Bab 5

5.6K 275 1
                                    

Alana menatap kosong pada bangunan megah di depannya. Melalui kaca jendela mobil, Alana dengan jelas melihat pemandangan yang disuguhkan di depannya.

Rumah super besar dengan bangunan mewah nampak begitu luar biasa indah. Keglamoran nampak lebih di condong kan di sini.

Tidak hanya itu, halaman super luas dengan air mancur berada di tengah-tengah taman nampak begitu indah.

Jika tidak dalam keadaan mood yang buruk, Alana yakin saat ini dia pasti akan di buat takjub.

"Nona?"

Mengerjab lambat, Alana menoleh. Pak Lim berdiri di samping pintu mobil yang sudah dibuka untuknya.

Mempersilahkan Alana untuk keluar.
Begitu menoleh ke samping, Alana tidak menemukan Axel lagi. Laki-laki itu sudah berdiri di depan undukkan anak tangga. Ternyata dia keluar saat Alana sibuk dengan lamunannya.

Menghembuskan nafas panjang, Alana keluar mobil dengan wajah lesu. Melangkah mendekat ke arah Axel yang masih betah berdiri di tempatnya. Tanpa bergerak sedikit pun.

Mungkin menunggunya. Pikir Alana dalam hati.

Tanpa mengatakan apa pun, Axel meraih tangan Alana. Menggandengnya masuk ke dalam rumah mewah di depanya tanpa peduli dengan respon seperti apa yang Alana tunjuk saat ini.

Alana dan Axel disambut dengan para wanita berpakaian rapi ala pelayan dan juga pria-pria berjas. Berjejer rapi di setiap sisi, tubuh Alana dan Axel yang berjalan di tengah-tengah mereka.
Mereka membungkuk hormat, melipat tangan yang diletakkan di atas perut. Senyum sopan terus terpatri dibibir mereka.

Alana semakin merasa canggung apa lagi beberapa pelayan ada yang mencoba mencuri-curi pandang ke arahnya.

Begitu sampai di ruang tengah, Axel menghentikan langkahnya. Melepaskan genggaman tangannya pada tangan Alana begitu saja.

"Bu Sora." Teriak Axel.

Seorang wanita berpakaian kepala pelayan lari tergopoh-gopoh ke arahnya. "Ya, tuan?" Jawabnya sopan.

"Bawa dia ke kamar, siapkan dia untuk malam ini."

Bu Sora membungkuk, memutar tumit ke arah Alana. "Ayo nona, ikut saya, sebelah sini."

"Ak---u..."

"Ikut dia Alana. Sekarang!!" Perintah Axel tegas.

Mendengar ucapan Axel yang tidak ingin dibantah, akhirnya Alana menurut. Berjalan di belakang tubuh Bu Sora yang berjalan di depannya dengan tubuh lesu.

Semakin dalam memasuki rumah, langkah kaki Alana semakin terasa berat. Bahkan megahnya ruangan di sekelilingnya sama sekali tidak bisa menarik perhatiannya.

Alana hanya terus berjalan dengan kepala menunduk. Sampai dia tidak mendengar suara langkah kaki barulah dia mengangkat wajahnya.

Bu Sora membuka pintu kayu berwarna crime.  "Ayo nona." Menyuruh Alana untuk terus mengikutinya.

Kamar bernuansa gading dengan ruangan super besar membuat Alana kikkuk. Dia merasa sangat kecil saat ini.
Belum lagi pakaian yang digunakannya. Benar-benar tidak pantas untuk berada di rumah besar ini.

Alana tidak menyangka jika dia akan berada di situasi seperti ini. Berada di rumah yang super besar layaknya istana adalah hal yang tidak pernah Alana pikirkan sebelumnya.

"Ayo nona, anda harus mandi sekarang ... Kita hanya punya waktu dua jam bersiap."

Lagi-lagi Alana hanya pasrah. Berjalan lambat ke arah kamar mandi dengan dua pelayan berjalan di belakangnya.

Alana; Wanted; Be Mine! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang