak sadar bahwa di belakangnya ada adel yang mendengar ucapannya. pria itu diam - diam mendekat ke arah ashel kemudian memeluk perempuan itu dari belakang.
tangan kekar adel melingkar di perut ashel. adel menarik tubuh ashel hingga memintanya duduk di pangkuan adel.
adek duduk di sofa, sedangkan ashel duduk di pangkuannya. pria itu mengelus rambut panjang ashel sambil sesekali mencium pucuk kepalanya.
"saya minta maaf udah marah - sama kamu tadi, saya itu cemburuan asal kamu tau" ucap adel
"aku minta maaf, aku salah" ucap ashel menunduk
"jangan di ulang lagi ya cantik, kamu kan tau kalo saya itu sayang sama kamu. soal kamu belum punya perasaan sama saya, itu biar urusan saya. saya yang bakal berusaha" ucapnya
"iyaa sayang gabakal aku ulang" balas ashel tersenyum kecil
adel tersenyum, lalu mengecup singkat bibir ashel
"bisa bisanya bibir kamu buat saya jantungan pas kamu panggil sayang" ucap adel terkekeh
"sayaangg.." ucap ashel kali ini dengan suara manja
"kalo gitu jangan salahin saya kalo saya mau nerkam kamu sekarang juga" ucap adel tersenyum jail
"gak bisa, aku lagi dateng tamu" ucap ashel tertawa kecil
"Ck, yaudah gajadi" decaknya di sambut tawa oleh ashel
tbc.
vote + followselamat tahun baru👏🏼
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is A Doctor
Fiksi Remajasiap gak siap kamu harus menikah sama saya. -A gak gue gak mau. -A