Dulunya Bestari adalah seorang wanita malam, dia bekerja di salah satu Club di pusat kota. Tidak bertahan lama namun waktu yang tidak lama itu membuat dirinya hancur, jika kalian berpikir Bestari perempuan nakal, Kalian salah, Bestari terpaksa berkerja disana untuk membayar hutang kedua orang tuanya, jika tidak rumah yang jadi satu-satunya harta yang Bestari miliki akan disita.
Sampai suatu malam, di perjalanan pulang. Bestari diperkosa oleh bosnya sendiri. Bajingan pemilik Club tempatnya bekerja, dia bekerja sebagai Barista disana malam itu Bestari berencana berhenti bekerja, namun bajingan itu tidak setuju.
Dia tahu bosnya menyimpan rasa kepada Bestari tapi Bestari juga sadar lelaki itu sudah memiliki keluarga, dia bekerja di Club malam bukan berarti dia menjadi perempuan perusak rumah tangga orang, Bestari tidak mau menjadi wanita seperti itu.
Hingga satu bulan kemudian ada nyawa lain di tubuhnya, Bestari pernah punya niatan untuk mengugurkan anaknya sendiri, tapi hati kecilnya menolak itu juga anaknya darah dagingnya. Bestari ingin meminta pertanggung jawaban tapi jika anak didalam kandungan memiliki Ayah maka ada anak lain yang terluka.
Dengan rasa ikhlas dan sabar, Bestari membesarkan anak itu dengan penuh kasih sayang. Sekalipun dia harus menangis setiap malam, karena wajah anaknya sangat mirip dengan bajingan itu. Baron, Baron sangat mirip dengan Ayah kandungnya.
"Dipa? Ibu boleh masuk Nak? Kata papa kamu sakit."
Tuhan maha baik, setelah semua penderitaan dan tangisan Bestari di pertemukan dengan Sadewa lelaki baik dan penuh wibawa, Bestari janji akan menjadi ibu yang baik untuk anak Sadewa untuk Naradipha.
"Dipa ibu bawakan bubur."
"Masuk saja bu."
Dengan perlahan Bestari menarik daun pintu, dia sangat jarang masuk ke dalam kamar nuansa ungu ini, di beberapa bagian ada poster idol-idol Korea favorit Naradipha,"makan dulu Dipa, ibu suapin ya?"
"Aku bisa sendiri bu, terima kasih."
Meskipun sikap Naradipha terbilang sopan dan lembut tapi Bestari tahu ada jarak tak kasat mata yang gadis ini ciptakan, Naradipha tidak pernah mau makan malam bersama di meja makan dengan alasan sedang diet, Naradipha tidak mau pergi ke pusat perbelanjaan jika Sadewa mengajak Bestari dengan Baron.
"Naradipha." Bestari ingin menjadi ibu sekaligus teman bagi Naradipha, dia tahu sekesepian apa menjadi anak tunggal, Bestari tahu rasanya sendirian,"kamu memang bukan anak kandung ibu nak, tapi ibu akan selalu ada jika kamu butuh teman bercerita. Jangan takut, kamu tidak sendirian."
Niat baik tersebut tidak pernah Naradipha terima dengan baik, ia selalu menggapap kehadiran Bestari dan Baron hanya untuk merenggut Sadewa disisinya, Ia menarik tangan dari pangkuan Bestari," terima kasih bu."
Kalimat terima kasih itu hanya bentuk formalitas saja, Naradipha tidak pernah sekalipun berterima kasih atas kehadiran mereka.Bestari tersenyum tulus, ketika langkahnya sampai di daun pintu, Bestari mendengar suara Naradipha, anak itu masuk ke dalam kamar mandi dengan terburu-buru.
"Kamu kenapa Dipa? Bubur buatan ibu nggak enak?" Bestari memijit tengkuk Naradipha, dia sepertinya masuk angin,"ayo nak, muntah kan semuanya, nanti minum obat, sepertinya maag kamu kambuh atau mungkin masuk angin, nanti ibu panggil dokter."
"Jangan!"
"Kenapa jangan? Sudah satu minggu. Kamu harus periksa, jangan dibiarkan. Nanti semakin parah."
Naradipha kembali muntah, tapi ini aneh dari tadi tidak keluar apa-apa, Bestari mulai khawatir. Tangannya mulai dingin, mereka berdua memiliki kesamaan, sama-sama perempuan dan Bestari adalah seorang ibu seorang yang pernah mengandung. Tidak mungkin ini tidak mungkin jangan berfikir negatif.
"Sudah? Ayo ibu bantu ke tempat tidur." tubuh Naradipha sangat kecil, wajahnya yang putih semakin memucat dikarenakan dia sakit.
PLAK!
"Mas!" Bestari mengeram marah saat Sadewa menampar Naradipha dengan tangannya sendiri, Bestari tidak menyangka suami yang dia hormati melakukan hal menakutkan seperti ini,"kamu ini kenapa mas! Anak kamu lagi sakit, kenapa ditampar?"
"Papa..." jadi seperti ini rasanya di tampar oleh Ayah sendiri, rasanya menyesakan dada.
"Sakit apa kamu Naradipha?! JAWAB SAYA! SAKIT APA!"
"Dipa... Dipa..."
PLAK!
"Jangan ikut campur kamu Bestari! Ini urusan saya dan Naradipha!"Bestari kembali mundur ketempatnya, dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk Naradipha, semoga Sadewa tidak kehilangan kendali, untuk menyakiti darah danging nya sendiri,"kamu, kamu hamil anak siapa!"
"Sadewa!"
Bestari tidak bisa menahan dirinya lagi,dia berjalan ke arah Narapati lalu memeluknya, Bestari yakin Dipa bukan perempuan seperti itu. Bisa dirasakan tubuh Naradipha bergetar hebat diperlukannya, anak itu terus mengucapkan kata maaf kepada Sadewa.
Sebagai seorang Ayah Sadewa hancur, buah hatinya menghianati kepercayaannya, dia sudah gagal menjadi seorang Ayah, kelak Sadewa harus bilang apa kepada mendiang istrinya?
Seluruh tubuhnya melemas ketika mendapati kertas pemeriksaan dokter kandungan atas nama Naradipha, disana juga ada alai tes kehamilan dan hasil USG.
"Siapa Ayah dari janin yang kamu kandung?" Air matanya luruh saat pertanyaan itu terlontar, tidak pernah sekalipun Sadewa menangis di depan Naradipha, bahkan saat istrinya meninggal Sadewa berusaha kuat untuk anaknya."JAWAB!"
"Mas, tolong jangan bentak Dipa. Dia darah daging kamu, anak satu-satunya yang kamu punya. Tanya baik-baik."Sebagai orang yang pernah hamil di luar nikah Bestari yakin betul apapun alasannya batin Naradipha terluka sekarang.
Sekon demi sekon berlalu Naradipha tidak mau bicara Sadewa sudah terlampau kecewa dia berniat pergi. Akan tetapi pengakuan dari anaknya bukan hanya membuat sadewa kecewa tapi juga hancur, hancur begitu hancur.
"Aku diperkosa."
"Dipa sayang." Tangis Bestari semakin menyakitkan untuk didengar, dirinya seperti ditarik kembali kepada kejadian belasan tahun lalu.
Sadewa terjatuh, anaknya, anaknya telah dinodai oleh laki-laki brengsek disaat Sadewa menjaganya seperti permata," siapa? Siapa! Siapa orangnya!"
Naradipha menelan ludah susah payah, suaranya tersendat di tenggorokan, kedua pundaknya di guncang oleh Sadewa,"orangnya...”
“Rajendra orangnya dia yang sudah memperkosa aku.”
•
•
•
•
•
tbcChapter yang Kalian baca mungkin dalam kurung waktu 5 hingga 10 menit ini, proses menulisnya sangat panjang dan lama, jadi tolong hargai dan beri apresiasi jika kalian suka terimakasih
🌼✨Teh ara
21 Januari 2O23
KAMU SEDANG MEMBACA
Photograph✓
FanfictionKala itu, saat sisa-sisa hujan turun di bulan November, siaran televisi lokal memberitakan terjadi keruntuhan salah satu gedung tua di pusat kota. Kedua korban di larikan ke rumah sakit, ditangan Salah satu korban terdapat kamera Analog berwarna Cok...