di dalam ruangan bercahaya remang, seorang gadis berumur 18 tahun baru saja pulang dari les nya. gadis itu bernama Ashelia Putri Khaulah, gadis itu mengehentikan langkahnya ketika melihat kedua orang tuanya dan kakaknya tengah berdiskusi di ruang tamu.
"sini nak ada yang ingin kita bicarakan sama kamu" ucap mommy ashel yang bernama 'anin'
"a-ada apa mom? kayanya kalian serius banget" jawab ashel
"beresin barang barang kamu sekarang. kita harus cepat keluar dari rumah ini besok" titah papi ashel yaitu aran
"kenapa pi? kenapa kita harus pergi?" tanya ashel
"rumah ini sebentar lagi akan di sita oleh bank karna papi mempunyai hutang untuk pengobatan papi sendiri. papi minta maaf" ucap aran lirih
"kalo gitu besok chiko gausah kuliah ya pi, chiko mau kerja buat nebus rumah ini lagi supaya kita tetep tinggal di sini" timpal chiko kakak ashel
"ngga chiko, kamu harus ttep kuliah. kamu sebentar lagi lulus mommy gamau kamu putus kuliah gitu aja, mommy ga rela" ucap anin
"gimana sama kuliah ashel? ashel udh giat belajar demi bisa masuk fakultas kedokteran mom" tanya ashel
"untuk tahun ini papai gabisa membiayai kuliah kamu, kamu gapapa kan kalo kamu tunda kuliah kamu?" ucap aran
ashel terdiam mendengar perkataan papi nya. jauh di dalam lubuk hatinya ia sangat tidak rela mengubur impiannya itu. tapi rasa tak rela itu kalah ketika ashel melihat papi nya dengan kondisi yang memprihatinkan seperti itu
selang infus dan alat bantu pernapasan seakan tak pernah lepas dari tubuh papiny yang 3 tahun terakhir mengidap kanker paru paru, usaha aran bangkrut bahkan rumah mewah yang saat ini mereka tempatipun akan segera disita oleh bank
ashel menarik kedua sudut bibirnya meskipun saat ini keadaan hatinya bertolak belakang dengan senyumnya itu
"oke pi, kalo itu keputusan yang terbaik ashel ga keberatan" ucap ashel tersenyum
chiko menatap iba adiknya itu, seolah ia tahu bahwa senyum yang di tunjukan ashel hanya untuk menghibur kedua orang tuanya, meskipun sebenarnya ashel sendiri yang membutuhkan hiburan.
"ashel mau bicara sama kakak setelah ini?" tanya chiko
"ngga kak, kita bicarain ini besok aja. sekarang aku mau ngemasin baju baju ku" tolak ashel lembut di iringin gelengan kecil
ashel bangkit dari sofa tamu itu lalu beranjak pergi ke kamarnya.
dengan cepat ashel memasuki kamarnya, setelah itu membanting pintu kamarnya dan gadis itu menangis sejadi jadinya sambil bersandar di pintu
rasanya sangat kecewa menghadapi kenyataan setelah apa yang ia lakukan, ia berusah keras ber bulan bulan untuk memasuki universitas impiannya. namun sekarang di paksa mundur oleh kenyataan
ashel tidak bisa berbuat apa apa selain mengubur impiannya. tak ada yang bisa di salahkan, apalagi menyalahkan penyakit yang di berikan tuhan untuk papinya. ashel benar benar tidak bisa menyalahkan siapapun atas kekecewaan yang ia rasakan saat ini
"gak ashel ini bukan akhir dari segalanya. berhenti nangis lo bukan gadis lemah yang nyerah gitu aja!" monolognya
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is A Doctor
Fiksi Remajasiap gak siap kamu harus menikah sama saya. -A gak gue gak mau. -A