hai!
semoga suka!♡-----
jay kesentak pelan waktu ngerasain pelukan dari seseorang di pinggangnya.
itu sunghoon.
"lepas!" bentaknya kesal.
"sebentar aja, gue mohon..." ucap sunghoon pelan dari balik punggungnya.
akhirnya jay cuma bisa mendengus kasar sambil membiarkan sunghoon memeluknya. setelah menyalakan motor, mereka pun pergi dari parkiran fe menuju suatu tempat yang sunghoon inginkan.
taman kota.
sunghoon ingin kencan, dan setelah beribu bujukan sampai jay pun terpaksa mengiyakan.
setibanya di sana, mereka langsung turun dan berjalan mencari kursi kosong untuk ditempati.
setelah mereka duduk, situasi berubah menjadi awkward. sunghoon pun seperti belum berani membuka suara, begitupun jay yang tampak acuh dengan sesekali memainkan handphonenya.
lima menit diisi kekosongan, akhirnya jay pun kesal.
"lo ngajak gue kesini cuma untuk diem-diem kayak gini?" tanyanya.
sunghoon menggeleng.
"gue kemarin diinfus di rumah sakit, jay"
deg
jay sedikit kaget namun berusaha menormalkan raut wajahnya dengan datar.
"ya trus?" seolah tak perduli.
"gapapa, gue cuma mau jelasin kenapa gue gak sempat balas chat sama angkat telpon lo kemarin" kata sunghoon sambil tersenyum kecut, harusnya dia tau kalau jay bahkan gak bakal mau perduli dengan keadaannya.
jay manggut-manggut, "bagus lah, seenggaknya gue tau lo bukan sengaja gak ngangkat telpon gue"
kemudian hening lagi, sunghoon gak tau harus ngerespon gimana perihal ketidakacuhan jay itu.
'haha, apa yang lo harepin sunghoon? lo cuma barang taruhan, ah bukan! lo cuma pemuas nafsu!'
"gue laper, lo cari makanan gih sana" suruh jay.
"lo mau makan apa?" tanya sunghoon.
"terserah, gue gak tau di sini ada apa aja"
"gue juga gak tau, jay"
jay berdecak keras, "lagian ngapain sih lo ngajak kesini? kalau cuma mau ngejelasin itu mending di rumah aja sekalian waktu lubang lo gue sodok"
bukan cuma fisik, tapi jay ngelecehin dia terang-terangan secara verbal.
sunghoon menatap sendu jay yang kini udah berdiri sambil merapihkan pakaiannya.
"ayo pulang, kita ke apartemen gue"
bukan itu yang sunghoon mau.
"gue masih mau di sini, jay"
"apa gue minta lo buat nolak, hah? cepet berdiri!" bentak jay.
dengan begitu terpaksa akhirnya sunghoon berdiri dan mengikuti langkah jay yang kembali menuju tempat di mana motor mereka terpakir.
💌
jay menyalakan rokok sambil punggungnya bersandar di kepala ranjang miliknya itu. matanya menatap senang pada sunghoon yang masih bergerak gelisah meraba badannya sendiri karena sisa efek obat perangsang itu yang masih ada.
keduanya masih dalam keadaan telanjang setelah melakukan permainan panas selama beberapa jam.
"nghh"
jay melirik sang kekasih yang terlihat kacau. sudut bibirnya ketarik sambil menghisap rokok di mulutnya itu.
perlahan jay ngerasain jemari lentik itu mengusap kakinya dengan lembut, lalu sunghoon merangkak mendekati jay untuk duduk di atas pangkuan sang kekasih.
"sakiit, jayhh" rengek sunghoon, air matanya sejak tadi gak berenti turun karena ngerasa bener-bener tersiksa.
"gue harus apa, hm?" goda jay dengan sengaja.
"gue mau penis lo" jawab sunghoon.
jay meletakkan rokok itu di asbak, lalu menuntun tangan sunghoon untuk menyentuh benda pusakanya. sedikit mengocoknya agar mudah memasukkan ke lubang sunghoon.
nafas sunghoon tertahan saat milik jay perlahan masuk ke dalam lubangnya.
sunghoon meringis perih merasakan sakit di lubangnya, jujur dia pengen berhenti tapi dikhianati badannya sendiri yang malah menginginkan jay di dalamnya.
kepalanya dia senderkan ke bahu tegap jay karena ngerasa lemas dengan setiap pergerakan mereka, sedangkan jay sibuk menghentak lubang itu sambil sesekali menciumi wajah sunghoon.
'ah anjing! nikmat banget!'
------
23.35
sunghoon membuka matanya yang terasa berat dengan susah payah, mengerjap sambil mengerang pelan.
ketika hendak mencoba bangkit untuk duduk, sunghoon ngerasain pelukan di perutnya mengerat.
"mau kemana?" tanya suara itu dengan serak.
itu jay.
sunghoon tersentak, si manis itu agak gak percaya pas tau jay meluk dia dengan begitu erat sekarang.
"tidur lagi ayo" ajak jay, agak memaksa sunghoon untuk rebahan lagi di sampingnya dan semakin mengeratkan pelukan.
makin terdiam waktu ngerasain kecupan lembut di bahu polos sunghoon yang terbuka. sesekali usapan tangan jay di perutnya dia rasakan.
"jay?" panggil sunghoon.
"hm?" sahut jay tanpa membuka mata.
"dingin," lirih si manis itu.
sunghoon pikir jay gak bakal perduli, namun ternyata jay menggerakkan kakinya untuk menarik selimut menutupi kedua tubuh telanjang itu.
"makasih..." gumam sunghoon kemudian memejamkan mata dan kembali melanjutkan tidurnya.
jay mendengarnya.
'.......' - jay
tapi tak ingin perduli.
💌
note: book ini aku bikin karena lagi kesel banget sama seseorang wkwk, makanya ditumpahin kesini aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
aufdecken [jayhoon/enhypen]
Fanfiction'lo brengsek!' -sunghoon 'dan lo terlalu naif, hoon' -jay warning: yaoi, bxb, banyak kata kasar