Obat

453 24 1
                                    


Gita membuka mata perlahan,dia melihat jam di dinding menunjukkan pukul 09.00 pagi,sudah berapa lama dia tertidur,bahkan dari semalam dia sama sekali tidak beranjak dari kasurnya.
penciuman nya terganggu oleh bau bumbu masakan.
Meski badannya masih sulit untuk di gerakkan tapi perlahan dia mencoba untuk duduk.

"Gausah gerak,,tiduran aja "

Suara yang beberapa hari tidak terdengar malah berdiri di dekat meja.
Gita memperhatikan laki laki yang masih lengkap dengan jas hitam di tubuhnya,bahkan sepatu nya pun belum ia lepas,hal yang tidak di sukai Gita.

Chico,pulang lebih awal dari jadwal yang seharusnya,pesta yang akan di gelar esok hari justru dia tinggalkan begitu saja,acara terpenting dalam hidup Bobby tidak lagi menjadi alasan untuk nya tetap berada di Jerman.
Dia menerima pesan dari security kantor jika ada yang kecelakaan,saat dia tahu siapa yang mengalami hal tersebut,Chico tanpa pikir panjang langsung memutuskan pulang ke Indonesia,bahkan dia baru saja mendarat di Indonesia, memutuskan mendatangi Gita di apartemen nya,soal kode pintu ,bukan hal sulit untuk Chico mengingat nya.

Chico membawa mangkok di tangan nya berjalan ke arah ranjang.
Gita duduk bersandar memperhatikan Chico , memastikan Chico memang nyata bukan mimpi.
Chico meniup makanan di sendok dan mengarahkan ke mulut Gita.
Gita menerima suapan dan mengunyah makanan itu perlahan.
Gita yang memang lapar karena belum makan sejak tadi malam,jadi tidak berbicara apapun bahkan sekedar bertanya kenapa Chico ada disini,yang penting dia sudah ada di depan mata.

Chico dengan telaten menyuapi Gita ,hampir 30 menit Gita menyelesaikan makannya,Chico meletakkan mangkok yang sudah kosong di atas meja dan meraih kantong putih berisi obat obatan.
Kembali mendekati Gita dan membuka bungkus obat satu persatu.
Gita menerima obat tersebut dan menelannya nya bergantian.

"Istirahat dulu ,aku mau mandi"

Gita mengangguk dan kembali ke posisi telentang di atas ranjang.
Chico menyibakkan tirai coklat penutup jendela,hari terlihat cerah di jam yang masih tergolong pagi.

Chico mulai melepaskan pakaian di badannya,meraih handuk biru yang sudah menjadi hak miliknya dan berlalu ke kamar mandi.
dia juga merasakan lelah yang luar biasa, penerbangan 10 jam yang begitu dadakan membuat badannya pegal dan dia mulai merasakan tenggorokan nya kering seperti akan panas dalam.
Mungkin dengan mandi akan membuat badannya agak segar.

Chico keluar dari kamar mandi seperti biasa hanya menggunakan celana pendek tanpa mengenakan baju.
Menadah rambut nya yang basah dengan handuk.
Rasa lapar yang di tahannya sejak kemaren siang ,dia seperti hilang kendali mendengar kabar Gita .
Meski berdebat dengan keluarganya,Chico tetap memutuskan pada pilihan nya, perbedaan Chico dan Bobby sangat mudah di temukan,Bobby yang penurut sementara Chico bertolak belakang dengan itu semua.

Chico duduk di meja yang penuh dengan berbagai macam bungkusan,
Membuka makanan yang sempat ia beli,dengan lahap Chico makan tanpa menghiraukan siapapun termasuk Gita.
Bahkan tidak cukup satu bungkus nasi,dua bungkus ludes oleh dirinya sendiri.
Chico meraih bungkus rokok di meja dan berjalan ke arah balkon.

Dia membuka ponsel di tangan nya.
Kembali membuka sosial media yang ia miliki,hati nya marah ,kesal tapi melihat wanita itu membuat nya melupakan semua amarah nya,
Salah satu mantan Tante nya memposting foto ,dan disana ada Gita bersama Tian , mereka ada di satu acara yang sama.
Tapi apa dia punya hak untuk marah?
Lalu apa alasan dia pulang saat mendengar kabar dari kantor nya.

Chico kembali masuk dan menutup pintu menuju balkon.
Badannya yang mulai terasa panas tapi tidak ada keringat,Chico mencari sesuatu di dalam kantong obat Gita .
Membuka beberapa dan menelannya.
Mencegah untuk tidak sakit, bagaimana jika dia sakit,siapa yang menjaga Gita .
Kenapa perasaan nya gampang berubah,beberapa saat yang lalu dia menyesali tindakan nya,tapi saat ini ,dia ingin kuat dalam keadaan apapun hanya untuk wanita yang tertidur di sampingnya.
Chico merebahkan diri dan perlahan memejamkan mata.

Hanya AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang