Pranggggg....
"Silahkan kamu lakukan apa yang kamu mau,pergi sama wanita pilihan mu, tinggal kan aku dan anak anak kita"
Plakkkk...
"Gausah teriak teriak,tanpa disuruh juga aku bakalan pergi,aku kesini cuma antar surat cerai,hadiri sidang ,dan setelah itu aku ga akan muncul lagi di kehidupan kalian,kamu itu lebih mudah mendengar apa yang orang katakan ,aku memang tidak pernah di terima di keluarga mu"
Suara keras saling bersahutan,disambut dengan petir dan hujan deras yang seakan ikut menyaksikan dua orang yang saling berhadapan dengan kesakitan dan saling menumpahkan amarah yang tidak bisa di bendung lagi.
Kaca berserakan,kain berhamburan,dan rumah yang dulu begitu tenang kini sudah menjadi neraka bagi penghuninya,tidak ada lagi obrolan di meja makan,tidak ada lagi berkumpul di ruang keluarga sekedar menonton TV,yang tersisa hanyalah kehancuran,saling beradu argumen,saling menyalahkan,meluapkan emosi tanpa memberi kesempatan diri untuk tenang.
Gadis yang beranjak remaja itu hanya berdiri dan mengintip dari balik pintu kamarnya,dia harus menyaksikan peperangan yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya,dua orang yang di cintai nya tak lagi di kenalnya,dua orang yang selalu bertutur lembut kini tak ada lagi terdengar.
Menangis tertahan saat melihat cinta pertamanya pergi tanpa melihat dirinya yang butuh di tenangkan, sekedar di peluk sebentar pun tidak akan lagi terjadi.
Semua berubah hanya dalam satu malam saja.
Dia perlahan melangkah mendekati wanita yang kini meringkuk di sudut sofa ,tanpa memikirkan lagi banyak nya pecahan kaca yang di injak nya, baginya wanita di hadapannya jauh lebih terluka saat ini.Malam berlalu dengan dua manusia yang saling menguatkan dalam pelukan di sertai air mata yang tak bisa di kendalikan.
***
Gita pov
"Gita ,ada yang nyariin lu , katanya disuruh pak Bobby"Dey dari biliknya dengan wajah tanpa dosa langsung berbicara dengan lantang membuat orang di sekitarnya langsung menatap ke arahnya,dan yang di tatap respon nya biasa saja.
Aku berjalan menuju pintu ruangan ku,dan benar saja ada seseorang yang sedang duduk di kursi depan meja ku,aku tahu memang sudah di titipkan pak Bobby tapi kenapa dia harus ada disini,kan nanti ada waktu nya,maksutku dia terlalu lancang.
"Permisi,Mas Chico ya ?"
kenapa jadi aku yang permisi ,ini kan ruangan ku.
Iya aku tau namanya karena kemaren pak Bobby sudah lebih dulu menyerahkan CV nya kepada ku,dan kenapa harus aku yang wawancara tapi mungkin pak Bobby memang sibuk banget yaudah mau tidak mau aku harus mengambil alih,aku sudah mempelajari cara mewawancarai si pelamar hari ini,ini bukan tugas ku jadi aku kurang paham,tapi kata pak Bobby lakukan sesuka ku saja.
Harusnya di hari pertama dia sudah ku blacklist karena tidak sopan.
Kan bisa menunggu di luar dulu."Lama banget mba ,saya daritadi disini,belum sarapan lagi,mana sih si belalang kacamata itu"
Aku kaget dengan responnya,benar ini bukan orang biasa yang lagi butuh kerjaan,sopan santun nya aja ga dibawa dari rumah.
Aku berjalan menuju kursiku dan duduk sambil menarik map biru yang merupakan CV orang di depan ku.
"Saya memang datang di jam segini sesuai prosedur kantor selama saya bekerja disini "
Aku membuka map dan menatap dia yang menatap ku seakan sedang meneliti ku."Saya gatau lah orang saya baru datang kesini,kalau ga disuruh juga saya gamau ",cobaan ku di pagi hari sudah terpampang nyata .
"Tujuan anda kesini untuk melamar pekerjaan,jadi tolong ikuti prosedur "
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Aku
Fanfiction"bagiku Dunia hanya tentang Kesenangan bukan Kebenaran,hanya tentang singgah bukan selamanya,hanya tentang Aku "