Chico dan Gita sama sama fokus dengan laptop masing masing,pekerjaan menumpuk karena Chico sempat menelantarkan banyak pekerjaan di bulan sebelumnya.
Mereka sama sekali tidak banyak mengobrol,Chico mengusai seluruh tempat tidur Gita,lengkap dengan File yang berserakan di atas kasur,sementara Gita yang memang tidak terbiasa mengerjakan pekerjaan di tempat tidur jadi dia duduk di kursi tidak jauh dari tempat tidur.
Satu bulan terhitung semenjak mereka dari makam Ayah Chico,Gita meyakinkan hatinya bahwa Chico memang mencintainya.
Bahkan Chico tidak pernah balik ke rumahnya sendiri,mereka sudah seperti pasangan yang sah,berangkat kerja bersama ,kerja di tempat yang sama dan pulang pun tetap ke tempat yang sama."Pesan makan ,aku lapar ".masih dengan file di tangannya ,Chico mulai memperlakukan jiwa bos meski di rumah tidak di kantor.
Gita meraih ponsel yang terletak tidak jauh dari jangkauan nya.Dia mulai mencari beberapa menu untuk makan malam mereka.
Tanpa harus bertanya menu pesanan,Gita sudah menyelesaikan untuk urusan mengisi perut yang sudah mulai keroncongan.
Karena kesibukan mereka,bahkan sekedar membeli makanan ringan saja tidak sempat.
Di tambah Chico selalu melarang Gita pergi sendirian meski cuma ke minimarket."Aku mandi dulu deh,badan ku gatal "
Gita berjalan dan membuka lemari mengambil handuk yang dilipat,karena Gita memakai handuk yang sama dalam waktu 2 hari setelah itu harus mengganti dengan yang lain.Mereka sibuk dari pagi ,padahal ini hari libur,tapi pekerjaan yang benar benar menyita waktu ,untuk mandi saja tidak sempat,sekedar keluar apartmen juga tidak bisa,malam ini harus tuntas karena besok mereka akan bertemu clien baru lagi.
Chico memeriksa berkas yang sudah mulai berkurang,pekerjaan yang tidak pernah dia pikirkan sebelumnya,karena dia kini pemimpin perusahaan,jadi dia harus tau apa yang harus dia kerjakan,meski belum sepenuhnya memahami pekerjaan Bobby,sementara Bobby sudah menikmati hidup bersama istrinya di Negara lain.
Chico berjalan menuju pintu karena suara bel berbunyi,mungkin pesanan makanan mereka datang.
Selesai dengan urusan mengambil beberapa makanan,Chico kembali mengurusi pekerjaan nya.
Gita keluar dari kamar mandi dengan handuk yang membungkus rambutnya."Makanan nya udah datang ?"
"Udah,,sebentar lagi ya,aku selesaikan sedikit lagi kok "
"Yaudah,,aku juga mau simpan berkas biar nanti ga urus itu lagi "
Chico memakai celana pendek bertelanjang dada keluar dari kamar mandi,rambut yang masih meneteskan air karena bekas keramas.
"Mau pakai sendok apa pakai tangan aja ?"
Gita sudah berganti pakaian dengan baju tidur ,toh sudah memasuki jam 22.00 ,dan mengingat tenaga mereka sudah terkuras habis seharian hanya berkutat dengan kertas dan laptop."Pakai bibir boleh ?"
Chico sudah kembali ke pengaturan awal,tadi serius cuma lagi sibuk kerja ,kalau sudah bebas dari semua tanggung jawab pasti Gita harus selalu waspada karena Chico melihat Gita seperti makanan yang bergizi tinggi dan selalu minta di lahap.
"Tian ajak aku nonton ,katanya traktir habis ulang tahun "
"Boleh,tapi aku ikut "
Chico melemparkan handuk bekas rambutnya ke atas kursi di samping tempat tidur,dia berjalan ke arah meja dekat TV,dimana mereka biasanya makan berdua,padahal masih bisa di ruangan selain kamar.Gita sebisa mungkin tidak ingin orang lain tau dia sedang menjalin hubungan dengan atasannya,dia lebih suka dengan yang mereka jalani sekarang,hanya berdua tanpa harus di ketahui siapapun,meski Chico begitu terlihat menginginkannya,tapi sepenuhnya Gita masih ragu,bukan dengan perasaan Chico,tapi apa yang mereka jalani apakah sudah tepat dan sudah pas karena Chico bukan orang sembarangan,semua masih tersimpan jelas,bohong jika Gita tidak memikirkan soal obrolan beberapa bulan lalu,saat dia dan Tian datang ke sebuah acara pesta,dimana disana dengan jelas kalau kabarnya Chico sudah punya tunangan,Chico tidak pernah mau membahas itu ,dia selalu marah kalau Gita menanyakan kebenarannya,Chico selalu bilang dia hanya ingin bersama Gita bukan dengan orang lain.
Bahkan jika Gita megingat obrolan nya jika ingin tidur dimalam hari,Chico seperti orang yang tidak akan pernah menyia nyiakan dirinya."Seberapa yakin kamu sama hubungan ini ?"
"100 % harus yakin "
"Aku mau ajak kamu ketemu Papah,kamu mau ?"
"Udah siap ?"
"Kata Aldo, Papah udah bisa di temui,"
"Maksut aku,kamu udah siap ,kalau aku sih udah siap banget "
Gita mendengus karena Chico selalu melebih lebihkan pembahasan.
Memang sih bahkan hampir setiap saat Chico mengatakan ingin masuk ke tahap yang sakral,tapi Gita masih berfikir untuk hal itu.Kembali ke suasana makan malam kali ini.
Seperti biasa Chico makan begitu lahap dan tidak suka menyisakan nasi di piringnya,paling tulang ayam atau ikan saja."Kita kapan ketemu papah kamu ?"
"Kita masih sibuk banget,kerjaan kamu banyak banget yang belum kelar "
Chico mengangguk setuju,dia harus mulai terbiasa dengan pekerjaan nya dan tidak lagi menunda nunda jika ada pekerjaan baru agar tidak menumpuk seperti sekarang,karena dia akan susah untuk memiliki waktu bersama Gita,memang sih satu rumah,tapi kalau masih sibuk dengan kertas,ya sama saja bohong.
Chico berbaring setelah Gita merapikan kasur yang tadi penuh dengan file yang di gunakan Chico.
Rasa lelah dan mengantuk seperti nya sudah mengahampiri dirinya.Gita memastikan semua pintu sudah terkunci dan merapikan tirai ,mematikan lampu dan menyisakan lampu tidur seperti biasanya.
Chico membentangkan lengannya,Gita dengan senang hati menerima perlakuan Chico.
Menarik selimut dan menelusupkan wajahnya di leher Chico.
Karena sama sama lelah,tanpa ada obrolan,mereka sudah terlelap dalam tidur masing - masing.*
"Kak Gita ingat ya kita ada acara nonton lho,aku tagih terus pokoknya "
Gita yang sedang memasuki gerbang bertemu Tian yang masih memakai seragam security,padahal dia bahkan bisa membuat perusahaan lebih besar dari ini.
Gita juga sudah tau siapa Tian,dan yakin bahwa Tian memang tidak sedang niat bekerja,tapi itu bukan urusannya juga."Jadwal saya masih padat,jadi gabisa janji ya "
Gita menempelkan id card untuk akses dirinya masuk,sekarang sistem perusahaan sudah dirubah oleh Chico,bahkan Security saja tidak punya akses,hanya sampai di depan gerbang saja."Gita,rapat nya di majuin,ini udah di tunggu di ruang atas "
Ashel menyamai langkah Gita sambil memeriksa berkas di tangannya."Kok bisa,mendadak banget ?"
Bahkan bos mereka aja baru datang bersamaan dengan Gita,kenapa ada perubahan jadwal."Katanya bos itu ada pertemuan keluarga,dengarnya sih gitu,jadi di majukan "
Bahkan belum ada obrolan itu terdengar dari Chico di pagi ini.
Apa yang gita tidak ketahui saat ini ?Gita masuk keruangannya,ternyata Chico sudah duduk di sofa sambil memeriksa berkas untuk pagi ini.
Dia sama sekali tidak menggubris keberadaan Gita."Gausah mikir macam macam,kalau kamu ragu kenapa ga periksa ponsel aku,aku aja baru di kasih tau pas parkir mobil,mau kasih tau kamu,kan susah interkasi di kantor "
Gita merasakan hatinya begitu tenang,Untuk apa dia meragukan laki laki di hadapannya.
Gita berjalan menghampiri Chico,
Chico mengalihkan fokus dan meraih Gita untuk duduk di pangkuannya."Percaya sama aku ya,aku akan berjuang untuk kita "
Gita mengangguk,Chico meraih tengkuk Gita,karena sudah beberapa hari mereka sibuk,tidak ada asupan Gizi.
Meski rapat akan dimulai,sepertinya merapatkan bibir di pagi hari lebih menyenangkan bagi Chico dan Gita.***
Kita mulai lagi yah :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Aku
Fanfiction"bagiku Dunia hanya tentang Kesenangan bukan Kebenaran,hanya tentang singgah bukan selamanya,hanya tentang Aku "