Mereka berubah(🕊)

251 12 0
                                    

Deo, Dio, Regan menganga tak percaya mendengar pernyataan Galang barusan, apakah benar seorang desicha Adriana murid terpintar disma Garuda hamil diluar nikah?

Deo, Dio, Regan menatap Galang dengan tatapan yang sulit diartikan,tapi Galang mengerti arti tatapan teman temannya ini!

"Bukan, bukan gue bangsat" Galang menyahut buku tebal Dio dan memukulkan buku itu kewajah Deo dan Regan

"Sakit goblok"

"Terus siapa Lo kan yang paling deket sama Acha" Tanya Deo seolah tak percaya

"Alvaro"

"Alvaro itu siapa lagi" Deo menggaruk tengkuknya yang tak gatal

"Alvaro zayden Antares?" Dio menatap orang orang yang duduk disofa itu

"Guru matematika yang baru itu" Tutur Galang dengan santai

"Abangnya elvaira?" tanya Regan tak percaya

"Elvaira zaleena Andromeda, gue rasa iya nama mereka berkesinambungan" Lagak Deo seperti peramal

"Gausah Lo ramal seantero SMA tau, Alvaro abangnya elvaira goblok" Dio kesal melihat tingkah goblok kembarannya ini.

"Brengsek juga dia"

"Langkah Lo apa selanjutnya?"

"Elvaira?" jawab Galang dengan datar

"Gak usah bawa elvaira dimasalah ini, kasihan dia pasti terpukul" sela Regan takut kalau elvaira akan dijadikan alat balas dendam oleh galang

"Gue bakal buat dia, maksa abangnya buat tanggung jawab" Kata Galang dengan tatap menerawang kedepan

"Bantu gue, gue mau Alvaro bener bener tanggung jawab sama desicha dan anaknya"

***

Desicha pagi ini sudah mulai sekolah, berbeda dengan hari biasanya hari ini ia sudah dijemput oleh Galang, desicha sudah menolak tawaran Galang tapi Galang memaksanya.

"Hai, maaf ya nunggu lama"

"It's okey tuan putri"

"Siap?"

"Siap"

Hari ini Galang membawa mobil, ia tidak ingin wanita kesayangannya sampai kepanasan, ia juga tidak mau jika desicha harus terkena udara pagi yang cukup dingin ini.

Dilain tempat elvaira sedang melaksanakan sarapan dengan Alvaro, walaupun dimeja makan hanya ada suara detingan sendok dan piring.

"Tanggung jawab, nikah sama Acha" Tekan elvaira dengan menatap makanannya

"Gue gabisa"

"Maksud Lo apa" elvaira masih enggan menghadap Alvaro

"Gue masih punya tanggungan banyak"

"Terus langkah Lo apa? Mau bunuh anak sendiri? Atau mau sekalian bunuh desicha?" elvaira meletakkan sendok dan garpu nya ia menatap nyalang kearah Alvaro

"Sebelum Lo lakuin itu kemereka berdua, lakuin ke gue dulu deh bang. Daripada gue harus malu punya Abang pembunuh" ucapan elvaira bagai petir yang membuat tubuh Alvaro menegang

"STOP, EL GUE DISINI BINGUNG GUE JUGA BUTUH SUPPORT GUE GATAU JALAN APA YANG HARUS GUE AMBIL SETELAH INI,, GUE HARUS APA GUE BINGUNG" untuk pertama kalinya dalam hidup Alvaro ia membentak atau meninggikan suaranya pada elvaira, dan itu juga adalah hal yang baru elvaira dapat dari Alvaro membuatnya langsung menangis

"LO BUAT RIBET IDUP LO SENDIRI, LO CUMA TINGGAL TANGGUNG JAWAB NIKAH SAMA ACHA, KELAR KAN MASALAHNYA LO AJA YANG RIBET BANG" desicha tak mau kalah ia juga berteriak lebih keras dengan tangis yang semakin deras

"GUE GABISA EL GUE GABISA, GUE UDAH JANJI BAKALAN NIKAH SAMA ANSEL"

"SAMA ANAK WANITA YANG UDAH BIKIN KELUARGA KITA HANCUR? HEBAT BANGET ABANG BRENGSEK GUE INI" elvaira tersenyum kecut serta menghapus air matanya

Plak

Tamparan, untuk pertama kalinya juga elvaira mendapatkan itu dari Alvaro. jelas elvaira tak percaya ia bahkan sempat diam dan menikmati rasa sakit, sakit di pipi dan dihatinya bercampur menjadi satu

Kecewa, satu kata yang menggambarkan perasaan elvaira. Ia benar benar kecewa dengan sikap Alvaro mengapa abangnya bisa menjadi monster buas?

"El, soory gue gak sengaja" Alvaro hendak memegang pipi elvaira tapi hal itu ditampis oleh elvaira

"Gue kecewa sama Lo" elvaira pergi dari hadapan Alvaro dengan tangis yang kembali menghiasi wajahnya

"Aargh tangan goblok" setelah kepergian elvaira, Alvaro memukul tangannya dan membenturkan kepalanya berkali kali

***

elvaira sudah sampai disekolah, tapi bel masuk masih cukup lama. Ia lebih memilih duduk ditaman untuk menetralkan rasa sakitnya, berkali kali elvaira mengaca miris! Satu kata itu yang cocok menggambarkan sosok elvaira

Mata sembab, bawah hidungnya yang membiru karena pukulan Galang kemarin, belum lagi pipinya yang memerah karena tamparan Alvaro tadi pagi, seolah dunia sedang menghukumnya.

Setelah sedikit tenang elvaira berdiri, tujuannya sekarang Galang, sejahat dan sekeras apapun usaha Galang untuk mengusir elvaira, elvaira tetap mencintai Galang entah mengapa yang jelas hanya Galang!

"Semangat vaira, Lo harus bisa" elvaira memberi semangat pada diri sendiri dan mulai berjalan kekelas Galang

RUMPANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang