Ragu

368 20 2
                                    


"aku antar kamu sampai depan gerbang ya,,aku ngejar penerbangan"

Chico melajukan kuda mesinnya dengan santai, menikmati kebersamaan mereka menjelang kepergiannya beberapa hari,meski enggan tapi harus.
Karena kalau dia tidak ikut ,bisa jadi Bobby akan balik ke Indonesia dan itu ancaman untuk dirinya.
Jadi mau tidak mau dia harus menyusul menghadiri hari bahagia Abang nya yang akan melangsungkan pernikahan di Jerman.

Secepat itukah perasaan Bobby bisa hilang terhadap Gita , justru bukankah itu lebih baik.

"Iya gapapa "

Chico melirik sebentar dan kembali memfokuskan pandangannya ke arah depan.

"Kamu ga nanya aku mau kemana,kok biasa aja sih "
Chico misuh misuh sambil sesekali memijat kepalanya, pusing dengan wanita di samping nya.

"Kan tadi kamu bilang mau penerbangan, berarti kan ada urusan"

Chico yang sudah kesal duluan lebih memilih diam,mau marah belum hak milik,mau biasa aja tapi kesal.

Chico berhenti tepat di depan gerbang perusahaan nya,
Gita meraih tas di bagian belakang,karena Chico tidak banyak bicara jadi Gita tidak perlu berlama lama di dalam mobil tersebut.
Gita keluar dari mobil,berdiri di atas trotoar menunggu Chico pergi.

Gita berjalan menuju portal Utama,lalu mengeluarkan kartu pengenal.
Lalu kembali berjalan menuju pintu utama perusahaan.

"Kakak kok ga pakai mobil"
Tian sudah berdiri di samping Gita ,menyamakan langkah kakinya dengan Gita.

"Mobilnya sama temen,jadi naik Taxi ",

"Kakak kemaren kok ga ikut nonton,aku nelpon tapi gabisa ,kakak baik aja kan ?"
Tian memegang kedua bahu Gita ,tingkah Tian membuat Gita sedikit kaget,karena disana banyak orang berlalu lalang.

"Ga ,aku baik baik aja kok,aku duluan ya "

Gita berlari kecil menuju pintu lift yang terbuka,dia takut akan ada gosip baru lagi nanti nya.

Gita memasuki ruangan kerjanya,hari ini seperti kembali ke rutinitas.
Mulai memeriksa dokumen dan membaca nya.

"Permisi,kak mau minta tanda tangan pak Chico "

"Perlu sekarang atau bisa nanti aja ?"
Gita berjalan menghampiri laki laki yang berdiri di depan pintu masuk.

"Ini untuk Minggu depan, buat laporan akhir bulan kak "

"Yaudah ini saya tarok disini,biar kamu ga bolak balik,pak Chico nya lagi ada urusan,dia tidak ada di kantor"
Laki laki itu mengulurkan map biru kepada Gita dan meninggalkan ruangan tersebut.

Gita mengumpulkan map yang harus di tanda tangani oleh Chico di samping meja kerjanya.

"Gita ,gue boleh masuk ga ?"
Dey menyembulkan kepalanya di depan pintu masuk.

"Boleh "

Dey berjalan ke arah meja kerja Gita.

"Nih kunci mobil,,gue di bilang maling ma Mak gue ,kan duit gue dia yang megang jadi dia kaget gue bawa mobil, padahal udah gue jelasin "

Dey berbicara sambil membuka bungkusan di atas meja Gita,bahkan Gita baru sadar ada bungkusan makanan di atas meja kerjanya.

"Makasih ya,maaf udah ngerepotin "

"Iye ,gue duluan ye, makasih makanan nya "
Dey keluar sambil membawa beberapa bungkus makanan ringan di tangan nya.

Drttt...

Hp Gita bergetar menandakan ada pesan masuk

Cicho Tama : dimakan ya ,ada bubur di dalam plastik nya,tadi aku suruh OB yang narok dimeja kamu,aku bentar lagi Take off.

Hanya AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang