Chapter 35 - Kecelakaan

1.7K 137 2
                                    

[Chapter Sebelumya]

Aamon menyipitkan matanya, ekspresinya sedikit kacau setelah mendengar penjelasan dari Zilong. Ia pun segera menstabilkan emosinya lalu menatap Xavier dengan tatapan yang dalam, "Detailnya?".

Xavier menatap balik mata Aamon, ekspresinya tenang. Tidak memiliki satupun jejak ataupun gejolak gelombang emosi di wajahnya. Membawa kesan dingin dan tidak peduli dengan apapun disekitarnya.

"Korban mati di tempat. Kepalanya hancur, lengan dan lutut bagian kirinya lepas. Jalan di sekitar sekolah bukan jalan tol, tapi itu masih termasuk jalan bebas hambatan. Korban ditabrak lari oleh mobil warna hitam dengan kecepatan sekitar 130 km/jam"

"Hah?!"

(・-・;)ゞ

"Kenapa?"

"Nggak mungkin, nggak mungkin. Di jalur bebas hambatan laju berkendara kendaraan dibatasi paling tinggi 100 km/jam. Kalau 130 km/jam sih udah nggak mungkin lagi disebut kecelakaan "yang tidak disengaja". Setidaknya orang normal bawa kendaraan itu santai, minimal sekitar 20-40 km/jam. Paling-paling kalau lagi ngejar waktu setidaknya 40-70 km/jam."

Aamon setuju dengan spekulasi Claude.

Natan juga menambahkan, "Kalau bener 130 km/jam..."

Natan memejamkan mata lalu menghela nafas, setelah itu ia melanjutkan, "Itu cuman ada dua kemungkinan. Yaitu satu, rem blong dan pemilik kendaraan nggak tau tentang itu. Kemungkinan kedua.."

Granger memejamkan mata lalu meneruskan apa yang akan dikatakan Natan.

"Kemungkinan kedua, disengaja."

Yin melirik Granger dengan ekspresi gelap lalu berkata dengan pelan, "Sekilas gue ngeliat sesuatu di dalam mobil mereka. Yang nyetir keknya sekitar umur 22 tahun. Dan di samping kursi pengemudi ada pemuda yang seusia sama kita. Dibelakangnya juga keknya ada dua orang. Tapi gua nggak bisa ngeliat karna warna baju mereka nyatu sama kaca mobil hitam nya."

”Mayatnya...”

Semua orang menoleh ke sumber suara. Zilong hanya diam sambil menunggu apa yang akan dikatakan oleh Ling selanjutnya.

”Mayatnya ke lempar sampai kena kaca spion mobil kita... Ekspresi mayatnya..”

Ekspresi wajah Ling tetap dingin seperti biasa, namun tubuh nya bergetar dan telapak tangannya penuh dengan keringat dingin.

Zilong mempererat pelukan sambil mengelus punggung Ling untuk mencoba menenangkannya.

"Bocah seusia adek gue? Bukan adek kandung sih sebenernya. Tapi..."

Alucard mengerutkan keningnya lalu segera membuka ponselnya.

Jari-jari tangannya dengan cepat mengetikkan nama yang akan ia panggil.

"Kak? Kenapa?"

"Harith sekarang lagi dimana?"

"Mm... Dirumah? Emang kenapa kak?"

"Setelah ini kakak bakal jemput kamu. Kamu siap-siap ya"

"Eh? Ngapain?"

"Ada deh. Ada yang ingin kakak tanyain ke kamu"

"Oke"

Alucard menghela nafas lega. Ia segera mengambil kunci mobil lalu berjalan keluar menuju halaman depan.

"Ikut?"

Granger menoleh ke sumber suara. Ia menoleh ke arah Yin dan Ling untuk sesaat lalu menoleh ke arah Gusion dan Claude.

Granger pun memutuskan untuk pergi menjemput Harith bersama Alucard.

Setelah beberapa saat melihat Alucard dan Granger meninggalkan gerbang villa, Xavier kembali menatap orang disampingnya.

"Yin?"

Suara Xavier terdengar lembut namun juga membawa kesan dingin yang tak dapat dijelaskan.

"..."

Tak mendengar jawaban dari suara yang diinginkan, Xavier sedikit mengernyitkan keningnya.

Xavier melirik kearah Aamon dan Zilong. Setelah mendapat anggukan dari mereka berdua, Xavier membawa Yin kedalam kamar mereka.

Sesampainya di kamar, Yin langsung jatuh terduduk lemas di kasur.

"Pas kepalanya dilindas ban mobil... Kepalanya... Matanya..."

Xavier yang masih berada di belakang pintu yang tertutup hanya menatap Yin dengan tatapan sayu.

Ia hanya diam.

Diam mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh Yin.

"Dia... Xavier..."

Yin menoleh lalu menatap Xavier dengan mata kosong.

Setelah mendapat tatapan seperti itu, Xavier segera berlari.

Ia langsung duduk disebelah Yin lalu memeluknya dengan erat. Xavier mendekap kepala Yin sambil sesekali mengelus punggungnya.

"Xavier... Hidup seseorang itu emang kek gitu kah?"

"Mmn"

"Dia mati. Padahal cuma sekali tabrak. Nggak adil banget kan?"

"Uhm..."

"Xavier? Kalau seandainya korbannya itu gu—"

Sebelum Yin melanjutkan kalimatnya, Xavier mencium bibir tipis milik remaja bersurai cokelat yang berada di dekapannya.

Cup.

Setelah mendapat ciuman dari bibir dan satu kecupan di kening, Yin terdiam. Ia menundukkan kepalanya.

Melihat Yin seperti ini hati Xavier sedikit gusar.

Xavier menghela nafas lalu memeluk Yin dengan lembut sambil mengelus pipinya.

"Yin. Lo tau kan kalau hidup seseorang itu dah ada yang ngatur?"

"Uhmm", ucap Yin sambil mengangguk dalam pelukan Xavier.

"Lo nggak usah bandingin diri mereka, lo nggak usah merasa 'seharusnya', lo nggak boleh gampang patah semangat gara-gara cuma ngeliat hal itu."

"Cuma? Maksud lo 'cuma' itu kek gimana? Menurut lu hidup mereka tuh emang 'cuma' se gampang itu kah dimata lo? Mau hidup atau mati, lo juga nggak bakal peduli kan?!"

"Yin?"

Kamar tidur kembali sunyi ketika Xavier menghentikan suaranya. Ia melirik pemuda di pelukannya lalu menghela nafas.

"Jangan sampe hal kek gitu bisa ngerubah sikap, isi hati, dan sifat asli yang udah tertanam di dalam diri lo."

Yin menghela nafas lalu ia mendongak untuk menatap mata biru safir yang sangat jernih dan terang milik Xavier.

Xavier sedikit menunduk untuk menatap balik pria di dekapannya. Perlahan, bibir Xavier menunjukkan senyuman.

Senyuman tersebut tidak terduga oleh Yin. Akibatnya, mata Yin langsung beralih dari mata Xavier menuju bibir Xavier yang mulai menunjukkan lengkungan kecil.

Melihat fokus Yin teralihkan oleh sesuatu yang lain, Xavier mulai menunjukkan seringainya.

Tangan Xavier terangkat dan mulai membelai pipi Yin dengan lembut.

"Lo nggak bakal bisa disentuh sama yang lain."

"Eh?"

"Hukuman ya hukuman. Selain 'tuan' pemberi hukuman, orang lain nggak boleh nyentuh 'sesuatu' yang bukan milik mereka, kan?"

"Xav...?"

( ╹▽╹ )

Sorry ya karena slow update.
Author makin sibuk soalnya.
Sibuk jadi MC di kehidupan nyata🤣

Wkwkwk, ini lagi nyempetin update. Moga kalian nggak bosen ya sama author hentong belok yang satu ini(~ ̄³ ̄)~

WEIRD FEELING [MLBB: SHIP BxB] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang