Bab 16

3.2K 164 2
                                    

Sebagian bab sudah di hapus...

Tersedia versi karyakarsa juga ebook

*****

"Jika begitu, kamu bisa lompat dari sini." Axel melangkah sekali lagi, memangkas jarak antara dirinya dan Alana.

Alana terus mundur seiring Axel maju. Ekor matanya melirik ke belakang di mana air laut yang nampak berubah menakutkan. Tapi dia juga tidak mau menikah dengan Axel. Pilihan itu sama menakutkannya menurutnya.

Lalu apa yang harus dia lakukan, harus kah dia melompat?

Ya Alana. Lompat, bukan kah kamu menginginkan mati ketimbang hidup dengan monster seperti Axel? Sebagian dari dirinya seakan mengejek Alana. Menertawakan kebodohannya.

"Kenapa diam? Kamu tidak berani lompat? Kamu takut?" Bisik Axel tajam.

"A--aku---" gagap Alana. Suaranya seakan hilang.

Jantungnya berdegup semakin kencang. Tatapan matanya, aura yang Axel pancarkan benar-benar nampak menakutkan.

Alana yakin jika saat ini dia melompat, dia akan benar-benar tenggelam, dan mati.

Axel tidak akan mungkin mau menyelamatkan dirinya. Alana sudah mulai hapal bagaimana watak pria psikopat di depannya ini.

Siapa pun yang tidak mendengar kan semua kata-katanya, yang mengusik keinginannya. Maka dia akan disingkirkan. Termaksud Alana sendiri.

Dengan wajah meremehkan, seringai kejamnya seperti biasa."Jika kamu memang tidak berani melakukannya, jangan coba-coba memancing ku, Alana. Karna itu tidak akan berhasil"

Alana semakin menelan ludah kaku, begitu suara Axel semakin terasa tajam.

"Kamu tidak sebeharga itu untuk membuat ku berpikir dua kali untuk membuang mu, Alana."

"Dari sekian wanita, kamu hanya sedang beruntung karna menarik perhatian ku."

Alana membeku, ucapan Axel semakin menyadarkannya dengan posisi yang saat ini ia rasakan.

Sekarang hanya ada dua pilihan saat ini. Melompat dan mati sia-sia. Atau diam dan menerima Axel menjadi suaminya. Dan itu artinya, Alana harus pasrah dengan semua yang akan Axel lakukan padanya.

Nyatanya kedua kaki Alana tidak bisa lagi digerakkan. Dia membeku. Tubuhnya, seakan mengkhianati perasaannya.

*****

Alana menatap pantulan dirinya di depan cermin. Kebaya putih membalut tubuh rampingnya. Riasan sederhana nampak semakin membuat ia cantik mempesona.

Kali ini dia benar-benar akan menikah dengan Axel. Membiarkan pria monster seperti Axel merusak hidupnya. Dan lagi-lagi dia hanya bisa pasrah.

Tapi dari semua sikap Axel, Alana merasa ucapan Axel pagi tadi terasa masih terngiang-ngiang di pikirannya.

"Lalu bagaimana jika saat ini kamu tengah mengandung benih ku? Apa kamu masih tidak mau menikah dengan ku?"

Benih? Apa itu artinya bisa saja saat ini Alana mengandung benih Axel, darah dagingnya? Hamil anak Axel begitu?
Tangan Alana semakin terasa dingin memikirkan semua pemikiran terburuknya.

Apa yang akan dia lakukan jika sampai itu semua terjadi? Apa dia bisa menerima semua itu?

Dan ingat, bukankah dua kali Axel memperkosanya. Dan dia melakukan semua itu tanpa pengaman.

Dasar bodoh, pria mana yang memperkosa wanita menggunakan pengaman?

Alana meringis begitu mendengar bisikan-bisikan aneh di telinganya.

Alana; Wanted; Be Mine! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang