Butuh

308 24 2
                                    

"Bapak ngapain masih disini "
Gita berbaring sambil menatap orang yang duduk di pinggiran kasur sambil sesekali mengompres kening Gita .

Adegan yang membuat Gita hampir pingsan,dia tidak pingsan tapi suhu badannya menjadi panas, bagaimana pun itu hal pertama yang dia alami,ini perampasan tapi dia sedang tidak ada tenaga untuk melawan Chico ,
Ya laki laki yang mengikuti Gita adalah bos baru nya Chico Tama,
Bahkan tanpa sepengetahuan Gita ,Chico sudah memperhatikan gerak gerik Gita sejak meninggalkan kantor, penyebab nya karena Tian si anak magang ikut di mobil Gita .
Dia yang harusnya menghadiri makan malam bersama keluarga besar karena Bobby yang sebentar lagi akan meninggalkan Indonesia sesuai keputusan nya ,tapi karena melihat adegan yang membuat nya panas,dia dengan sengaja membuntuti Gita dan Tian .

Saat Gita masuk ke area apartemen,Chico dengan cepat berlari ke lantai 7 dimana apartemen Gita berada ,karena hasil dari alamat yang di beri Bobby sebelumnya,dia sudah merencanakan untuk membeli satu unit di daerah tersebut jadi dia punya Askes masuk.

Chico berada di sudut ruangan,dia melihat Gita keluar dari lift dan berjalan menuju pintu apartemen miliknya,ya semua terjadi karena hati yang sudah panas dari pagi hari ,sejak dimana dia harus melihat Bobby bersalaman dengan Gita ,malah di tambah dengan kehadiran anak magang di kantor nya.

"Kalau saya mau disini kamu mau apa ?"
Chico kembali mengambil sapu tangan di kening Gita dan menggantinya dengan yang baru.

Entahlah untuk saat ini Gita hanya butuh istirahat karena otak nya lelah lebih dari biasanya.

"Saya minta maaf "
Gita membuang tatapan nya menghadap jendela ,tirai coklat yang indah,tapi tidak dengan perasaan Gita saat ini.
Dia bingung dengan pikirannya sendiri,karena itu di luar dugaannya,Bahkan memang tidak pernah terfikirkan sebelumnya.

Dia merasakan genggaman lembut di tangan nya,tapi masih enggan untuk menatap laki laki yang baru saja di kenalnya.
Dia pernah menjalin hubungan tapi tidak pernah berciuman,itu yang membuatnya mendadak demam,apa seseram  itu,atau dia yang terlalu polos untuk hal itu.

"Saya lancang tapi saya gamau kamu sama orang lain"

Ucapan Chico membuat nya tambah pusing, apalagi ini .

"Mungkin ini terlalu cepat,tapi yang lama aja ga kamu terima ,buat apa nunggu lama "

Gita menatap Chico penuh tanya , menunggu kelanjutan ucapan pria itu.

"Bobby menyukai kamu dari dulu,dia yang bilang ,tapi dia ga berani takut di tolak "

"Dia baru bilang kemaren "

"Terus kamu jawab apa ?"

Gita menilai wajah Chico ,apa itu suatu kecemasan ,kini dia menggenggam tangan Gita lebih erat lagi, wajahnya begitu serius menunggu penjelasan Gita .

"Mau tau ?"

Entahlah untuk saat ini Gita memang butuh seseorang di sampingnya karena dia takut akan pingsan dan tidak ada yang mengetahui,semua sendi badannya mendadak lemah.

Drtt. ...drtt...

Hp Gita bergetar tanda panggilan masuk,,Chico meraih tas yang berada di ujung tempat tidur, mengeluarkan benda itu dan melihat siapa yang menelepon,sungguh sopan.

Panggilan masuk:Tian....

Chico tanpa menunggu persetujuan Gita langsung menolak panggilan tersebut,dia memejamkan matanya sambil menggenggam hp Gita ,emosi nya mendadak muncul , bayangan Gita bersama Tian beberapa saat yang lalu kembali berputar di otaknya.
Gita memperhatikan itu semua ,tapi dia tidak mau bertanya apapun.

Tian :kakak sibuk ya?

Dibaca oleh Gita

Gita yang melihat Chico masih memejamkan mata memberanikan diri mencoba meraih hp di tangan Chico.

Hanya AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang