[Chapter Sebelumnya]
Yin tiba-tiba berteriak dan mengguncang tubuh Xavier, "Lo bilang lo bakal cerita semuanya ke gua! Lo harus bangun bangsat, lo harus bangun!"
Natan dan Granger secara reflek langsung menarik Yin agar ia tidak mengganggu Estes yang sedang mengobati dan membalut luka Xavier yang terbuka.
Suara Yin serak, matanya mulai berkaca-kaca.
Pada dasarnya Yin sedang sakit, suhu tubuhnya sudah naik semenjak sehari sebelumnya.
Sekarang dikarenakan syok melihat keadaan Xavier yang malah memburuk membuat Yin menjadi semakin panik.
Yin menangis, "Aaaaahhhhh!! Bangun bangsaatt! Bangun... Uhuk-uhuk, huk, huk! Huuhuhu.... Xavier... Bangun..."
Yin merasa tubuhnya semakin terasa berat untuk digerakkan. Tubuhnya melemas, bahkan ia tak kuat untuk mengangkat tangannya. Kepalanya juga terasa sangat pusing.
"Huhuhu.... Xavier... Hiiks... Sakit... Kepala gue sakit anjir! Lo kenapa nggak bangun? Plislah... Gue mohon bangun ya? Hiks... Hiks..."
(-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩___-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩)
Yin terlalu banyak menangis akhir-akhir ini. Semua itu membuat emosinya tidak stabil dan ia langsung jatuh pingsan setelahnya.
Aamon melihat ekspresi wajah Xavier, ada kerutan diantara sepasang alisnya. Dia ngerasain sakit pas koma? Emang bisa? Pikir Aamon, ia merasa kebingungan.
Natan dan Granger langsung membaringkan Yin disebelah Xavier.
"Belum juga yang satu sembuh, nambah lagi satu masalah."
Natan reflek menjitak kepala Granger, "Hus, jangan gitu."
Setelah Estes selesai menghentikan pendarahan dari luka Xavier yang tiba-tiba terbuka, Estes langsing membalut dan mengobati luka bekas jahitan itu.
Seuntai kasa berdarah terkumpul didalam sebuah wadah. Terlihat darah segar yang menempel di kasa tersebut.
Aamon mengamati mimik wajah Xavier, ia berani menghela napas setelah melihat kerutan di kening Xavier menghilang. Kini Xavier terlihat seperti orang yang sedang tidur, namun dahinya berkeringat.
"Gimana keadaannya?"
Estes meletakkan earpieces ke telinganya lalu menempelkan bell dan diaphragm untuk memeriksa detak jantung Yin.
//Earpieces, bell, diaphragm itu bagian-bagian stetoskop ya. Nih contoh gambarnya⬇️
Setelah selesai mengecek kondisi Yin, Estes melepas earpieces dari telinganya lalu mengalungkan stetoskop di lehernya.
Estes menghela napas, "Syukurlah dia cuma kena demam. Demam nya nggak parah, dia kecapekan secara fisik dan batin. Selain ngasih obat, tolong kalian sebagai temennya selalu support dia ya. Tolong awasi teman kalian juga, takutnya di tengah emosinya yang nggak stabil kek gini dia malah ngelakuin sesuatu yang enggak-enggak."
KAMU SEDANG MEMBACA
WEIRD FEELING [MLBB: SHIP BxB] (END)
FanficKisah dimulai ketika para murid yang baru saja masuk sekolah malah mendapat hukuman dari para seniornya. ╬ SHIP UTAMA DI CERITA INI╬ Alucard x Granger Zilong x Ling Claude x Gusion Aamon x Natan Xavier x Yin /Ship sampingan/ Leomord x Estes Harith...