Bab 10

4.3K 220 1
                                    

"Enggak... Aku gak mau... Lepaskan aku, Axel." Alana berusaha berpegangan pada mobil begitu Axel membuka kasar pintu mobil kasar.

Menariknya yang terus memberontak di dalam mobil. Bahkan kakinya terus menendang-nendang ke arah Axel. Berusaha menghindar juga menjauhkan Axel darinya.

"Jangan membuat aku semakin marah, Alana!" Bentak Axel.

Dengan kuat Axel menarik kaki Alana, menguncinya hingga tubuh Alana maju ke depan. Baru kemudian menarik paksa tubuhnya untuk keluar dari mobil.

Masih tidak mau diam, akhirnya Axel kembali mengangkat tubuh Alana. Membawanya di atas pundaknya.
Membawanya untuk masuk kedalam rumah besar miliknya.

Seluruh pelayan yang kebetulan sedang berada di dalam ruangan nampak mematung di tempatnya. Bahkan pria-pria berjas yang berdiri di teras tidak ada yang berani menghentikan Axel untuk membantu Alana.

Mereka menunduk takut begitu Axel terus berjalan di depannya. Membawa Alana di pundaknya.

"Brengsek ... Laki-laki sialan .. Lepaskan aku!" Jerit Alana mengeluarkan sumpah serapahnya. Bahkan Alana menendang-nendang kakinya agar Axel melepaskan.

Tapi Axel sama sekali tidak menggubris. Dia seolah tuli, tetap melangkah dengan wajah tanpa exspresi. Membuka kasar pintu kamar, Axel menutupnya dengan kakinya keras. Hingga menimbulkan dentuman cukup kuat.

Dengan kasar Axel melempar Alana ke atas kasur. Wajahnya dingin tanpa exspresi terlihat begitu menakutkan.

Apa lagi ketika tanganya sibuk membuka kancing kemejanya kasar. Membuat Alana mundur dengan wajah panik.

"Gak, Axel. Kamu jangan macam-macam!" Seru Alana mundur dengan kepala menggeleng panik.

Tanpa mendengar ucapan Alana-- Axel melepaskan kemejanya kasar dan melemparnya ke sembarang arah.
Hingga dada bidangnya terpampang jelas di depan Alana.

Alana semakin ketakutan ketika Axel merangkak naik. Menyentuh kakinya  dan menariknya hingga jatuh di depannya.

Tanpa aba-aba, Axel menarik, menyobeknya pakaian Alana menjadi dua. Mengundang jeritan Alana penuh ketakutan.

Tapi seolah tuli Axel mengabaikan jeritan Alana. Axel sudah seperti monster yang tak memiliki belas kasihan kali ini. Hingga tidak membiarkan Alana lepas darinya begitu saja.

"Inilah hukuman untuk wanita pembangkang seperti mu, Alana." Seru Axel setelahnya.

Alana bisa melihat dengan jelas bagaimana Axel menghancurkannya lagi-lagi dan lagi. Tapi berbeda dengan dulu yang masih ada kelembutan, kini Axel melakukannya dengan kasar. Bahkan ketika Alana memohon ampun, Axel seakan tuli. Dia terus melakukan apa yang dia inginkan pada tubuh Alana. Tanpa rasa kasihan sedikit pun.

***

Alana meremas selimut yang membungkus tubuh polosnya. Dengan air mata terus berlinang membanjiri pipi, dia terisak kuat. Menangis dengan perasaan hancur berkeping-keping.

Sedang Axel-- dia bangun dari duduknya. Memunguti pakaiannya yang berserakan di atas lantai. Dengan santai dia kembali memakainya. Tanpa rasa bersalah, dia pun melenggang pergi tanpa melirik Alana yang tengah terisak di tempatnya.

Alana menatap penuh benci pada punggung kokoh Axel yang melangkah menjauh. Meninggalkannya dengan perasaan jijik, marah, kecewa dan juga benci.

"Dasar pria brengsek." Raung Alana ketika melihat Axel melenggang pergi, meninggalkannya dengan perasaan terluka teramat dalam.

Tanpa menoleh, Axel berkata datar. "Jangan pernah keluar dari rumah ini jika tidak ingin aku menghukum mu, lagi!!"

BLAM..

Alana; Wanted; Be Mine! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang