Orang terdekat

87 19 5
                                    

Ia bisa melihat tubuh Rajendra terbaring lemah di bawah selimut tebal yang Narwasita bawakan tadi, luka-luka di sekujur tubuhnya sudah Renjana obati, Rajendra langsung terserang demam setelah di pukul habis-habisan oleh Sadewa. Ia duduk di meja ruang tamu, ruangan ini tidak asing karena Renjana pernah duduk disini sebelumnya.

Wangi teh melati melintas di hidungnya, Narwasita membawa satu nampan berisi kue kering di tambah teh hangat dan  dibelakangnya ada Jasmine, Renjana tidak pernah tahu jika Rajendra mempunyai teman perempuan selain Naradipha.

“Minum dulu Jana, udara semakin dingin. Maklum November memang bulan hujan.” Renjana mengambil satu gelas teh hangat di atas nampan, harumnya menenangkan setelah keributan yang Ia hadapi hari ini.

Dalam sesi minumnya Renjana bisa menangkap Jasmine terus menerus mencuri pandang terhadapnya,
“Jasmine.”Gadis itu mengerjap kaget, duduknya mulai tidak nyaman, dari bahasa tubuh yang dia perlihatkan gadis itu dilanda gugup.

Renjana menggeleng memang suaranya semenakut kan itu kah?

“Ada apa kak?” Rupanya Jasmine menunggu jawaban. Renjana mengambil kue kering untuk mengganjal perut, sepatutnya Ia menurut saja waktu Narwasita menawarinya makan tadi.

“kamu tahu siapa saya?”

Jasmine mengangguk,“ anak pak Andromeda, pemilik sekolah.”

Takut-takut Jasmine menatap mata Renjana,mata itu begitu tajam terkesan sinis namun malam ini tatapannya tidak setajam itu, sering kali Jasmine melihat kakak kelasnya ini di sekolah.

Tipikal siswa berprestasi namun terkenal susah didekati teman-teman perempuan di kelasnya sering kali memuja Renjana namun teman-teman lelakinya menjuluki dia si sombong,“kakak kembarannya Jendra? Apa itu benar.”

Sejauh mana Jasmine mengetahui identitas dirinya,“jangan salah paham, saya bukan sejenis paparazi. Di fanbase sekolah ramai membicarakan tentang kembaran kakak yang ternyata sekolah di sekolah kita, katanya pak meda bohong waktu bilang anak keduanya alis kembaran kakak sekolah di luar negri.”

Jasmine memperlihatkan gosip yang mencuat hebat sore tadi, Ia juga sampe kaget semua orang penasaran siapa dan dimana kembaran Renjana, semua orang berfrekuensi bahwa Rajendra adalah kembaran Renjana karena dia satu-satunya siswa yang pernah terlihat terlibat di tengah - tengah pertengkaran Renjana dengan Baron.

Namun ada juga yang menentang dengan dalil ' mana mungkin seorang Rajendra Sajora mempunyai kembaran sesempurna Renjana Arutula' lagi-lagi opini itu terbantahkan dengan foto Renjana keluar perpustakaan setelah itu Rajendra keluar juga dari perpustakaan sekolah.

Akun Twitter sekolah semakin heboh, dengan itu Jasmine ingin menanyakan langsung kepada yang bersangkutan.

Anggukan kepala dari Renjana membuat rasa penasaran Jasmine terbayarkan, dugaaannya juga benar. Sebut saja Jasmine tidak sopan karena berani mengikuti mereka dijalan tadi, secara sepontan Jasmine mendekat  membatu Renjana membopong Rajendra ke rumah ini. Untung Narwasita Manusia ramah.

“Saya boleh tau kenapa Rajendra bisa babak belur seperti itu?”

Dalam posisi duduknya Narwasita juga ingin tahu kenapa Rajendra bisa seperti itu.

Keterkejutan di kedua perempuan itu tidak bisa di sembunyikan, Narwasita melotot tidak percaya.Jasmine meremas bajunya sendiri, mendengar penjelasan itu.

“Kalian percaya?”

“Gak!” Jasmine tidak sadar meninggikan suara.

Renjana beralih melihat ke arah Narwasita, gadisnya juga menggeleng yakin, jika Rajendra tidak bersalah. Renjana menghembuskan napas pendek, kenapa orang lain bisa seyakin ini? Sedangkan keluarganya tidak.

Hening cukup lama, hingga handphone Renjana terus bersuara, itu pasti Bunda yang memintanya untuk pulang, tidak akan sebelum menemukan keadilan untuk adiknya, kedua alis Renjana menyatu rahangnya ikut mengeras. Sesudahnya Renjana memasukkan kembali handphone itu.

“Aku boleh ke liat Jendra?”Renjana memperbolehkan serta menitipkan semangkuk bubur jika Rajendra sudah bangun tolong beritahu dia,Jasmine menjawab biarkan saja dia yang menyuapi Rajendra, belum diberi izin tapi gadis berhijab coklat itu sudah berlari menuju kamar adiknya.

Jasmine janji tidak akan macam-macam hanya memastikan Rajendra baik-baik saja.

Tersisa Narwasita dan Renjana, mereka saling pandang satu sama lain. Hubungan mereka sudah sampai ke tahap yang lebih jelas; pacaran. Tidak tahu keberanian darimana Renjana dapat menyampaikan isi hatinya kepada Narwasita ditambah gadis itu lebih tua darinya, jujur saja sangat jauh dari kriteria Renjana, namun mau bagaimana lagi semua itu di luar kuasanya.

“Jana...?”

“Sebentar, kaya gini dulu.”

Wangi minyak telon di padu dengan mint membuat kesan manis untuk gadisnya. Tanpa disadari Narwasita sudah berada dipangku Renjana, sekalipun Narwasita lebih tua namun Renjana tetapi lelaki dia seorang dominan.

Pelukan itu berubah menjadi lebih intim keduanya bertukar Saliva kepala mereka miring ke kanan ke kiri, Renjana memperlakukan Narwasita begitu lembut sangat lembut sampai dia dibuat mabuk kepayang.

“ Terima kasih, terima kasih banyak udah percaya sama adik aku. Sudah mengizinkan kita tinggal disini untuk sementara.” Hangat, bibir Renjana kembali di bubuhi dengan kecupan oleh kekasihnya.

“Jangan sungkan seperti itu, kalian sudah baik sama aku sepantasnya aku membalas budi bukan?”

Renjana kembali memeluk Narwasita, semakin erat. Ia enggan melepaskan pelukannya,“ kamu tahukan, kalo aku sayang banget sama kamu? Teteh Sita.”

Plak!

Punggung Renjana terasa panas, Narwasita menyeringai melihat ekspresi Renjana, dasar anak remaja! Tapi itu hanya itu menutupi kegugupannya saja. Lantas Ia ingin menanyakan sesuatu kepada Pacarnya ini,“ kamu tadi dapet pesan dari siapa? Kok wajahnya tegang gitu.”

“Aku tahu siapa sebenarnya pelaku pemerkosaan Naradipha.”

“Siapa?”

“Jendra.”

Dengan tertatih Rajendra menghampiri Rejanan, jarak antara posisi awal dengan kursi ruang tamu tidak terlalu jauh tidak perlu dibantu.

Jasmine kembali dari dapur dengan satu gelas air putih di tangannya. Ia membuang muka ketika mendapatkan tatapan tajam dari Renjana.

Pipi Narwasita  memerah padam, Rajendra dan Jasmine pasti melihat adegan tadi. Ia harus pura-pura biasa saja seperti Renjana.

“Siapa pelakunya?”

Renjana membuka email yang Ia dapat tadi menampilkan Video berdurasi 9 menit. Rajendra melihat video itu dengan napas memburu, keringat dingin mulai bermunculan, dadanya kembali diserang sesak. Sungguh sesak.

“Bang...”

“Iya dia orangnya, orang terdekat kita.”

“Ini salah gue, kalo gue nggak seangkuh itu, nggak seegois itu. Mungkin semua ini nggak akan terjadi. Dia nggak akan melakukan hal brengsek itu ke Naradipha, maafin gue Jend. Semua salah gue.”

Rajendra menggeleng Ia memeluk Renjana,“bukan, bukan salah lo Bang. Gue akan selesaikan masalah ini secepatnya gue akan membuktikan kalo gua nggak salah.”

Jasmine menatap kedua saudara itu prihatin, dari kejadian ini Jasmine tahu jika Rajendra tidak mendapatkan kasih sayang yang seharusnya dia dapatkan.

Sebagai orang yang baru dekat dengan Renjana Narwasita tahu jika Rajendra begitu berharga untuknya, Narwasita pernah membaca jika hubungan antara saudara kembar itu begitu dekat jika salah satu terluka maka keduanya akan merasakan hal yang sama.

“Dia ngirim email lagi.”

“Apa isinya.”

“Kita harus datang ke gedung tua di salah satu pusat kota.”






tbc

Kalian pasti sudah tahu pelakunya bukan? 🐱

Jika ada typo tolong tandai ya

Teh ara
31 Januari  2O23

Photograph✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang