janji

392 21 1
                                    


(18+)

Alarm dari hp Gita berdering, perlahan Gita membuka mata dan meraba mencari benda yang membangun kan dirinya.
Dia merasakan ada lengan di atas badannya.
Gita menoleh ke arah jam dinding,pantas dia merasa lapar karena waktu sudah memasuki jam 11 siang.
Beruntung ini hari libur jadi dia tidak perlu panik ketika bangun terlalu siang,
Mungkin alarm nya sudah berbunyi dari tadi,karena dia tidak pernah bangun di atas jam  7 jika hari libur sekalipun.
Berbeda dengan pagi ini.
dia mencoba untuk duduk , melepaskan tangan Chico perlahan, justru membuat Chico terbangun dari tidurnya.

"Kamu mau kemana ?"suara serak khas bangun tidur ,di tambah dengan mata Chico yang masih enggan untuk bangun,tapi pergerakan Gita membuat nya langsung membuka mata.
Padahal hanya pergerakan kecil yang di lakukan Gita .

"Mandi,udah mau jam makan siang "
Gita mengikat asal rambut nya,dan berjalan ke kamar mandi.
Dia merasakan sesuatu yang berbeda dari pagi sebelum nya,,badan nya lebih terasa rileks tanpa pegal pegal karena kekurangan tidur, dia tidur nyenyak setelah mengeluarkan semua masalah hidupnya.

Chico berjalan ke arah meja dan meraih ponsel nya,banyak panggilan masuk di hp nya,dia mengetikkan sesuatu dan berjalan menuju balkon kamar Gita.
Terik matahari di luar begitu terasa,lantai yang biasa dingin dimalam hari kini terasa cukup panas karena sinar matahari.
Ternyata pemandangan dari apartemen Gita cukup indah di siang hari.
Menghadap ke gedung yang lebih tinggi ,bahkan dari lantai apartemen itu bisa melihat ke arah jalan raya yang cukup padat,karena ini hari libur.

Chico duduk di kursi yang terdapat di ujung samping tembok.
Mengeluarkan rokok dari bungkusnya dan mulai membakar ujungnya.
Meresapi setiap hisapan dan membuang asap membentuk bola bola kecil.

"Lain kali pakai handuk di tarok lagi di tempat nya,untung aku ada pakai baju pas ke kamar mandi "

Gita berdiri di depan pintu dengan handuk yang melilit di atas kepalanya,karena dia baru saja keramas.

"Makanya beli lagi "

Chico berdiri dan berjalan ke arah Gita ,entah perasaan Gita saja atau memang wajah Chico seperti sedang menatap nya sambil memasang wajah nakal, mengerlingkan mata seakan sedang menggoda.

Bukannya merasa takut,Gita malah menatap balik dengan tatapan yang seakan perbuatan Chico itu menggelikan.
Chico yang di tatap menahan sekuat tenaga untuk tidak tertawa atau lebih tepatnya malu karena orang di depannya memberikan reaksi yang berbeda.

"Hahahaha ,kok kamu gitu sih,ga menghargai usaha ku yang mencoba terlihat gagah "

Gita lagi lagi hanya merespon dengan menautkan alisnya.tambah jijik.

Chico berdiri di depan Gita , melepaskan lilitan handuk itu perlahan.

"Handuknya basah,pakai yang lain aja,ada kok di lemari"

"Aku suka yang basah "

Gita mengalihkan pandangannya ke arah balkon,dia tidak boleh terintimidasi oleh ucapan Chico , apapun yang ada di pikiran Chico tidak akan bisa menebak pikiran Gita .

"Nanti ada paket,aku pesan baju sama celana,aku mau mandi,nanti kita makan di luar ya "

Chico merapikan rambut Gita yang terurai oleh angin, kegiatan itu membuat Chico tersenyum,hanya melihat wajah Gita cukup untuk nya jatuh berkali kali dalam perasaannya.

"Katanya mau mandi "

Gita harus punya pertahanan yang kuat,ditatap Chico membuat nya merasa begitu di hargai oleh seseorang,merasakan kehangatan yang dia rindukan.

Chico menarik Gita ke dalam pelukannya,aroma rambut Gita yang wangi menyeruak kedalam rongga hidung nya,tapi yang lebih penting kehadiran Gita yang menghangatkan hati nya,
Dia merasakan tangan lembut melingkar di pinggangnya ,senyum yang mungkin takkan pernah hilang lagi karena perasaannya sudah mulai menemukan tempat untuk singgah.

Hanya AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang