"malam ini terakhir kita disini,jadi kita mau bikin api unggun,terus ada acara bakar bakar juga,tapi kalau udah selesai mohon sampah nya kita kumpulkan bareng bareng karena biar tidak merepotkan,besok kita berangkat jam 4 pagi menghindari jalanan takut macet dan beberapa dari kita besok harus masuk kantor sesuai dengan bagian masing masing, terutama untuk penerimaan anak magang seperti tahun tahun sebelumnya ,dan di mohon memakai baju lapis karena udara yang cukup dingin, silahkan yang laki laki ambil jagung di dalam ruangan dapur ,sudah di siapkan,yang perempuan daripada ngerepotin kalian liatin aja atau ngapain kek gitu udah gede ini ""Woooooooo"
Sorakan dari penghuni mahluk bumi yang tidak pernah salah kini mulai menggema ,yang di sorakin malah tertawa senang.
Mereka berkumpul dan mulai menyibukkan diri mengupas jagung yang telah disediakan ,api unggun yang menyala di tepi pantai menambah kemeriahan acara kantor , bagaimana pun ini malam terakhir mereka bisa menikmati liburan dadakan ,karena besok sudah kembali ke peraturan kantor .
Arang yang sudah di siapkan mulai di bakar ,sengaja di buat berkelompok agar tidak menyebabkan banyak nya asap di lokasi walaupun tetap saja banyak.
Laki laki bertugas menyiapkan arang yang sudah di bakar,dan perempuan mengupas lalu mengoleskan mentega ke jagung."Ihhh nanncciii bajjiuu akkkuuu kkooottooorrr bauuuhhhh "
Sudah pasti semua kenal dengan suara yang merdu tapi menyakiti kuping,"Eh Gita lu kunci ,ajak kesini dong "
Dey mengangkat baskom yang sudah bersisi jagung siap untuk di bakar."Oohiiyaaaa accyuu luppaaa,,tungguin yahhhh "
Muthe berjalan ke penginapan yang tidak begitu jauh dari jarak mereka berkumpul.
"Gue curiga dia juga ngincer bos yang baru"
Muthe yang sedang berjalan bisa mendengar suara dari arah kamar salah satu karyawan kantor,mereka sengaja tidak menutup pintu .
"Dia pakai cara apa yah,calm tapi liar "
"Hahhaha,yang penting kan murah"
Muthe sudah tau pemilik suara itu,bukan lagi rahasia umum kalau geng itu memang sering membully orang lain,bahkan untuk orang yang sudah tergolong dewasa harusnya malu melakukan hal seperti itu,dan Muthe juga tahu yang mereka sebutkan itu adalah sahabat nya.
Dia berjalan mendekati tiga orang yang sebenarnya tahu kehadiran muthe sejak awal jadi mereka semakin jadi untuk berbicara.
"Coba ulangi kalian ngomong apa?"
Muthe melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap tiga orang di depannya secara bergantian.
"Gausah ikut campur"
"Lu mau kita jadiin target?"
Muthe tidak bergeming dan masih berdiri seperti tidak takut terhadap tiga orang di hadapan nya.
"Jinan,gue tau lu sakit hati,tapi ga adil kalau lu terus terusan nyakitin Gita ,dia ga salah "
Jinan langsung menatap muthe marah,muthe orang yang tahu apa penyebab Jinan membenci Gita ,bahkan dia dekat dengan Gita bukan hanya sekedar menjadi teman tapi juga menjaga agar Jinan tidak berbuat nekat,karena Jinan dan Muthe saudara sepupu.
Ayah muthe dan ibu Jinan adik kakak ."Lu ga ngerasain apa yang gue rasain,urus aja urusan lu "
Jinan berdiri dan melewati muthe begitu saja.
Muthe menarik nafas dalam dan mengerjapkan matanya beberapa kali lalu
Muthe kembali melanjutkan perjalanan nya menuju kamar Gita .Dia mengetuk pintu,meski dia yang membawa kunci paling tidak dia harus lebih dulu mengetuk agar orang di dalam tidak kaget.
Muthe melirik di kursi depan kamar Gita ada jaket berwarna biru, firasat nya langsung berubah buruk,apa ada orang yang masuk ke kamar Gita ?
Dengan cepat dia memasukkan kunci dan memutar kunci membuka pintu kamar Gita .
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Aku
Fanfiction"bagiku Dunia hanya tentang Kesenangan bukan Kebenaran,hanya tentang singgah bukan selamanya,hanya tentang Aku "